UMAT MESTI LEBIH PEDULI AL AQSHA kispa.org - JAKARTA -- Ketua Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina (Kispa), Ferry Nur, mendesak umat Islam untuk peduli terhadap nasib Masjid Al-Aqsha. Ia mengatakan, Israel selama ini melakukan penggalian di bawah lokasi masjid dan akan membahayakan masjid itu.
Berdasarkan laporan yang dilansir Al-Aqsa Foundation for Endowment and Heritage pada 9 Februari 2010 lalu, terungkap bahwa tembok di bagian utara Al-Aqsha retak akibat penggalian yang dilakukan Israel. Panjang retakan itu mencapai tujuh meter.
''Umat Islam mestinya lebih peduli dengan nasib Al-Aqsha. Apalagi, masjid ini merupakan kiblat pertama umat Islam dan bagian dalam peristiwa Isra Miraj yang dilakukan oleh Rasulullah,'' kata Ferry di Jakarta, Jumat (12/2).
Sebenarnya, ungkap Ferry, selama ini umat Islam dan masyarakat dunia telah mendesak Israel untuk menghentikan penggalian. Namun, mereka mengabaikan seruan itu. Sebab, mereka beralasan, penggalian dilakukan untuk kepentingan arkeologi dan sejarah mereka.
Ferry mengatakan, bila penggalian ini terus dilakukan, kondisi Al-Aqsha akan semakin rentan. Ia mengungkapkan, tembok masjid tersebut kini telah banyak yang retak. ''Lantai masjid pun ada yang sudah amblas akibat penggalian itu,'' ujarnya.
Dengan kondisi yang seperti itu, jelas Ferry, bisa jadi suatu saat Al-Aqsha runtuh, terutama bila terjadi guncangan gempa. Jika masjid runtuh akibat peristiwa alam ini, ungkap dia, tentu Israel tak mau disalahkan. Mereka pasti menyalahkan gempa yang terjadi.
Oleh karena itu, Ferry meminta umat Islam untuk memberikan perhatian lebih pada nasib Al-Aqsha. Menurut dia, ada sebagian umat Islam yang telah mengetahui kondisi memprihatinkan Al-Aqsha ini dan merasa khawatir dengan keberlangsungan masjid tersebut.
Mereka berupaya untuk mengingatkan orang-orang di sekitarnya agar memiliki kepedulian atas nasib masjid itu. Ada pula, kata Ferry, Muslim yang tak mengetahui kondisi itu dan memang tak peduli dengan hal tersebut. ''Hal ini mestinya tak boleh terjadi,'' katanya.
Ferry berharap, Muslim yang memiliki kesadaran akan nasib Al-Aqsha mampu mengingatkan kembali Muslim lainnya. Dengan demikian, kian banyak Muslim yang peduli terhadap Al-Aqsa. Jangan sampai umat Islam tak tahu nasib masjid ini.
Lalu, tiba-tiba mengetahui masjid ini telah runtuh. Kondisi semacam itu, ungkap Ferry, tentu sangat disesalkan. Ia pun menyesalkan para pemimpin dunia Islam yang kurang perhatian atas masalah. Mereka tak mampu menyuarakan kepeduliannya terhadap Al-Aqsha.
Menurut Ferry, mereka juga seakan tak berdaya untuk menghentikan Israel agar menyudahi penggaliannya. ''Para pemimpin Islam sekarang ini sudah dilanda perasaan "wahn". Mereka mencintai dunia dan takut mati,'' ungkapnya.
Ferry mengatakan, Kispa kini terus berupaya memberikan penyadaran kepada masyarakat mengenai kondisi Al-Aqsha ini. Menurut dia, sangat penting bagi Kispa agar umat Islam memiliki kepedulian yang tinggi terhadap masjid itu.
Secara terpisah, Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Ismail Yusanto, mengatakan, jika penggalian itu masih tetap berjalan, Al-Aqsha kemungkinan akan runtuh. Ia mendesak umat Islam harus bersatu menghentikan hal tersebut.
Mestinya, ujar Ismail, negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI) bersatu menghentikan langkah Israel melakukan penggalian yang bisa meruntuhkan Al-Aqsha. Menurut dia, salah satunya bisa dilakukan dengan mengirimkan pasukan ke Palestina.
Sebenarnya, kata Ismail, umat Islam di dunia sudah cukup peduli dengan kondisi di Palestina. Namun, mereka tidak mempunyai kekuatan apa-apa, selain hanya mengungkapkan rasa simpatinya. Di sisi lain, negara Muslim saat ini tak bersatu.
Menurut Ismail, mereka hanya memikirkan kepentingannya sendiri. Jalan damai, jelas dia, sepertinya sudah sulit dilakukan. Sebab, Israel memiliki karakter yang tak mengerti arti perdamaian dan harmonisme dengan pihak lain. (RoL/fn)