iku
Izinkan akubermunajat disini
Diantara sudut-sudut
Bait-bait puisi ini……
Rangkaian do’aku tak serumit kalkulus imajiner
Aku berdo’a semoga,
Dunia ini akan aman, tentram…………
Dan sejahtera selamanya……………………..
Hingga waktu enggan ‘tuk berhenti
satu, tiga, lima
dua, empat, delapan
dua kubu yang berperang
dalam hati, dalam dunia
selama nol tak terbangun,,,,,,,,,,,,,,
menanti……………..
satu, tiga, lima
dua, empat, delapan
berontak dalam duka
tenggelam dalam samudera
hancur dilalap karang………..
satu, tiga, lima
dua, empat, delapan
umpama garam dalam durian…….
Ibarat hidup dan kehidupan
hiduplah berdampingan
jangan-jangan berperang
Menyeka air mata mengganti derita
Menabur bahagia, menyemai gembira
Bersenandung suka, mengobat luka, melipur lara
Tertawa, hidup tenang bersama
Mari syukuri hidup dari Nya
Sebab nafas, denyut nadi masih dianugerahkannya
Dia lah ALLAH, Sang Maha Kuasa, Sang Penguasa alam semesta
Hilangkan prasangka, musnahkan dendam
Satukan kekuatan bangun bersama
.....................diruang semu,
........................................................disudut hati
........''''''''%%^******yang sesak, yang gundah..........
kucoba menyembunyikan bayang-bayang
mengendapkan luka pada lara
menyucikan embun pada sutera
merangkai cerita dalam air mata
karena nada tak lagi berarti
sebab syair tak tulus lagi
menemani sang mata pena
saat hidup akan berakhir,………………. disini!