Sabjak Sabra Sabtru
Hari ini hari sabtu. Langit kelabu macam korteks di otakmu
Bumi merah jambu bak langit-langitmu
Hari ini aku berdiri di atas buku kenangan di atas bukit di
dekat matahari
Membacakan puisi dan doa dan pesan dan segala rindu
Ingin menuntaskan hari-hari sebelum minggu
Karena mungkin minggu sudah menjanji takdir biru yang baru
dan bukan kelabu
Kalimat pertama adalah lidahku yang kelu saat berbohong pada
diriku
Kalimat kedua adalah pikiranku yang kerap keliru menafsir
kode angin lembah
Kalimat ketigaku adalah perasaan yang beku sejak aku tahu
ini hari sabtu saat pertama kali aku menyaksikan dengan mata kepalaku tentang
kematianku di depanku
Sajak ini kutuliskan pada hari sabtu bukan karena hari ini
hari ketujuh bukan pula karena aku jenuh
Ada niat yang ingin aku tanam ada pesan yang hendak aku
kirimkan kepadamu.
Melalui angin lembah kepada buku kenangan kepada bukit
menuju matahari dan memancarkan padamu. Larik cahaya puisi dan doa dan pesan
dan segala rindu.
Apalah arti sabtu tanpa merah jambu dan kelabu di puncak
bukitku.
Apalah arti pertanyaan dan pernyataan tanpa kedamaian
Salam Sajak Sabar Sabtu kepada bukit yang mengangkat
matahari kepada angin lembah yang berhembus. Kita semua ciptaan-Nya dan akan
kembali kepada-Nya juga.
Maka tak pantaslah kita
berseteru