cuplikan bab I
Seorang manusia seharusnya mempunyai visi sebagai landasan dan alasan logis dalam menjalani kehidupan. Kita hidup di dunia ini bertujuan untuk mempersiapkan diri menuju kampung halaman kita, surga. Surga tentu tidak bisa kita raih tanpa berusaha menuju kesana.
Dalam proses apapun hakikatnya dibutuhkan usaha agar proses itu bisa berlangsung. Begitu juga halnya dengan proses menuju surga, kita harus berusaha maksimal agar dapat menuju surga. Pada hakikatnya visi hidup manusia itu bersifat given, diberikan, bukan dibuat oleh individu ataupun kelompok. Lalu jika bersifat given. Harus ada pemberinya. Lalu siapa? Jawabannya tentu adalah Allah Swt. Sejatinya kita hidup di dunia ini adalah untuk Allah, untuk mengabdi, dan untuk beribadah kepada Allah Swt. Sebagaimana telah dijelaskan oleh Allah dalam Al-Quran. Kita tidak bisa berontak lagi karena kita adalah makhluk ciptannya,jadi kita harus mendengar dan taat, “sami’na wa ato’na”.Kita harus menyadari bahwa visi kita hidup sudah ditentukan, sudah diberikan, oleh pencipta kita Allah Swt. Tinggal memahaminya saja. Beribadah seluas-luasnya.
Dalam proses apapun hakikatnya dibutuhkan usaha agar proses itu bisa berlangsung. Begitu juga halnya dengan proses menuju surga, kita harus berusaha maksimal agar dapat menuju surga. Pada hakikatnya visi hidup manusia itu bersifat given, diberikan, bukan dibuat oleh individu ataupun kelompok. Lalu jika bersifat given. Harus ada pemberinya. Lalu siapa? Jawabannya tentu adalah Allah Swt. Sejatinya kita hidup di dunia ini adalah untuk Allah, untuk mengabdi, dan untuk beribadah kepada Allah Swt. Sebagaimana telah dijelaskan oleh Allah dalam Al-Quran. Kita tidak bisa berontak lagi karena kita adalah makhluk ciptannya,jadi kita harus mendengar dan taat, “sami’na wa ato’na”.Kita harus menyadari bahwa visi kita hidup sudah ditentukan, sudah diberikan, oleh pencipta kita Allah Swt. Tinggal memahaminya saja. Beribadah seluas-luasnya.
