17 Mei 2014. Sabtu. Malam Minggu Di Jatinangor
Bagian pertama
Hari ini hari
Sabtu. Kemarin hari Jumat aku dan kawan-kawan sejurusanku angkatan 2011 ujian
Teknik Akustik. Kalau kamu pikir Teknik Akustik itu adalah mata kuliah seni
tentu kamu tidak benar. Karena kata awalnya saja sudah teknik. Di teknik, kamu
akan disuruh menghitung agar sesuai dengan teori yang sudah dipelajari dan
belum tentu diajarkan. Jika kau iseng menggunakan kreativitas dan ingin berbeda
dengan orang lain, tentu kamu akan mendapat nilai yang buruk dari dosen yang
bagus. Aku bilang dosen Teknik Akustik-ku adalah dosen yang bagus karena beliau
sudah lulus S3 di luar negeri. Beliau sudah banyak menyelesaikan masalah per-akustik-an
di Indonesia.
Aku sebut saja
software Inasyst yang sudah ia buat untuk merunut bising dan penanggulangannya.
Kemudian masalah akustik di gedung gereja Bogor dan masih banyak yang lainnya.
Jika kamu mau nomor hapenya hubungi saja aku. Nanti bisa aku mintakan ke
beliau.
Begini : Akustik
yang kupelajar itu agak berbeda dengan akustik yang sebelumnya aku pahami.
Akustik itu bagiku awalnya adalah musik. Musik yang bisa membuat perasaan
kemana-mana. Kesana- kesini, kemara-kemari.
Nah aku
jelaskan musik dulu ya ! Salah seorang musikus mengatakan bahwa keajaiban musik
adalah bila dia menimpa atau memukul mu
kau tidak akan merasakan sakit sama sekali -Bob Marley-. Kalau kataku, dari
pemahaman seorang musisi tidak terkenal, musik bagiku adalah irama yang
mengikat emosiku. Irama yang dengannya aku terikat dan terkait juga. Seperti
magnet ikatannya tidak kelihatan karena pakai medan magnet.
Untuk magnet
dan medan ini aku jadi ingat mata kuliah Medan Elektromagnetik dan Fisika
Material. Disitu banyak sekali dibahas benda yang ditemukan Magnus disekitar
asia kecil ini. Konon, saat dia tengah mengembala domba di tepi desa, Magnus yang
sedang memakai tongkat menemukan tongkatnya menempel pada sebuah batu. Akhirnya
namanya diabadikan menjadi nama magnet. Dengan sedikit revisi tentunya. Wah
sudah jauh ngelantur ya? Rapopo namanya juga curhat. Magnus yang ini bukan
Magnus Carlsen ya. Kalau yang itu chess prodigy.
Logic will take you from A to B but
imagination take you everywhere-Albert Einstein-. Nah lagi yaa. Mungkin
dari sinilah aku bisa menerima perbedaan. Misalnya seorang temanku menyukai
musik elektronik seperti dari yang terkenal sekarang itu Daft Punk. Aku tidak
suka. Aku sukanya Led Zeppelin, Beatles, Bee Gees, Bob Dylan. Nggakpapa karena
menurutku lirik dan irama yang bersangkutan dapat mengikat emosiku. Aku bisa
bercinta dengan ketukan-ketukan, distorsi dan lirik-lirik mereka. Mari hargai
perbedaan. Temanku yang suka Daft Punk tadi mungkin terikat perasaannya pada
musik Daft Punk. Aku tidak tau bagaimana musiknya. Tapi pasti ada sesuatu yang
membuatnya bisa terikat.
Baiklah,
kembali kepada akustik yang kumaksud. Awalnya dulu, sebelum masuk jurusan
Teknik Fisika ini aku mengira bahwa akustik adalah musik yang dibawakan tanpa
ketukan drum dan tanpa efek distorsi dari gitar listrik dan tanpa tempo cepat juga dengan scale nada yang
lembut serta mellow(panjang juga). Ternyata tidak, akustik yang kupelajari itu
tentang persamaan-persamaan fisis dari gelombang bunyi. Dari persamaan
gelombang sampai dengan konservasi energi dan juga persamaan Navier-Stokes.
Kemudian inverse square law,
pengendalian bising, bilangan Fresnel, perancangan barrier. Inilah materi yang diujikan di kelas kemarin. Mudah-mudahan
nilaiku bagus ya. Amin.
Setelah
selesai ujian, aku langsung pulang ke rumah. Kau tau tidak? Malam ini malam
minggu tapi aku belum punya pacar. Jadi tidak akan ada agenda mengapel dan
merayu dan lain-lain. Mungkin nanti malam aku akan main keyboard atau main
gitar si Ramos saja sambil galau-galau merindukan kekasihku yang belum muncul
juga tanda-tanda kemunculannya.
Hari ini aku
tidak masak martabak mie lagi. Aku masak telur dadar. Bahasa inggrisnya omelette. Kalau tidak percaya cek gugel saja. Aku belum soalnya.
Aku masak dua
buah telur ayam yang ku beli dari warung Pak Lembut. Nanti di lain waktu akan
kuceritakan padamu siapa itu Pak Lembut. Tapi kalau telur ayam kamu pasti sudah
tahu. Kecuali kau belum tahu.
Setelah masak
aku makan sore sambil memutar film Oldboy yang direkomendasikan oleh temanku yang
namanya Nikita. Katanya ini film bagus karena ada twist-nya. Aku tertarik dengan film yang twist-twist-an karena akan memberikan kesan yang menarik dan
memberikan pesan yang tersirat bahwa kita tidak boleh sok tahu dalam hidup
sebelum sampai pada akhir.
Jadi film
twist ini endingnya akan berbeda dengan asumsi kita. Film ini juga akan memberikan
kejutan. Twist itu kalau aku tidak salah artinya adalah pelintir. Siap-siaplah
untuk akhir cerita yang dipelintir. Pikiranmu pun bisa dipelintir. Lain kali ya
aku akan ceritakan apa itu film OldBoy. Kalau aku mood. Aku tidak janji ya
karena yang suka janji itu adalah Calon Anggota Legislatif, aku bukan mereka.
Setelah setengah film, dan nasiku
habis. Aku tidak nonton lagi. Kuputuskan untuk stop. Kenapa?
Mau tau alasannya?
Kalau tidak juga tidak apa-apa. Aku akan tetap memberi tahu alasannya. Karena
aku ingin menebak ending-nya akan
seperti apa dan siapa tokoh utama itu sebenarnya. Ini adalah salah satu
kesukaanku menebak ending film twist ending. Biasanya akan kubuat 3
sampai 5 kemungkinan ending versi-ku.
Namun selama ini, selama aku menonton film twist
ending, aku belum pernah berhasil dari film Inception, The Prestige,
Memento, The Illusionist, The Ideal Suspect, A Beautiful Mind, Shutter Island
sampai dengan Identity. Semuanya aku salah dengan artian aku harus belajar lagi
supaya tidak sombong. Kalau sudah pandai juga tidak boleh sombong.
Baiklah hari
sudah sore, aku mau olahraga tapi baru makan. Jadi kuurungkan niat ini. Olahraganya
lewat jari saja. Hahaha
Kuambil stik
kubuka PES 2013. Kupilih klub Borrusia Dortmund. Kulawan klub yang secara
rating di PES lebih rendah yaitu Schalke. Kumainkan game selama 2 babak 2 x 45
menit. Waktu sebenarnya adalah 10 menit dan aku kalah. 4-0. Aku kecewa. Kuganti
klubku. Kupakai Real Madrid yang notabene tim terkuat di game PES secara angka.Dan
kulawan Schalke kembali. Kuturunkan tingkat kesulitan bermain dari superstar
menjadi beginner. Akhirnya aku mememenangi pertandingan dengan susah payah. Skor
2-1 untuk kemenangan Real Madridku.
Waah aku
akhirnya sudah berhasil menipu diri sendiri, yang penting senang dan tidak ada
yang sakit hati pikirku dalam hati. Permainan kuakhiri aku selesai dan ku-close PES dan mau tidur.
Tapi tidak
jadi tidur aku ngenet saja. Aku buka-buka facebook,
twitter, kompas, detik. Isinya
itu-itu saja. Kalau di media sosial banyak yang ngeluh, curhat, puja jokowi,
kalau di media berita : berita artis, berita capres. O, iya di media sosial
juga banyak yang saling menjelek-jelekkan satu sama lain, banyak yang saling
klaim kebenaran hanya miliknya seorang banyak juga yang pamer kemesraan, pamer
kalau sudah naik gunung ini itu, selfie dekat binatang buas, pamer aurat juga
ada dan lain lain. Ada yang memosting foto dengan pacar baru, ada juga yang
memosting aneh-aneh konspirasi, yang belum ada orang yang memosting
kekurangannya, aibnya. Kenapa ya? Ah aku tahu alasannya. Takut dibilang bohong
pasti. Karena dia menganggap dirinya orang baik-baik. Ohohoho.
Malam sudah
tiba dan nyamuk pun bergembira. Seorang teman lama yang alhamdulillah masih
teman sampai sekarang (mudah-mudahan bisa sampai selamanya). Karena begini kata
Rendra dalam sajaknya : musuh adalah orang yang jahat selamanya sementara teman
hanya bisa baik sementara. Aku tidak tahu ini benar atau tidak.
Temanku ini
namanya Zaki. Dia mahasiswa aktif di kampus. Jurusannya itu Teknik Penerbangan.
Jangan bayangkan kalau tiap hari dia itu bikin layangan ya. Kerjaannya itu
kuliah, mengerjakan tugas, praktikum, rapat organisasi, sosialisasi, mengkaji
kebijakan pemerintah, advokasi dan seabreg
lainnya, yang hanya bisa kau temui saat kau masih mahasiswa, spesialnya
mahasiswa S1.
Dia mengatakan
padaku dan Didit. Teman satu lagi bahwa Rian sedang di Jatinangor. Mengingat Jatinangor,
aku sudah pernah kesana bulan puasa kemarin. Waktu itu bersama Hasbi dan Didit untuk
buka puasa bareng dengan Elka, Nini dan Cia di kosan Cia. Selain itu aku juga
jadi ingat dengan lagu ini : Sudah jangan
ke jatinangor dari the panasdalam bank. Sudah jangan ke jatinangor dia
sudah ada yang punya, lebih baik duduk disini, temani aa bernyanyi disini.
Rian mahasiswa
yang aktif di organisasi keislaman di fakultas kedokteran gigi USU, Universitas
Sumatera Utara.
Katanya dia
itu ada musyawarah nasional di Unpad jatinagor. Jadilah kami berencana untuk
bertemu teman lama. Reunian. Masalahnya adalah kami kekurangan alat
transportasi. Aku pinjam motor Pajri, mahasiswa arsitektur yang sudah pernah
kuceritakan sebelumnnya. Sekitar jam 8 malam kami berangkat kesana. Aku sudah
mengantuk jadi aku pending dulu nulisnya lain kali ku sambung lagi salam
alaikum.
Bagian kedua
Baiklah kawan aku akan sambung
lagi. Terakhir sudah sampai mana? Oh ya sudah di Jatinangor kah aku?
Belum aku
masuh di kontrakan. Celanaku kotor semua. Aku bilang bahwa aku akan pakai
sarung saja ke Jatinangor. Tapi kawan-kawanku tidak setuju katanya dingin(mereka
memang teman yang baik). Padahal kan asik berangin-angin. Kemudian tidak lama,
Imam dan Reski sudah balik dari kampus sebelumnya mereka yang menjemput motor Pajik
karena mereka mau kusuruh. Aku hanya meminjamnya saja lewat pesan singkat. Yang
bawa pun nanti Didit aku hanya duduk manis di belakang sambil melihat lihat
kanan kiri depan belakang. Kalau-kalau ada cewek cantik lewat atau polisi
lewat.
Kemudian
kuputuskan untuk memakai celana saja(maksudnya tidak pakai sarung, tentu pakai
baju juga). Merk-nya cardinal, warna hitam dan ada sedikit sobek pada bagian
selangkangannya. Bukan resleting ya ini memang jahitannya sobek. Tidak masalah
nanti juga aku duduk gak bakalan ngangkang-ngangkan amat juga. Ya kalaupun nanti
ada yang melihat. Anggap saja itu sudah menjadi rejeki dia. Aku yakin dia tidak
akan bilang-bilang ke orang lain saat aku di TKP. Paling dia akan cerita kalau
sudah tidak ada aku. Bagiku tidak masalah. Aku memakai jersey kw-thailand klub
Barcelona musim lalu. Tapi tulisan qatar
foundation-nya sudah kucopot karena musim ini tulisannya jadi qatar airways.
Fyi malam ini
jam 11 adalah kick-off antara
Barcelona vs Atletico Madrid. Pertandingan ini dilaksankan di Camp Nou di
markas Barcelona. Ini adalah pertandingan terakhir di minggu terakhir liga
spanyol. Perebutan juara. Beruntung Atletico Madrid hanya butuh hasil seri
untuk jadi juara. Tetapi Barcelona harus menang untuk menjadi juara. Ini dari
hasil kalkulasi poin ya. Kalau kau mau lebih tahu buka situs bola saja. Panjang
kalau dijelaskan disini.
Kemudian
berangkatlah kami ke Jatinangor. Aku dibonceng Didit, Imam dibonceng Reski dan
Siska dibonceng Zaki. Brumm.. Jatinangor kami kaming.
Tidak berapa
lama kami pun sampai di lampu merah. Semua kendaraan berhenti. Tidak ada yang
tidak patuh. Baguslah kalau semua orang taat pikirku. Kemudian lampu hijau
menyala. Ini seperti orang balapan semua pada tancap gas.
Di depan
gasibu amat ramai kendaraan. “Banyak sekali orang yang mau ke jatinangor ya?” kataku
pada didit. “Iya sepertinya mereka juga kangen sama Rian”. HAHAHAHA orang gila di dekat trotoar tertawa.
Sekitar sejam
lebih beberapa menit kami sampai di Nangor. Tentu setelah melewati jalan-jalan Bandung
Timur yang sangat berbeda dengan Bandung tempatku kos. Mungkin butuh waktu
supaya keadilan merambat kesini kataku dalam jiwa.
Kami berhenti
di chekpoint di alfamart . kemudian
lagi setelah rombongan berkumpul. Dino datang menyapa. “Hai. Sudah lama?”. “Baru
saja sampai” kata Didit. Dia masih seperti dulu makanya aku mengenalinya. Keningnya
itu juga seperti dulu masih luas. Seluas telapak tangan kanannya ditampah jari
kelingkingku dan telunjuk Reski. Aku pernah hendak mengukurnya dengan kertas
mili meter blok saat SMA, tapi dia tidak setuju. Aku tidak tahu kenapa. Setelah
itu aku tidak pernah lagi minta untuk menghitung luas keningnya padahal aku
baru saja diajarkan integral dengan jumlah riemann. Padahal menurutku apalah
arti ilmu yang dipelajari tapi tidak diamalkan?
Kamipun
akhirnya berkumpul di seberang AKB21 sebuah restoran atau cafe di sebelah
alfamart. Rupanya sudah banyak yang berkumpul disana, ada ilham,fikri,ozi,si
apak, nini, cia dan dina.
Aku langsung
bersalaman tapi tidak berpelukan. O iya waktu itu sekitar jam 9 malam. Udara
dingin karena itu aku memakai jaket warna hitam. Celana hitam.
Ternyata rian
masih belum selesai musyawarah-nya. Dia masih di dalam fakultas. Kami rela
menunggu, menunggu sesuatu yang pasti tentunya. Dari isu yang beredar Rian akan
mentraktir. Jadi kami harus sabar menunggu. Demi reuni, kami harus sabar
menunggu demi traktiran kami harus sabar. Sekali lagi sabar. Tidak berapa lama
datang sms dari Rian dia minta dijemput ke dalam kampus Unpad. Katanya dia
sudah selesai. Dino dan Fikri segera beranjak. O iya aku lupa ada Rahmat Surya
Edi Si Legend asrama juga disana. Dia muncul belakangan.
Rian sudah
senyum –senyum. Dino dan fikri berhasil menjemputnya. Kami berpelukan setelah
bersalaman. Jauh jauh dia dari Medan hanya untuk bertemu kami. Tentu setelah
selesai musyawarah nasional se-fakultas kedokteran gigi se-Indonesia.
Karena sudah
mulai lapar. Didit yang menjadi andalan untuk membujuk rian supaya mentraktir
segera kami kasih kode. Ya. Kami mengerti.
Akhirnya
diputuskan oleh Dino. Kami akan makan di sebuah cafe yang aku pun sudah lupa
namanya. Semua orang berjalan kesana kecuali beberapa orang yang membawa motor
dia tentu membawa motornya.
Tiba disana
beberapa meja dikawinkan. Kursi didekatkan. Ada sekitar sepuluh orang yang akan
makan dan minum. Daftar menu pun dibagikan beserta secarik kertas pesanan dan
juga sebatang pulpen. Namun kejelasan traktiran belum ada. Aku yang tidak
membawa uang sepeser pun kemudian memberi isyarat Didit supaya bisa membeking bila saja nanti Rian tidak
jadi mentraktrir. “Ok” katanya mengacungkan jari jempol.
Aku pesan jus alpukat dan nasi goreng modern.
Fyi lagi, aku belum makan sejak tadi siang. Jam sepuluh pesanan sudah hadir. Kami
sempat bercanda apa itu arti nasi goreng modern, kalau ada nasi goreng modern
berarti ada nasi goreng tradisional. Mungkin kalau nasi goreng tradisional
dimasak dengan menggunakan tungku. Sedangkan nasi goreng modern dengan kompor
gas atau bahkan oven. Tidak lucu ? Nggakpapa
aku memang takut ditertawakan orang lain.
Mengapa aku
memesan makanan itu? Aku berprasangka positif saja kalau kami akan di traktir.
Karena pengalaman teman-temanku dan aku sebelum ini banyak yang menyesal tidak
memesan makanan karena tidak tau akan ditraktir. Namun setelah selesai. Mereka
baru tahu kalau sedang ditraktir. Jadi menyesal deh tidak memesan makanan
banyak.
Ibaratnya
begini kau tidak tau apa yang akan terjadi besok. Jadi karena ketakutanmu akan
salah kau tidak berbuat apa-apa. Setelah esok kau baru menyesal. Haha aku
terlalu memaksakan.
Hari sudah
menunjukkan pukul 11 kurang setengah jam. Setengah jam lagi kick-off barca vs atletico. Karena sudah
malam kami tidak berani pulang ke Bandung karena takut disapa geng motor. Jadi
kami putuskan untuk menginap saja di kosan Ilham Wahidul. Setelah membayar
alias dibayarkan oleh Rian. Kali ini ada juga yang menyesal karena hanya
memesan minum.
Ditraktir
Aku tidak.
Kalaupun kau bilang harus.
Aku tetap tidak
Kami semua pulang ke tempat
masing-masing. Aku, Didit, Reski, Zaki, Imam, Dino pulang ke kosan Ilham dan Fikri.
Mereka satu kosan. Oke. Brum.
Sebelum itu kami
antarkan dulu Cia kemudian Nini dan Dina. Dina itu kuliah di Fakultas Ilmu Keperawatan
UI. Dia lagi main-main ke nangor. Cia di Fakultas Psikologi Unpad sama dengan Nini.
O iya aku hampir saja lupa. Siska
dan Si Apak sudah pulang ke Buah Batu. Karena mereka kuliah di Telkom dan kos
di Buah Batu. Kalau Rahmat itu Teknik Geofisika. Ilham itu di Geologi Unpad
sama dengan Fikri dan Dino.
Tidak sampai
sepuluh jam, kami sampai di kosan Ilham dan Fikri namanya Pondok Bungsu.
Kick-off sudah 2 menit. Kami segera
membuka jaket. Maksudnya aku saja yang buka karena yang lain sudah buka dari
tadi. Aku menunjukkan seragam kw kebanggaanku jersey home biru merah barca. Ada
tiga pendukung barca malam ini Aku Rahmat dan Imam. Sementara yang lain ada di
kursi stadion Camp Nou dan didepan layar tv di seluruh dunia.
Setelah lama
bermain bola. Hasil imbang tidak dapat di hindari. Gol dari alexis sanchez dan
diego godin. Atletico juara. Kemudian kami menonton piala fa arsenal vs hull
city. Arsenal menang dengan perpanjangan waktu setelah ketinggalan duluan 0-2
namun mereka beruntung bisa memabalas 3-2 setelah babak ekstra time. Kemudian
kami menyaksikan pertandingan muenchen vs dortmund, skor 2-0 untuk kemenangan
muncen.ini terjadi pada menit 2 terakhir babak kedua ekstra time , ini
kejuaraan DFB Pokal. Ternyata dua klub yang kujagokan kalah keduanya. Barca dan
dortmund. Tapi tak apalah untuk mengobati diri. KALAH MENANG DUNIAWI.
Setelah
selesai menonton semua pada mau tidur. Sementara aku belum ngantuk. Sudah jam 4
pagi. Lampu kamar dimatikan. Tidak lama azan subuh berkumandang. Karena penuh,
ada Dino Rahmat Ilham Zaki Imam Rezki dan Didit yang sudah bergolek aku tidak
kebagian tempat. Aku memutuskan untuk ke mesjid saja. Sekalian sholat shubuh
berjamaah. Hehehe.
Setelah solat
subuh aku berjalan-jalan subuh di jatinangor. Udaranya segar sekali. Dingin dan
sejuk. Aku tidak takut sesat karena aku bisa bertanya. Sebelumnya aku juga
sudah pernah tersesat dan bisa kembali. Namun itu bukan di Jatinangor tapi di
Bandung. Sama saja tinggal tanya dan aku kan bawa HP. Ada pulsa ada baterai.
Ada nomor Ilham juga.
Aku
berjalan-jalan ke arah atas. Agak sedikit mendaki. Aku mencari warung kopi yang
sudah buka. Atau yang masih buka. Tahukah kamu? Aku punya uang 12 ribu : 10
ribu kuminta dari didit dan 2 ribu dari uang kembalian Rian yang kuminta dari Ilham.
Jadi ceritanya sesudah ditraktir dapat uang kembalian pula.
Aku melintasi
tulisan brimob, dunkin donut, dan tepat di depan jatos ada sebuah warung kopi
yang buka.. kalau di Jogja warung seperi ini namanya borju. Aku tidak tahu
artinya tapi yang jelas warung borju ini menjual mie rebus dengan segala
varriannya , kopi, bubur dengan segala jenisnya.
Bulan puasa kemarin aku sempat berfoto
dengan kawan- kawan di depan jatos ini.
Kupesan
indomie rebus telor rasa ayam bawang. Kuambil kerupuk palembang dua helai dan
gorengan tempe dua potong. Enak dan lezat itu ternyata murah dan sederhana. Tidak
perlu uang ratusan ribu untuk makan steak atau sushi atau apapun makanan mahal.
Yang penting kenyang dan bersyukur. Itu saja. Jam sudah menunjukkan pukul lima
lebih sepermpat pagi. 5.15
Aku sempat
bercakap-cakap dengan penjual mie. Katanya dia dari Kuningan. Maksudnya asal
daerahnya. Bukan terbuat dari kuningan. Aku juga sempat berpikir begitu. Tapi
bukankah manusia berasal dari tanah dan kembali ke tanah? Jangan sombong.
Setelah
kenyang aku bersyukur masih diberikan nikmat yang banyak sangat banyak. Dan
tidak lupa aku berterima kasih kepada penjual sambil menyodorkan uang. Karena
dia tentu tidak mau hanya menerima ucapan terima kasih. Dia lebih mau diberi
uang daripada terima kasih, karena dia membeli indomie di pasar dengan uang.
Aku kemudian balik ke kosan Ilham
Pondok Bungsu.
Sudah pukul enam
lebih sepuluh saat aku tiba disana. Kulihat Didit duduk diteras kosan. Oiya kosan Ilham ini dua lantai. Ilham
menempati kamar di lantai dua di sebelah paling ujung. Didit sedang asyik
dengan hp-nya mungkin dia tidak sadar kalau aku sudah kembali.
Tidak mungkin
dia sedang melihat gambar-gambar porno. Didit itu orang baik lagipula hape yang sedang di pegangnya itu bukan
hp android-nya tapi hape radionya. Hp yang hanya sanggup sms telpon dan radio
saja.
Dia kemudian
menyadari, ada aku. “Dari mana saja Jay?”
“Biasa dari
masjid” kataku dengan tidak sombong.
Aku kemudian
masuk dan semua orang masih tidur, tapi masih ada lowongan. Satu slot lagi
kosong aku masuk merebahkan diri terlibat di komplotan orang-orang yang tidur.
Kami tidur pagi- pagi. Mungkin rejeki kami akan dipatok ayam. Tidak mengapa
kalau kata Pidi Baiq. Karena toh ayamnya nanti akan kumakan juga.
Jam setengah
tujuh kurang tujuh menit 6.25 aku tertidur. Kuputar Bob Dylan : Mr Tambourine
dan Blowing in the wind untuk menemani tidurku.
Aku terbangun
karena suara Fikri. Dia mengajak kami yang masih tertidur untuk bersepeda pagi. Tentunya kami harus bangun
dulu supaya bisa. Jam setengah delapan 7.30 kami berangkat ke tempat penyewaan
sepeda. Kami jalan kaki kesana. Pesertanya waktu itu kecuali Imam saja. Karena
dia mengantuk berat. Rahmat menyusul karena mau sholat dulu katanya.
Setiba di
tempat rental sepeda. Dina dan Nini sudah menunggu. Namun sepertinya tidak
rejeki kami. Benar-benar sudah dipatok
ayam. Sepeda sudah di-booking
semua tanpa sisa. Padahal kami cuma butuh sekitar delapan sepeda atau mungkih
tujuh pun tidak apa. Akan kupaksa Ilham untuk jalan kaki mengikuti kami karena
dia paling kuat fisiknya kata dirinya sendiri.
Tidak ada sepeda lagi sudah di-booking kataku.
Kemudian Fikri
ke tempat penyewaan yang satunya lagi. Sudah habis juga. Wah ternyata
benar-benar ini ayam. Ayam siapa yang mau naik sepeda?
Kami pun
bermusyawarah kecil. Dan keputusan mufakat kami akan makan lontong. Orang Sunda
bilang lontong padang. Kami sebagai Minang tentu akan bilang lontong, bukan
lontong saja.
Setiba di
tempat lontong aku mengkode Didit lagi (dasar kere). Untuk bersedia kupinjam
dulu duitnya. Dia menangguk. Dia pergi ke ATM BNI bersama reski untuk menarik
uang. Setelah dia kembali kami langsung makan. (Bukan Didit atau Reski ya yang
dimakan tapi lontong padang yang sudah tersaji)
Kami makan
dengan lahap. Jangan lupa bersyukur.
Setelah
selesai makan kami pulang ke Bandung. Asiknya pertemanan lain kali aku mau
mentraktir kalian makan ayam. Kataku dalam hati.
Hari ini aku
sangat bahagia. Bisa tertawa lepas. Bisa ketemu teman. Ah alhamdulillah ya
Allah. Mudah-mudahan hari-hari selanjutnya hidup kami tetap bahagia. Biarlah
ayam juga punya rejekinya sendiri mudah-mudahan dia juga bahagia.
11 comments
Write commentsHumor yang khas, aku pribadi menganggap ini lebih lucu dari tulisan Raditya Dhika.
ReplySalam Kenal!
Makasih udah mau-maunya main kesini. Salam kenal kembali
Replysra... banyak banget bikin tulisannya... mau bikin novel ya...? haha mungkin perlu dicariin penerbit buku yang setuju buat nerbitin karya lu.. (bener)
Replythanks. novel belum sanggup.. kalau sudah sanggup kenapa tidak?
ReplyRacauan sehari-harinya segar juga ya. Konsisten biar keren :p
Replyya, apalagi yang dapat kuperbuat selain yang dapat kulakukan kan Kar?
Replyhalo mas salam kenal, sebelumnya maaf kalau pertanyaan saya mungkin nggak relate ke blog ini, tapi saya sempet baca mas tulis Software Inasyst, saya coba browsing kemana mana tapi tidak ada info sama sekali utk software ini, apakah mas mengetahui software ini atau cara mendapatkannya? terima kasih sebelumnya
ReplySalam kenal juga. Kalau saya tidak salah ingat, software itu dirancang oleh Dosen-dosen Teknik Fisika ITB di Lab Fisika Bangunan, mungkin bisa dikontak ke email jurusan, atau ke Pak Joko Sarwono https://www.itb.ac.id/staff/view/r-sugeng-joko-sarwono-dad. Setahu saya beliau juga aktif di FB. Semoga membantu.
ReplyEh Maaf salah, bukan Pak Joko ternyata, Pak Ardhana, ini linkedin beliau https://www.linkedin.com/in/ardhana-putra-4349b917/?originalSubdomain=id
Replybaik kalau begitu terima kasih untuk info nya mas.
Reply