Kesadaran, Imajinasi, Perasaan
Pagi ini Bandung
menggerimis. Sejak aku bangun pukul 8 tadi, hujan setengah-setengah ini sudah
membungkus daerah kosan abang kelasku di daerah padat penduduk jalan cisitu
lama gang 3 ini. Tadi malam, karena merasa sendiri di kosanku. Plesiran . aku
memutuskan untuk bertandang tidur ke tempatnya. Meskipun sebenarnya manusia
tidak akan pernah sendiri, karena setidaknya kesepian akan menjadi temannya
saat merasa sendiri.
Pagi ini mengingatkan ku
akan sebuah peristiwa yang tidak bersejarah. Karena tidak mengandung
nilai-nilai sejarah dan tidak akan di hafal oleh anak-anak sekolah di seluruh
Indonesia. Peristiwa ini dapat ku sebut sebagai kenangan. Ya. Kenangan. Ada
banyak kenangan dalam hidup. Kenangan tercipta bukan hanya karena kita punya
lobus-lobus di cerebrumdan cerebelum. Tetapi menurut saya kenangan tercipta
juga karena adanya perasaan. Perasaan yang sadar atau tidak sadar mempengaruhi
dan saling mempengaruhi dengan tubuh fisik yang kita bisa rasakan ini. Apakah
perasaan merupakan ilusi atau realitas? Saya juga belum begitu paham. Meski
demikian bisa jadi juga Michael Talbot benar bahwa kesadaran realitas dan ilusi
itu sebenarnya sama. Hanya saja kita mengelompok-kelompokkannya dalam hal yang
berbeda. Sebenarnya cakap saya terlalu jauh untuk sebuah pembuka. Saya terkesan
sok filsuf dengan menyentil ilmu favorit zaman dahulu ini.
Suatu saat kau akan meledak
dalam perasaanmu.
Jika kau kehilangan kesadaran dalam imajinasimu.
Suatu saat kau akan menyesal sudah sadar akan imajinasimu
Jika kau sudah mengimajinasikan kesadaranmu.
Suatu saat kau akan berani menerima imajinasi, realitas dengan kesadaranmu.
Suatu saat kau sudah meledak dengan perasaanmu karena kau sudah menjadi imajinasi, dan realitas itu sendiri.
Ada sebuah kisah tentang
materi yang selalu bersampingan dengan materi lain. Suatu ketika ia rela
melebur untuk melindungi materi lain ini. Bayangkan jika materi atomik saja
punya pengorbanan. Apalagi manusia yang super atomik yang ilmiahnya terdiri
dari trilliunan materi kecil.
Suatu waktu. Kesadaran,
Imajinasi, Perasaan. Akan menjadi dirimu sendiri. Tidak ada bedanya. Tiada
batas. Saat itu. Waktu bukan apa-apa.