Setengah atom tentang makna
Kata-kata
bukanlah alat mengantarkan pengertian. Dia bukan seperti pipa yang menyalurkan
air. Kata adalah pengertian itu sendiri. Dia bebas.Kalau diumpamakan dengan
kursi, kata adalah kursi itu sendiri dan bukan alat untuk duduk. Kalau diumpamakan
dengan pisau, dia adalah pisau itu sendiri dan bukan alat untuk memotong atau
melawan.
Ini kata
Sutardji dalam kredo puisinya dalam pembukaan dan pengantar O Amuk Kapak.
Aku tertarik
dengan paragraf ini. Jika sedikit kita kaitkan konsep absurditas kedalam
pengertian ini, maka menurutku tidak akan ada kata yang mulia atau yang laknat.
Karena kata tercipta bukan untuk mulia dan laknat. Kata itu dia sendiri. Kalaupun
kita menyusupkan makna dan keindahan kedalamnya itu sesuai kehendak kita.
Setelah itu kta akan mendapat respon yang bebas dari pendengar atau pembaca
kata-kata.
Mari sedikit
berkenalan dengan konsep absurditas. Sebenarnya sebuah konsep tidaklah boleh
absurd maka dari itu konsep absurditas itu bukanlah sebuah konsep. Untuk menjelaskannya
aku tidak bisa karena memang tidak mengerti sepenuhnya. Silahkan cari sendiri. Aku
hanya bisa merasakan jalaran makna pada absurd ini. Misalnya ada sebuah lirik
lagu yang bilang bahwa : “ada anak gadis dalam kulkas kedinginan dan aku tiada
bisa menolongnya karena aku sendiri dalam sebuah mesin cuci.”
Bagi orang awam
mungkin akan menilai kalimat ini adalah sebuah keusilan dalam melirik lagu atau
kalau yang ekstrim akan menganggap ini sebuah kegilaan yang nyata.
Kalau kau bertanya
apa pendapatku tentang ini, aku akan jelaskan bahwa bagiku ini adalah sebuah
jelmaan dari kondisi berupa seseorang yang ingin memberikan bantuan kepada
orang lain namun dia tidak bisa karena dia pun berada pada alam yang berbeda
dengan yang ingin ditolong. Atau dia sendiri tidak bebas dari kungkungan yang mengurung dirinya sendiri.
Kemudian sebuah
lirik lagu yang dikenal sebagai lagu “terbaik” sepanjang masa. Ya lagu stairway
to heaven dari Led Zeppelin. Pada awal lirik ini ditulis There’s a lady who sure that the store all are closed and she is buying
a stairway to heaven. Banyak orang yang bilang kalau lagu ini adalah sebuah
pemujaan terhadap setan apabila lagi ini diputar reverse. Ya begitulah. Banyak
saja orang yang ingin menafsirkan karya itu sesuai kemampuannya. Bahkan sampai
memutar lagu dengan terbalik. Pada
akhirnya yang mendengar dan yang ingin “mendengar” lah yang akan dapat
merasakannya. Meskipun di akhir Robert Plant Sebagai vokalis band ini tidak
menyatakan sendiri apa sebenarnya maksud dan arti lagu tersebut. Dia menyerahkan
sepenuhnya kepada siapapun yang mau merasakan maknanya.
Banyak lagi di
dunia ini karya berupa puisi,syair,lagu,lukisan dan apapun bentuknya yang
memiliki makna bebas. Sesuai kemampuan penontonnya.
Ya aku
bersepakat bahwa yang satu sepakat adalah matematika. Di matematika disatukan
sebuah kesepakatan makna. Tapi dalam
sastra dalam seni, puisi, lirik lagu maka akan sebaliknya. Semakin banyak penikmat
yang dapat menikmati karya dengan imajinasinya sendiri, makin bagus dan makin
berhasil karya tersebut sebagai karya. Mungkin kalau boleh diibaratkan seperti
manusia , semakin banyak manfaatnya makin baik dia. Dan manfaat sebuah karya
adalah kenikmatan, diatas itu jelas keselamatan.
Itulah puncak
karya : keselamatan.
Dan tulisan ini terserah kalian, berguna atau
tidak.