Catatan 5 Juli 2015 Buka dan Sahur Bersama-sama
dipotret Hasbi dengan HP sendiri |
difoto oleh Zaki dengan HP Hasbi |
Catatan 5 Juli 2015
Ini ditulis sambil mendengarkan
lagu Overjoyed-Stevie Wonder sila.
Pagi itu Hafiz pamit. Ia mudik.
Pulang ke kampung halamannya di Sumatera. Waktu itu pukul 3 dinihari saat kami
masih asik ngobrol bebas tentang apapun di kamar Balim. Bersama Imam dan Bang
Tsu yang sesekali menimpali.
Sahur. Kepada Neng Geulis terima
kasih sudah setia memasakkan sahur yang enak buat kami. Dan kepada pelanggan
lain juga terima kasih sudah mau mengantri. Balim menyusul ke Soetta pukul 8 paginya dan Imam pukul 1
siangnya.
Tinggallah aku sendiri yang baru akan
pulang tanggal 7 Juli. (Mampus kau
dikoyak-koyak sepi teriak Chairil Anwar padaku). Aku pulang ke kosan di
daerah Tamansari. Plesiran. Sebentar setelah duduk di kosan. Tiba-tiba Zaki
mengajak untuk buka bareng di rumah Dyno, di Jatinangor. (Zaki adalah kawan SMA-ku, sama dengan Balim, Hafiz, Imam, Cia, Sai dan
juga Dyno). Dyno baru membeli rumah di Villa Nusantara. Beliau mengajak
untuk buka puasa bersama dan menginap di rumahnya. Kesempatan terebut hanya hari
ini saja sebab pukul 1, hari Minggu. Dyno sudah akan berangkat pulang ke
Sumatra.
Singkat cerita berangkatlah kami
: Aku, Zaki dan Hasbi menuju Jatinangor (tempat
Unpad dan ITB bersanding mesra). Kami naik travel Arnes dari Balubur. Pukul
4 sore. Karena jalanan macet, kami baru tiba di sana pukul enam kurang lima.
Dan waktu berbuka sudah masuk. Di depan alfamart, Dyno sudah menunggu karena
memang sudah berkabar sebelumnya. Kami berbuka. Aku dengan dua gelas kopi panas,
(yang kuseduh di dalam Alfamart). Hasbi dengan minuman kopi kaleng (nescafe) dan Dyno dengan kolak, Zaki
dengen minuman rasa jeruk (produk baru dari Big Cola). Oh ya aku lupa. Bersama
Dyno ada juga Sai, mahasiswi FKG Unpad yang ikut menunggu.
Setelah beberapa saat. Kami
berjalan menuju tempat makan. Itulah warung yang waktu itu buka : Ayam Goreng
Laos. Kami berempat, sebab Sari katanya mau pulang dulu, mau makan di kosan.
Nanti akan menyusul dengan Cia, Mahasiswi Psikolgi Unpad. Aku, Dyno, Hasbi,
Zaki segera duduk di kursi yang kosong di pojok. Pesanan segera dipesan. Setelah
pesanan datang, maka makan tidak bisa ditunda lagi. Semua makan dengan lahap.
Setelah makanan habis.
Percakapanpun mulai dibuka dari hal yang tidak jelas sampai yang sangat tidak
jelas dari yang agak absurd sampai hal yang sama sekali absurd. Nostalgia kisah
SMA, asmara yang terbengkalai dan kisah kawan-kawan lain juga yang ditikung
oleh kawan-kawan lain. Suasana begitu cair waktu itu. Penuh dengan gelak tawa
yang lepas. Kalau dibiarkan mungkin bisa menguap.
Tidak lama kemudian, dua perempuan
itu datang. Mereka adalah Sai dan Cia yang sudah kukatakan dari awal tadi.
Percakapan makin ramai. Makin banyak saja tema dan topik yang muncul.
Barangkali sebagai bentuk ungkapan perasaan pertemanan yang berlanjut.
Karena makanan dan minuman sudah
habis. Dyno yang baik hatinya itu memesankan kue lagi. Dan minum tambahan.
Semacam ekstra.
Setelah jam 10 kami pulang. Ke
rumah Dyno. Tetapi sebelumnya sesuai usul dari Dyno, kami akan memasak makanan
buat sahur.
Kami pun membeli bahan makanan untuk di masak. Ada kentang, wortel,
buncis, kol, sosis, ikan teri, bawang daun, seledri dan bahan lainnya untuk memasak semacam sop sayur.
Kami akan sahur bareng juga.
Dengan adanya dapur yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat memasak. Dyno
mengajak demikian.
Malam itu Cia dan Sai mau
membantu masak asal mereka dibantu juga untuk mengerjakan skoring. Semacam
kuesioner yang sangat banyak sekali. Jumlahnya memang cuma sekitar 100
responden. Namun dengan sekian banyak item pertanyaan. Tentu perlu kesabaran.
Dengan kerjasama yang baik dan
saling membantu yang benar. Akhirnya kuesioner itu selesai juga sekitar jam 12.
Dimulai pada jam 10an lebih. Segera saat itu kami pindah dari ruang keluarga
atau ruang tamu itu menuju dapur. Masing-masing orang mengerjakan apa yang bisa
diperbuat. Kecuali dia yang sedang mendengkur waktu itu : Zaki. Mungkin kelelahannya
begitu sangat. Kami pun maklum.
Pertama kami menggoreng ikan
teri. Setelah itu memasak sop. Kentang yang sudah dipotong dadu, wortel diiris
bulat, buncis yang dipotong runcing, dan sosis (oleh Cia dan Sai) dimasak
menjadi Sup. Setelah semua selesai. Jam
sudah setengah dua. Semua orang tidur. Kecuali aku. Bukannya apa-apa, aku hanya
egois saja. Nanti kalau tidak ada yang bangun, maka percuma saja ini makanan,
dan akan susah sendiri puasanya. Makanya aku mengambil buku Ekofenomenologinya
Saras Dewi itu.
Kemudian duduklah aku di atas
sofa ditengah malam itu. Hasbi yang sudah tumbang, Dyno yang kemudian pindah
kasur bersama Zaki yang sudah terlelap duluan sejak tadi. Awalnya masih
kudengar kedua mahasiswi tadi mengobrol sampai akhirnya hilanglah semua suara
ditelan sunyi. Malam yang sepi. Hah, kalau begini aku jadi ingat kata kawanku.
“Aku ini sudah sepi jangan kau tambahi lagi dengan rindu.”
Maka kumulailah membaca buku yang
bercerita tentang disekuilibrium relasi manusia dengan alam itu. Terbentanglah
kenangan dan ingatanku ke masa kecil dulu. Saat masih usia 5 tahun, setahun sebelum
masuk SD. Kebun Jeruk kami yang berganti dengan Kakao dan kemudian Sawit.
Setiap memikirkan alam ini, aku berpikir lagi ada benarnya juga manusia sudah
miskomunikasi dengan alam.
Aku mulai mengantuk. Sudah beberapa
lembar kubaca. Mataku makin berat. Akhirnya kuputuskan saja untuk berbaring
sejenak. Lalu terlelap sekejap. Aku bangun pukul setengah tiga. Sebelum tidur, kami
juga berencana untuk menonton final Copa America. Yaitu final turnamen
sepakbola antar negara Amerika Latin dan dilaksanakan di Chile. Partai finalnya
adalah Chile vs Argentina. Argentina yang mengecap juga final piala dunia di
Brazil tahun lalu akan mencoba lagi partai untuk mengangkat trophi ini. (Saat
di Brazil kemarin, Messi dkk takluk atas Der Panzer,Jerman)
Jam 02.47 WIB. Aku menyalakan
laptop Dyno. Kuaktifkan tethering dari
hp-ku dan mulai kucari situs livestreaming
yang menayangkan laga itu. Oh ya aku lupa. Dyno memakai tv berlangganan tetapi
siaran kompas tv yang menjadi official
tv pemegang hak siar Copa America di lacak atau tidak ditayangkan. Mesti beli
paket dulu. Kecuali jika menggunakan antena UHF.
Maka setelah beberapa menit. Ketemu
juga siaran itu. Dan kusaksikan kick-off
babak pertama. Pukul 03.11 WIB aku membangunkan Zaki. Kemudian Hasbi kemudian
Cia dan Sari dan terakhir Dyno.
Pada saat bangun dan mengecek dapur.
Kutemui kompor masih menyala. Astaga, untung saja tidak terjadi apa-apa.
Terakhir kuingat kami memasak air. Dan memang air itu masih ada dalam panci dan
nyala api kompor masih ada. Segera kumatikan.
Agenda selanjutnya adalah menanak
nasi di ricecooker. Hasbi menjadi
pelaku utama memasak nasi ini. Selanjutnya telur dadar dan sosis. Ada total 6
telur dadar yang kupecah dan kuaduk bersama garam dan potongan bawang merah dan
seledri. (Juga 7 potong sosis, setelah 3 nya diiris dan dicampurkan dengan
sayur)
Sisanya kemudian kuserahkan
kepada Hasbi, Dyno, Cia, dan Sari.
Aku melanjutkan menonton.
Setelah telur dadar matang. Maka
giliran sosis yang digoreng. Namun alangkah apa. Ternyata api kompornya makin
kecil dan akhirnya mati. Padahal sosis baru setengah matang. Kemudian Hasbi
mengecek ternyata memang gas sudah habis. Astaga. Tetapi syukurlah, sup dan
telur dadar serta ikan teri sudah dimasak .
Hasbi kemudian menggoyang-goyang
tabung gas warna hijau itu. Dan api kembali ada lagi tetapi masih kecil. dan
akhirnya : sosis itu hampir matang. Semua sudah siap makan. Nasi sudah, sup
sayur sudah, telur dadar sudah, ikan teri juga. Menu 3 sehat.
Aku lupa. Zaki, adalah orang yang
rela keluar dinihari itu untuk mencari minum. Sebab seperti yang kau ketahui.
Gas sudah habis dan air galon pun juga. Jadi tidak bisa memasak air. Tetapi
dengan sisa satu cerek dan 2 tabung 1,5 L yang dibeli Zaki. Problem kehausan
akan teratasi.
Jam 4. Kami sahur bersama. Zaki
memimpin doa. Kemudian Aku. Dan langsung. Sambil tetap streaming di laptop.
Dengan skor yang masih kosong-kosong kami santap makanan yang ada ini.
Oh indahnya. Malam sahur bersama
yang penuh dengan canda tawa. Perut kenyang dan semua senang.
Maka nikmat Tuhan manalagikakah
yang kamu dustakan?
Thanks to Dyno, Zaki, Habi, Cia
dan Sai.