Menjemput kembali puzzle kenangan yang terserak di lingkaran 9 Kesatu
Ada masa-masa dalam hidup saat kita harus melewati sebuah cycle dan circle. Kita bergerak mengitari sebuah titik. Sadar atau tidak, bila kita tetap menjaga jarak konstan dengan titik tersebut maka akan terbentuklah sebuah lintasan lingkaran. Sebuah bentuk geometri yang membawa kita kembali ke tempat yang tidak berawal apalagi akhir.
Hari 3 Agustus 2013
Aku menyampaikan niatku kepada Ibu untuk ikut acara buka bersama angkatan SMA.
Mulailah aku membuka pembicaraan. “Bu sebenarnya aku ingin ikut berbuka bersama dengan teman-teman SMA dulu. Rencananya acaranya akan diadakan di Padangpanjang besok”. Tahun kemarin aku tidak ikut, karena alasan yang sebenanarnya tidak bisa diterima bahkan oleh diriku sendiri.
“Mau berangkat kapan ? Nanti biar Ibu belikan tiket bus sekaligus ibu kasih uang saku.”
Tahun ini alhamdulillah aku diberi kesempatan untuk mengikuti acara ini.
Malam hari jam sepuluh aku berangkat ke loket bus di desaku. Binter namanya. Sore harinya aku sudah menelepon agen Binter agar disediakan satu kursi untuk keberangakatan ke Bukit Tinggi. Asal kalian tahu saja bahwa untuk mencapai Padangpanjang dari tempatku adalah melewati kota Bukit Tinggi dahulu baru kemudian menyambung mobil ke Padangpanjang.
Setelah membayar ongkos 40.000 rupiah, saya disuruh masuk kedalam bus. Kami pun berangkat dengan penuh semangat. sesemangat aku menuliskan cerita ini.
Aku berjalan mengelilingi SMA, mengingatkanku atas memori tiga tahun lalu. Tiga tahun yang kemudian aku habiskan untuk membuat memori yang bisa kuingat tiga tahun kemudian. Aku berjalan dari gerbang satpam. Mengambil jalur kiri.
Kuperhatikan dua induk pohon mahoni yang selalu senyum di depanku. Kutatapi aliran air diselokan yang sekarang sudah di buatkan menjadi karamba kecil. Hijaunya taman yang menyegarkan mata dan menyejukkan pandangan.
Kemudian aku melintasi tugu trias uks, wall climb aula, radio prince catharina amalia. Kemudian sedikit mataku terpesona dengan warna serba biru yang memancar dari segala penjuru. Pagar semen taman dan pot putih yang dulu juga berwarnya biru. Tidak lupa juga, mahoni itu juga dicat biru pada batangnya kira-kira setinggi satu setengah meter.
Sebuah gedung baru kulihat sedang dibangun dengan gagahnya. Dulu disana kami curi-curi waktu saat waktu jam pelajaran, membeli tahu isi atau bakwan. Tidak jarang aksi kami dipergoki oleh Pak Son ataupun Pak Bastian wakil kesiswaan.
Tapi mereka juga maklum toh kami cuma mengisi perut. Mungkin mereka berprasangka kami mengisi perut agar bisa menerima pelajaran. Kata pepatah Jepang, tidak bisa perang dengan perut kosong. Orang bijak di Indonesia bilang aksi tanpa logistik akan anarkis.
Sekarang gedung o nena dan sekre-sekrean OSIS itu dibangun kelas belajar dua tingkat. Empat kelas hampir selesai. Di sebelah ruangan komputer yang lama terpampang poster besar bertuliskan lomba batik birru. Dengan icon yang masih sama dengan seperti empat tahun atau tiga tahun lalu.
Ruang majelis guru masih seperti dulu. Lonceng legenda itu masih bergantung disebelah kanan ruangan. Ruang piket pun demikian masih banyak poster-poster pengumuman dan poster osn yang tidak pernah absen. Yang aneh kurasa adalah adanya poster iklan promosi tempat kos-kosan.
Aku melanjut ke atas. Ingin rasanya aku mengabadikan citra yang kulihat ini kedalam bentuk nyata sayangnya aku tidak punya kamera. Tapi akan kuusahakan menceritakannya selengkapnya kepada kalian.
Masjid misbahul ulum
Asrama putri
Tanah haram lapangan apel
Ruangan BK, sampingnya ada sekre osis
Gedung baru di samping ruang samping kamar mandi aspa.
Lapangan rumput depan sal d
Jemuran yang bertambah di depam sal c
Ruang makan, mading, galon. Magic jar besar
Saat aku malas menulis aku benar-benar memaksakan diri untuk menulis. Aku membuka laptop dan kembali mengetikkan apa saja yang hendak aku ketik walaupun terasa sangat susah untuk mengetiknya tersebut.
Apa kabar blog ku asra10.com lama sudah aku tidak mengelusmu. Semenjak aku pulang kerumah ini, rasanya belum pernah aku mengunjungimu lagi. Mungkin kita memang ditakdirkan untuk berpisah sementara. Supaya kelak saat bertemu kita berbahagia sungguh. Ah macam lagu Rhoma Irama saja.
Baiklah supaya ada semangat dan manfaat dalam tulisan kali ini marilah kita berdoa dulu. Ehm ehm
Amin semoga tuhan memberikan kesehatan dan kesegaran kepada kita semua. Semoga tuhan tetap mengingatkan kita kepada nikmat-niikmat yang sudah ia berikan baik yang kita saadari maupun kita lupakan.,semoga kitamenjadi orang-orang yang bersyukur. Ok?
Wah kok jadi ceramah ya? Gak papa namanya juga bermanfaat
Aku kemudian berbelok sedikit ke masjid MU misbahul ulum. Kulihat bentuk nya masih seperti dulu hanya saja catnya sudah diganti berwarna hijau. Sehijau rumput lapangan apel pagi yang kini sudah dibangun pendopo diatasnya. Banyak kaligrafi bahasa arab yang indah indah terpajang didalamnya. Buku buku pustaka kejujuran itu tersusun rapi di dalam lemari kaca. Tidak dikunci. Ada yang baru, sebuah poster atau baliho bertuliskan marhaban yaa ramadhan dalam bahasa arab dari osis tertempel di bagian atas dinding mesjid. Sebuah kipas angin gantung disebelah kanan tempat imam dan jadwal imtaq yang sudah diganti. Ada nama-nama ustadz yang baru.
Baiklah aku sudah puas berguling-guling disini. 3 tahun lalu juga aku dan mereka berdudukan disini mengaji selepas sholat shubuh, ada juga yang membaca buku, dan tidak sedikit yang menyambung mimpi.
Di lemari kayu bagian depan terdapat banyak alquran baru terjemahan per kata.
Di asrama aku melihat banyak sekali persamaan dan juga perbedaan seperti yang dulu.