Cerpen Salah Paham
Senin
itu berlalu seperti biasanya, mulai dari upacara bendera yang biasa di halaman
sekolah, proses belajar mengajar seperti biasa dan pulang sekolah jalan kaki
seperti biasa.
Andi menghempaskan tubuhnya
di kasur big foam yang berukuran
seperti biasa itu. Kasur yang telah menemaninya menjelajah alam mimpi bebebrapa
tahun terakhir ini. Terlihat lambang klub sepakbola asal Inggris itu sudah
mulai memudar, lafaz we will never walk
alone-nya masih dapat terbaca meski agak membutuhkan penalaran kata karena font-nya yang sudah termakan usia.
Andi
hari ini ternyata melaksanakan shaum sunnah, seperti yang Rasulullah lakukan
berbelas abad yang lalu. Andi menarik nafasnya panjang , terasa udara fresh mengalir melewati tenggorokannya,
terbagi dua di bronkus dan melesat
menuju alveolus-alveolus parunya. Mekanisme biologis dan kimia serta fisika
sempurna yang memang telah Allah atur tanpa kita do’akan, tapi masih saja
banyak yang tidak mensyukurinya.
***
“Hayya
‘alassholah”, kalimat ini membagunkan Andi dari tidur siangnya. Ternyata waktu
ashar sudah masuk. Ia langsung bergegas mengambil air wudhu dan mendirikan
shalat ashar 4 rakaat. Seusai shalat ia berdoa untuk keselamatan kedua orang
tuanya, keselamatannya dan kemudahan mereka memperoleh rezki yang barokah dan
kesehatan serta ditutup dengan doa sapu jagat, rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qina
adzabannar. Ia juga tidak lupa membaca kitab suci al quran yang tidak ada
keraguan padanya itu.
Hari
sudah mendekati maghrib. Matahari atau the sun akan segera meninggalkan dunia
timur beberapa jam untuk menerangi belahan dunia bagian barat. Andi bergegas
mandi.
***
“Di,
sudah adzan tuh, ini ibu sudah letakkan di meja makan kolang kaling kesukaanmu,
cepat mandinya, bukankah menyegerakan berbuka itu sunnah? Kata Bu Tono,orang
tua Andi. Akhir-akhir ini keluarga Andi
menjadi berubah, lebih agamis, ini mungkin ada kaitannya salah dengan Andi
masuk organisasi keislaman di SMA nya, dan ia menyarankan kedua orang tuanya
ikut pengajian, hasilnya Bu Tono ikut majelis ta’lim di kompleks perumahan
mereka, sebulan lalu majelis ini tampil
di stasiun televisi swasta di acara majelis talim ibu-ibu, yang di narasumberi
oleh seorang Mamah, saya lupa namanya. Barangkali sahabat tahu?
“Ayahmu pulang sesudah isya
katanya, ia ikut ifthar jama’i (sebutan
untuk buka puasa bersama) dan dilanjutkan dengan taujih (sejenis dengan tausyiah, ceramah agama).” Ok Bu !!” jawab
andi singkat.
Andi menyantap kolang kaling
merah manis, begitu ia menamainya, sejak kecil ia menyukai masakan ini.
***
“Assalamu’alaikum” terdengar
suara bass khas Pak Tono sambil mengetuk pintu kayu rumah itu. “Wa’alaikumsalam”,
jawab Andi seraya membuka pintu. “Ibumu mana” tanya Ayahnya.” Di dalam Yah,
sedang menonton Tabligh Muda dai Pilihan. “O, baiklah.”
“Tadi Ayah ikut pengajian di
kantor, ustadznya enak sekali, pembawaannya bagus, tidak kaku dan tidak pula
terlalu humoris. Materinya juga menarik, ternyata masih banyak yang masih belum
kita ketahui dalam agama ini”. “Setuju yah !!!”
***
“Ada apa Di? Mengapa
gerangan dikau bermenung ? Ada masalah kau ? Kalau ada jangan kau tanggung
sendiri-lah, ceritakanlah kepadaku, barangkali bisa aku bantu”,sambar Komar
dengan logat Bataknya.
“Nggak”, jawab Andi ketus,”Ooo,
terlihat dari guratan wajahmu tidak demikian sobat, engkau punya masalah
sepertinya, pembuluh darah di wajahmu telah diperintahkan otakmu untuk merespon
maslahamu, jangan-lah kau segan-segan kita kan sudah berteman sejak lama, sejak
PAUD bahkan kan? Dulu kita pernah dikejar anjing kau ingat kan? Kau sempat
menangis-nangis, sementara aku cuma ketawa karena ternyata anjingnya diikat,
jadi anjing itu tidak bisa menjangkau kita”,mencoba membujuk, tetapi Andi tidak
bergeming. Ia diam saja. Usaha Komar sepertinya tidak membuahkan hasil.
***
Akhir-akhir ini memang
terjadi perubahan dalam diri Andi, ia sering melamun, menyendiri ,dan ya
sejenisnya lah. Padahal tidak kurang dari tiga bulan lagi ujian nasional SMA
akan segera dilaksanakan, SNMPTN pun demikian , sebuah agenda rutinitas tahunan
yang dilaksanakan oleh Kementrian Pendidikan Nasioanal, eh sudah diganti
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan di negara ini, menentukan kelulusan SMA
dengan hanya beberapa jam tes, proses pendidikan 3 tahun ditentukan oleh 50 atau
40 soal dalam satu atau dua jam aneh bukan?haha
***
Andi sepertinya punya
masalah. Tetapi ia tidak mau menceritakan masalah itu pada siapa pun, tidak
pada orang tuanya, tidak juga pada
sahabat dekatnya Komar. Semakin hari Andi semakin introvert, ia sering ditegur guru di kelas karena melamun saat jam pelajaran, kelas pun
juga merasa aneh dengan perilaku Andi akhir-akhir ini. Tidak terkecuali
Theresia, wanita yang cukup aktif dikelas ini merasa ada ‘sesuatu’ pada Andi.
***
Pada jam istirahat Theresia
menemui Komar, ia tahu kalau langsung bertanya kepada Andi ia tidak akan
mendapatkan jawaban. “ Kom, lu tau gak, ada apa dengan Andi ?”
”Memangnya mengapa? “jawab
komar spontan.
”Ah tidakkah kau tahu Andi
itu sepertinya punya masalah, masak kau teman dekatnya tidak tahu?, timpal Theresia
menirukan logat Batak Komar.”
“Sebelumnya jangan-lah kau tiru-tiru itu
logat, nanti Aku tersinggung”.
“Oh gak, aku gak bermaksud
gitu, biar komunikasinya lancar aja gitu”.
“ Kemarin aku sudah bertanya
itu pada Andi tapi dia cuma diam, dia tidak mau cerita”.
”kalau gitu mau gak gabung
sama aku menyelidiki kasus ini?”, dengan eskpresi seorang detektif, Theresia
memang terobsesi dengan detektif, inspirasinya adalah seorang tokoh kartun
negeri Sasa, Sakura dan Samurai yang
meminum pil APTX 4869 yang membuat tubuhnya mengecil.
“OK, sip, sekarang kita
adalah tim untuk menyelidiki apa yang
terjadi pada Andi.”
“Nanti akan ku sms apa poin yang harus kita selidiki, kalau
kubicarakan disini takutnya ada yang menyadap pembicaraan kita.”
“Hahaha ad-ada saja kau Theresia, mana mungkin
lah, kau terlalu banyak nonton film detektif sepertinya”.
“Terserah” ,Theresia berbalik dan meninggalkan
Komar.
Tidak lama kemudian
berbunyilah dering hp komar “Ada SMS” dengan dialek khas doraemon di seperti
episode pembuka filmnya.
Isi sms nya gak usah di
share di sini yah. Ini rahasia intelijen untuk menyelidiki kasus murungnya
Andi.
***
“Gimana udah selesai?”
“Udah, ternyata analisis mu
ada benarnya, mp3-list-nya ,diary-nya, status fb-nya sudah aku periksa dan
lain-lain mengarah kepada informasi ini.”
Ternyata dalam intelijen
membobol privasi adalah hal yang diperbolehkan.
“Oke rapat kita ditutup
dengan keputusan masalahnya adalah
seperti hipotesis awal. Tapi, siapa ya objeknya?”
“Nanti kita akan selidiki
lebih lanjut siapa orangnya,sip?”
“Ok”
***
“Ternyata dia orangnya,
gimana ni?”
“Wajar saja-lah Shalika itu
kan orangnya anggun, cantik, rapi,sopan, baik,rajin, pintar, ramah, suka senyum,
suka menabung lagi. Kau iri begitu?” Kata komar.
“Ah tidaklah tukas Theresia,
atau kau suka juga pada Shalika?
.Suasana diam.
***
Senin itu tidak seperti
biasanya lagi, Andi tidak ikut upacara bendera. Iia bersembunyi di kelas.
Untung saja PKS ( Petugas Keamanan Sekolah) tidak menyergapnya. Kalau tidak ia bisa dihukum
membersihkan WC sekolah.
Proses belajar mengajar juga
tidak seperti biasanya. Andi minta izin kepada guru untuk pulang duluan karena
mengaku ada obat yang harus ia minum. Guru pun mengizinkan Andi.
Sepulang sekolah, Andi
berdiri di gang depan rumah Shalika, sepertinya akan ada sesuatu yang terjadi.
Apakah itu? Mari kita simak
“Assalamu’alaikum “.
“Wa’alaikumsalam ada apa
gerangan Di?,jawab Shalika sopan.
“Begini,begini, aaa,eeee,”
Andi berusaha mengenyahkan groinya.
“Ada apa?”
“Saya ingin melamar kamu?”
“Saya ingin menikah denganmu”
“Saya tidak ingin pacaran
seperti yang dilakukan orang2 seusia kita.”
“Spontan Shalika menangis”,dia
terkejut, tidak pernah terlintas dipikirannnya akan terjadi percakapan ini,
Andi lagi. Ia seketika berlari menuju rumah bercat putih dan berkandang bambu
itu.
***
Bu Hasan dan Pak Hasan pun
terkejut juga melihat anak gadisnya menangis sepulang sekolah, ia khawatir ada
apa-apa dengan Shalika. Shalika mengunci pintu kamarnya dari dalam. Ia masih shock dengan kejadian di gang tadi. Poster
hello kitty di pintu kamar itu menyaksikan Shalika yang sedang menangis.
Akhirnya dengan kepiawaian
Bu Hasan dan Pak Hasan membujuk anak kesayangannya itu, Shalika membukakan
pintu dan mau menceritakan hal siang tadi, penyebab ia menangis.
“Begini saja Shalika,
sekarang engkau telepon Andi, katakan padanya bahwa Ayah mau bertemu
dengannnya, sebagai lelaki sejati tentu ia harus berani. Menemui orang tua
shalika yang ingin ia pinang.”
Shalika adalah anak baik dan
penurut, ia menelpon Andi, dan terjadilah komunikasi satu arah, begini, “Kata
ayahku, kamu, jika adalah seorang lelaki datang-lah kerumah sekarang, ia ingin bicara denganmu”.Tuut tuut tuuut belum sempat andi
berkomentar, telpon sudah Shalika tutup.
***
Andi kemudian bersiap,
bersiap, bersiap, ia menyiapkan alasan kata, kata, fisik, apa yang akan Pak
Hasan dan Bu Hasan perlakukan padanya. Ia tidak dapat memprediksi karena ia
belum berguru pada Deddy Corbuzier dan Ki JokoBodo yang oramg percayai bisa
memprediksi.
Ia tetap tidak mau
menceritakan hal itu pada orang tuanya.
“Mau kemana Di?,tanya ibunya.
“ Ke rumah Komar Bu mau bikin PR Matematika.”
“Hati-hati ya, jadilah
lelaki sejati” , kata ibunya.
Hati andi berdegup kencang,
apa yang akan ia alami? Apakah benar benar rencananya menikahi Shalika adalah
sesuatu yang benar atau salah? Ia mulai ragu.
Ia juga mulai curiga dengan
ucapan ibunya terakhir saat hendak berangkat.
Jadi lelaki sejati,apa
hubungannya dengan PR Matematika?
Ahh, itu hanya prasangkaku
saja, mana mungkin ibu tahu?ujarnya dalam hati
Uhhhh......
***
“Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikum salam.”
Kemudian terjadilah
pembicaraan empat mata antara Andi dengan ayah Shalika. Pembicaraan itu tidak
bisa kita ceritakan disini.
Biarlah itu menjadi misteri.hehehe
Seusai pertemuan dengan ayah
Shalika itu, kehidupan Andi menjadi seperti biasa, ya seperti biasa, normal
kembali, bukan, bukan karena ia menikahi Shalika, ia tidak menikah, ia masih
kelas 3 SMA, mereka juga tidak pacaran dan tidak tunangan.
Telisik punya telisik
ternyata Andi dikompori oleh mentornya(kakak kelasnya) untuk menikah sebagai
solusi untuk tidak pacaran. Hati-hati para mentor.
Jadilah Andi yang masih
labil demikian, untunglah ada orangtua-orangtua bijak bijak menanggapi hal ini.
Beruntung juga ada Komar dan
Theresia yang merekam secara rahasia video di depan gang itu dan sigap menceritakannya
pada orang tua Shalika dan Andi, dan mengajak kedua belah pihak untuk bekerjasama menyelesaikan kasus ini.
Sebelum Andi bertemu dengan
Pak Hasan, ternyata telah terjadi komunikasi, kesepakatan dan deal strategi, untuk membawa Andi kepada
jalan yang benar antara Pak Hasan, Bu Hasan, Pak Tono dan Bu Tono. Barangkali itu yang namanya Konspirasi
Kebaikan.Andi telah normal kembali, fokusnya pada pelajaran pulih.
“Kasus selesai, kasus di
tutup” kata Theresia dan Komar.
2 comments
Write commentsini pengalaman pribadikah????
Replysama sekali tidak saudari nae, haha
Reply