Aku dan Abang : Sepeda Sore
Bang
penemuan terbaru dari ilmuan Jepang. Air kelapa bisa digunakan sebagai bahan
pengganti bensin pada sepeda motor. Masih belum banyak publikasinya karena
ilmuan tersebut diancam oleh pengusaha minyak untuk dibunuh karena bisa membuat
bangkrut perusahaannya.
Kemudian
mengapa kau tau? Bagaimana caranya?
Aku
dapat dari situs rahasia di internet. Begini Bang kalau bensin habis. Air kelapa
itu kita minum saja kemudian kita akan mendapat cukup energi untuk mendorong
motornya. Motor akan berjalan
Waktu itu aku masih kelas 2 SD.
Abangku kelas 2 SMP. Aku selalu rindu kisah-kisahku dengannya. Dia yang dulu, aku
yang dulu. Sehabis subuh maraton. Istilah
kami atau jogging kalau istilahku
sekarang. Kami selalu berlari berdua dari jembatan gantung ke jembatan air
bayang. Sesekali abang akan menyuruhku dulun dan dia akan berlari kencang
menyusulku sambil mengucapan Semangat ! semangat anak muda !. Kadang-kadang dia juga mendahuluiku agar dia
terlihat sebagai abang yang kuat, menurutku. Dia memang abang yang kuat. Tapi
sekuat-kuatnya dia aku pernah juga melihat dia menangis. Waktu itu aku tidak
berani menanyakan halnya sampai sekarang.
Dulu pada bulan puasa sehabis
sahur, kami berdua hampir bertengkar karena berebut giliran main sudoku di hp
abang. Mungkin waktu itu dia kesal karena aku memang selalu ingin menang
sendiri. Tapi karena kerendahan hatinya dia berani mengalah sambil tertawa
kecil.
“Bang, Nanti sore sepedaan lagi
yuk !”
“Boleh tapi kamu yang bonceng abang
ya ! Puasa hari ini agaknya melawan ya. Haus. Nggak biasanya.”
“Ye. Kalau mau kuat,kayak aku saja Bang. Setengah hari.
Adzan Dzhuhur langsung allahumma laka
sumtu. Abang kan tahu kalau kakiku belum sampai”. Aku selalu punya alasan
untuknya.
“No problem. Nanti tetap abang
yang dayung tapi kamu yang tekan paha abang ya. Biar gerak.”
“Trus nanti kalau mesinnya rusak
kamu yang dorong ya” Abang memberi syarat lagi.
“Aman” jawabku mengajungkan
jempol mungilku ke arahnya.
Hari itu hari sabtu. Besok hari
libur karena minggu. Senin juga libur karena waktu aku masih kelas 2 SD, pemerintah
meliburkan sekolah saat bulan Ramadhan. Barangkali alasannya adalah supaya yang
beribadah bisa lebih khusyuk. Atau bisa jadi juga supaya tidak banyak yang
tidur di kelas.
Adzan asar berkumandang. Abang
mengajakku ke musholla untuk
menunaikan shalat berjamaah. Sementara itu aku yang sedang asik main kelereng dengan
kawan-kawan komplek. Waktu itu aku hanya bilang Lagi asik Bang tanpa menoleh
padanya. Namun karena kulihat dia masih berdiri didepanku memandangi dengan
wajah serius. Aku jadi risih dan akhirnya mengajak kawan-kawanku yang lain
sholat ke musholla.
Itulah hebatnya abang. Dia punya
aura setidaknya yang bisa kurasakan sendiri sementara kawan-kawanku tidak. Aku
juga adik yang hebat karena bisa melihat itu.
“Bang. Habis solat kita main
sepeda ya. Kan abang sudah janji tadi subuh.”
“Gimana kalo habis solat aja”
abangku menjawab dengan tanya.
“Iya. Bang. Iya. Habis solat asar
kita sepedaan ke jembatan air balam.”
“Menurut abang kita sepedaan
habis solat asar aja ya Win, ke jembatan air balam tapi.”
“HUUUH’ aku menatapnya geram.
Kemudian abang mencubit pipiku
dan kami tertawa lepas.
“Ayo ! Buruan nanti kita jadi masbuq”. Abang mempercepat langkahnya.
Meninggalkan aku yang melangkah pelan-pelan sambil menendang-nendang kerikil. “Bang,
Dukung dakak. Aku memelas manja. “Sini”.
Abangku tanpa penolakan membungkuk. Kemudian aku memanjat punggungnya. “Kayak
adik monyet aja minta digendong” sahut abangku
“Ia adiknya monyet” balasku
sambil cekikikan.
Setelah selesai solat asar. Kami
bergegas ke rumah untuk mengambil sepeda. Asal kalian tahu saja. Sepeda ini
adalah sepeda yang biasanya perempuan pakai di iklan-iklan sepeda. Merk nya
United warnanya merah.Maksudku ini adalah sepeda untuk perempuan. Setangnya
berbentuk huruf U dan rangkanya berbentuk setengah parabola terbalik. Di bagian
depan ada keranjangnya, dibagian belakang ada kursi untuk goncengan. Biasanya abangku akan duduk di belakang dan mendayung
sepeda.
Sementara aku duduk di depan dan memegang setang sebagai pegangan hanya
sebagai pegangan. Kalau yang menyetir tetap abang. Sesekali bila abang letih,
dia akan menyuruhku menekan pahanya ke bawah supaya kakinya bisa bergerak
mendayung. Padahal aku tahu dia tidak lelah hanya iseng saja. Aku pun akan semangat supaya sepeda melaju kencang
lagi. Pernah juga suatu ketika dia memintaku mendorong sepeda. Katanya
bensinnya habis. Maksudnya tenaganya habis. Kemudian tanpa demo aku akan segera
turun dari sadel dan mendorong. Sepeda pun akan mulai melaju dan segera
disuruhnya aku berlari supaya bisa naik. Karena kalau tidak, kata Abang aku
bisa ketinggalan. Nah begitulah ceritaku dengan abangku. Naik sepeda.
Akhir-akhir ini aku dapat kata bijak kata orang bijak itu hidup itu seperti naik sepeda. Kita
harus tetap mengayuh agar seimbang dan tidak jatuh. Yang kuperoleh dari
abangku : Kalau kita tidak sanggup mengayuh minta tolong saja ke adik untuk
mendorong sepedanya.
Abangku selalu tahu cara
membuatku selalu rindu padanya. Bila suatu saat nanti kami harus berpisah. Aku
akan menangis karena aku tahu mungkin tangisanku akan membuatku lega dan selalu
ingat padanya.
Bandung 24 Juni 2014. Menunggu
laga Uruguay VS Italia
2 comments
Write commentssra, buat cerita panjang, kw cocok jadi penulis
ReplyMakasih Bim. Hehe, Cerita Panjang Nopel maksutnya Bim? ada niat aku. tapi ya sekil sama ide belum kaut ini. Hehe
Reply