dari Didit Aprilio FTSL ITB 2011
Coba
Pikirkan
Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Asrama
adalah suatu tempat di mana semua murid yang tinggal di sana disebut anak
asrama (ga’ penting). Banyak
misteri-misteri yang tersimpan di sana.
Mulai dari bangun subuh sampai tidur
lagi(di kelas), dan akhirnya pulang
lagi ke asrama. Asrama adalah suatu tempat di mana kita dapat menemukan jati
diri kita. Apakah kita orang yang rajin, apakah kita orang yang pemalu, atau
apakah kita orang yang pengantuk. Namun, sebagian siswa juga menemukan jati dirinya
yang tidak biasa. “Oh, ternyata saya orang yang pintar, saya tidak perlu
belajar.” “Oh, ternyata saya orang rajin ibadah, berarti saya Insya Allah masuk
surga.” “Oh, ternyata saya gendut, saya harus diet (mohon maaf bagi yang kurus, tidak bisa dimention).
Banyak
orang tua yang antusias ingin memasukkan anaknya ke asrama SMAN 1
Padangpanjang, tentu saja setelah anaknya telah berhasil lulus dari SLTP.
Bahkan antreannya lebih parah dari antrean minyak tanah, lebih lama dari
antrean daftar ulang di ITB, lebih anarkis dari antrean pengambilan nasi di
ruang makan. Innallaha Ma’as Shabiriin (bukan
Halim Ma’as Shabirin). Kesabaran
menjadi kunci utama dari semuanya, hingga akhirnya anak-anak mereka bisa
merasakan betapa tersiksanya hidup di asrama(sorry, b’canda).
Kembali
lagi ke misteri, banyak hal-hal yang patut dipertanyakan di asrama ini. Mengapa
kalau makan harus di ruang makan? Mengapa kalau salat jama’ah harus di masjid.
Mengapa kalau mandi harus di kamar mandi? Mungkin sudah banyak dari kita ingin
menanyakan hal-hal seperti ini. Namun, kita tidak tahu kepada siapa kita harus
menanyakannya. Semua diam, semua bisu, coba kita bertanya pada rumput yang
bergoyang.(baca dengan irama lagunya
Ebiet G. Ade).
Tidak
hanya mengenai hal itu. Masih banyak yang harus dipertanyakan. Mengapa kelas 3
aspa harus tinggal di sal C? Mengapa dendeng
lado ijau selalu menjadi Samba of The
Year? Mengapa aspa suka nonton bola? Mengapa aspi suka nonton korea?(benar-benar aneh) Mengapa aspi selalu
mengambil jalur alternatif lain jika rasanya akan berpapasan dengan aspa?
Bisakah rumput yang bergoyang tadi menjawab itu semua?
Akhirnya
kita sampai ke pertanyaan yang lebih serius. (lho?? Dari tadi belum serius??) Mengapa kita harus bangun subuh?
Mengapa kita harus rajin belajar?(bahkan
sampai larut malam) Mengapa kita harus menamatkan SMA? Mengapa kita harus
kuliah? Mengapa kita harus bekerja? Mengapa kita harus menikah? Mengapa
kita.....mmmm...silahkan lanjutkan sendiri. Dan hal-hal seperti ini pastinya
tidak kita tanyakan kepada rumput yang bergoyang. Ada @pembina asrama,
@teman-teman, yang akan membantu kita.
Asrama
tidak ubahnya seperti jejaring sosial. Asrama helps
you connect and share with the people in your life. Pembina asrama adalah orang
tua kita. Sampai saat ini mereka beranggotakan 5 orang. @Bu’Eli, @PakYamin,
@PakSon, @UstadzIdris_theHafidz, @Bu’Des. 5 orang ini dipantau
oleh@Pak/Bu’kepala. Akankah mereka dapat terus bertahan membuat barisan yang
solid dan tak tergoyahkan? Hanya waktu yang bisa menjawab, dan juga rumput yang
bergoyang.
Kita terus mendapat asupan
nutrisi lengkap dari sentuhan dingin @Oenchoe.(sentuhan dingin? Dapua se angek). Asrama juga selalu terasa bersih
berkat@niDessy dan @Mbakxts.Maka dari itu, banyak-banyaklah kita bersyukur.
Siapa kita? Darimana kita? Berapa berat badan kita? Di mana lagi tempat tinggal
terbaik selain di asrama? Kita harus yakin bahwa kita bisa. Kita bisa meniru
atau bahkan melebihi sesepuh-sesepuh kita terdahulu yang telah sukses. Aspa
tidak harus selalu kuliah di teknik(yang
buek tulisan iko se kuliah teknik). Aspi tidak tidak harus selalu kuliah
kedokteran. Kita semua harus yakin terhadap diri kita. Mulailah berpikir, Allah
mau kita jadi apa?
Keseriusan dimulai dari kita
sendiri. Kita tak akan pernah sukses jika kita hanya menunggu, berdiam diri.
Bersiaplah menghadapi segalanya dengan tenang dan berserah diri kepada Allah.
Siaplah kita untuk sukses, dan siaplah kita untuk gagal. Namun, jangan
sekali-kali mempersiapkan kegagalan. Berpikir positif dan berpikir bahwa kita
bisa.
Pendapat bahwa” ketika kita
kelas 1 duka-duka, kelas 2 suka-duka, kelas 3 suka-suka”TM memang
terbukti, namun, tidak untuk urusan menjadi orang yang berhasil.
Bersyukurlah kita pernah tidur
di kelas..eh...di asrama. Bersyukurlah kita di ajar oleh guru-guru yang baik.
Bersyukurlah kita dibimbing oleh pembina. Bersyukurlah terhadap apa yang telah
kita dapatkan di asrama.
Inilah Tempat Beribadah
Inilah Tempat Belajar
Inilah Tempat Bermain
Inilah Tempat Berhasil
Ingat Tujuan Bersama
Ingat Terus Berdo’a
Impian Tanpa Batas
Selamat berjuang. Rajinlah
belajar. Kuliahlah kalian di tempat yang kalian inginkan, bukan atas dasar
paksaan, bukan karena gengsi. Akan kami tunggu kalian semua.