PEMUDA DALAM KESUKARAN DALAM TIGA BAGIAN
(Bersama Kukuh Samudra)
Bagian Pertama
Pada taman kehidupan
ada sosok susah payah
menyongsong sesak hari depan
dihirupnya aroma melati
yang seluruh kelopaknya luka
dipandanginya bugenvil dan alamanda
lama-lama ia diam
diam dalam kepayahan
diam dalam permenungan
ada sosok susah payah
menyongsong sesak hari depan
dihirupnya aroma melati
yang seluruh kelopaknya luka
dipandanginya bugenvil dan alamanda
lama-lama ia diam
diam dalam kepayahan
diam dalam permenungan
Bagian Kedua
Mungkin kita kira beginilah
usai tuntas kaki kita melangkah:
usai tuntas kaki kita melangkah:
Masalah dan derita lepaslah
bahagia merdeka pun datanglah
bahagia merdeka pun datanglah
Mungkin kita kira dunia
ibarat trek lari saraga
yang usai kita kitari
hanya enam putaran saja
ibarat trek lari saraga
yang usai kita kitari
hanya enam putaran saja
Mungkin kita kira hidup
seperti anak tangga
gedung kuliah yang
terbatas pada lantai teratas
seperti anak tangga
gedung kuliah yang
terbatas pada lantai teratas
Bagian Ketiga
Padahal,
hidup mengulang-ulang diri
hari demi hari
cenderung menebus salah dan dosa
masa silam
ibarat membasuh muka
berdebu demi
memburu makna di gurun Tuhan
satu demi satu
sampai menemu dua, tiga, sampai tak hingga
hidup mengulang-ulang diri
hari demi hari
cenderung menebus salah dan dosa
masa silam
ibarat membasuh muka
berdebu demi
memburu makna di gurun Tuhan
satu demi satu
sampai menemu dua, tiga, sampai tak hingga
Ah! kehidupan ini
cuma bercanda
Tahankan diri semisal tiba masa berduka
Tahankan diri semisal tiba masa berduka