Ya Tuhan
Ya Tuhan. Aku memohon pada-Mu
agar, aku tidak akan pernah menyalahkan-Mu
Atas nikmat perasaan yang kau
berikan.
Sesungguhnya aku ingin menikmati
nikmat perasaan itu. Tapi apa daya setan menipuku
O, Tuhan lindungilah aku dari godaan setan.
Demi apa sehingga kesempurnaan
dihinggapi oleh setan-setan ?
Aku sebenarnya ingin mencintainya
sekaligus mencintai-Mu. Bolehkah?
Apa aku harus meminta persetujuan darinya dahulu padahal Kau sudah berikan
keputusan ?
O Tuhan malam ini dan malam sebelumnya dan malam sesudahnya aku sangat
merindukannya.
Meskipun bila bertemu aku tak kan pernah tahu akan bicara
apa.
Mungkin Tuhan, Perasaan yang Kau
turunkan ini akan menjadikanku hamba yang ingkar. Ya Tuhan Lindungi aku dari
godaan setan.
O, Mulutmu yang sedikit ternganga, senyum yang meluluhkan perasaan,
senyum yang mengobati kegelisahan dan cibiran yang mengundang penasaran
bolehkah aku bertanya ?
Ada apa sebenarnya dengan diriku
ini hingga aku tidak tahu apa yang benar-benar terjadi.
Mungkin ini sederhana. Tapi tidak
sesederhana kata sederhana. Aku tidak mau orang lain mengomentari ini.
Aku
hanya ingin kau saja, kalaupun komentarmu akan semakin membuatku menginjak akal
sehatku dan berjalan, berguling, menari, terkapar dan menangis diatasnya.
Suatu saat aku ingin mencintaimu
dengan sepenuhnya. Hingga aku hidup kembali. Aku ingin apapun namanya, aku akan
selalu merindukanmu. Meski akupun sebenarnya tiada sanggup melakukannya.
Maka izinkanlah saja aku menikmati
perasaan yang sesak ini.
Kalau nanti akhirnya kau sadar
dan aku sudah tiada. Mari kita berdoa saja. Kelak aku bisa bertemumu dalam
kehendak Tuhan yang lainnya.
Sebanyak ini kata dalam puisi
sebanyak itu pulalah kebingungan yang sedang kumiliki.
Aku tidak mampu menulis sajak
indah untuk menghibur dirimu
Tiada lagi nafas yang memburu,
bila saja melihatmu dalam kepalaku
Tiada lagi sakit yang menggugu,
kapanpun aku memandangimu
Mungkinkah mencintaimu adalah
bentuk keegoisanku
Mungkin saja. Sepenuhnya jawaban aku
serahkan kepadamu.
Aku tidak ingin berakhir kalau
sudah begini
Biar saja ada maut, aku tetap
tidak ingin berakhir
Sekarang aku berani berjanji. Aku
akan menjagamu. Dalam kegelisahan dan kebodohanku dengan segala waktu
Aku mohon jangan biarkan dirimu
mengusirku. Aku rela.
Tuhan, Aku mohon izinkan. Aku
berdoa, untuknya. Aku mohon.
Sekarang akan kupanggil dirimu
dengan sebutan baru.
Adik kecil. Tetaplah kau mencari
hal baru. Kesenanganmu. Jangan sampai kau sedih hanya gegara ada manusia
sepertiku di duniamu.
Adik kecil tetaplah kau mencari
menggapai mimpimu. Karena bila kau bahagia. Maka manusia ini akan dua kali
bahagia kepadamu.
Terserah padamu.
Tuhan sudah cukup rasanya aku dan
perasaanku. Sekarang terserah pada-Mu. Mau keraskan hatiku ataukah melembutkan
perasaannya.
Sekarang aku mau memuja-Mu.