Dian Sastro Mungkin Penjelmaan Sepeda Kumbang
D
i a n S a s t r o mungkin penjelmaan S e p e d a K u m b a n g
Setelah beberapa kali berselancar di google.com, aku akhirnya
menemukan alasan yang mungkin dari segala kemungkinan yang mungkin untuk Dian
Sastro adalah penjelman sepeda kumbangnya Nad. Tulisan ini dikhususkan untuk
dia, Nadira. Rektor Tiben yang baru. Baiklah untuk tidak memperpanjang
mukadimah. Kita persilakan tulisan ini untuk bicara sendiri.
“Menyimak status facebook beliau memang cukup menarik,
bukan karena curhat a la anak mami yang pengin bunuh diri gegara
Aliando putus dengan Prily, tidak. Bukan pula gegara negara yang menyita
buku-buku yang katanya berbau kiri (cacat logika yang tak terampuni) Sebagai
berita, agaknya kurang tepat menyebut ada buku yang berbau kiri. Kecuali memang
itu adalah teks puitik yang sah menggunakan licentia poetica, dengan
sintaksis impresionistik. Ah. Cukuplah.
Kali ini sebagai kawan tiben, bukan kamerad (sebab nanti
dikira komunis dan lalu ditangkap atau dipanggil rektorat dan membuat surat
pernyataan macam Ofek). Aku tak sengaja membaca status Nad tersebut, tanpa
pembuka tanpa titi mangsa, ia menuliskan di dinding facebook-nya : Dian
Sastro adalah penjelmaan sepeda kumbang. Titik, tidak ada keterangan lain,
tanpa alasan dan penjelasan. Tetapi apa pula jenis alasan dan penjelasan di
zaman kini ? Penjelasan yang datang dengan akal akan gampang disalahartikan
sebagai pemuja akal dan ujung-ujungnya bakal dicap sesat. Penjelasan dengan
teori, maka dengan sewenang-wenang orang akan bilang bahwa sekarang kita tidak
butuh teori tetapi praktik. Wah. Lalu aku harus bagaimana, Gus ?
Pun tentang semuanya semuanya kembali ke diri kita
masing-masing apakah kita mau goblok atau mau lebih goblok lagi.
Oke setelah menjalani beberapa jenak renungan, dari sekre MG,
ke Sekre LS, akhirnya di sekre Tiben aku menemukan semacam titik terang.
Setidaknya titik yang bisa kulihat, aku menamakannya titik terang supaya
menimbulkan kesan dramatis saja. Oh ya, aku memang jarang ke sekre GAMAIS,
sebab di sana sepertinya mereka lebih tertarik dengan hal yang serius saja.
Tentang kemajuan ummat, pembantaian yahudi (oleh orang Yahudi maksudnya),
konflik timur-timur, eh salah timur tengah, Suriah Aleppo, Syiah Komunis
Konspirasi dan lain-lain. Ya tidak ada tempat bagi orang yang pemalas dan kurang
kerjaan macam aku ini yang mencoba mencari tahu apa sebenarnya yang dipikir
oleh Nad, kawan baru kenal ini. Ya mungkin aku salah juga, memikirkan hal-hal
yang tidak esensial, tidak pokok, atau bahkan tidak bersentuhan dengan
kebutuhan umat manusia, tidak progresif dan tidak revolusioner.
Sudahlah memang diriku sudah dipenuhi prasangka buruk sebab
yang baik-baik sudah direbut oleh golongan-golongan penyergap diskusi,
pembredel buku, pelarangan, dan segala lain puncak-puncak kegoblogan peradaban
manusia.
Awalnya aku menyangka Nad dipicu oleh konsep reinkarnasi. Aku
tidak begitu paham. Bahkan jangankan paham, reinkarnasi aku pun tak tahu
artinya. Apakah reinkarnasi itu semacam perubahan fisika, atau perubahan kimia
atau tidak keduanya, atau semacam sintesis dari keduanya. Entahlah. Apakah
reinkarnasi itu melibatkan hal-hal yang hidup ? Tetapi apa itu hidup ? Sudahlah
kukira cukup sampai di sini aku bertanya. Lebih baik percaya daripada bertanya
bukan? Tetapi lebih baik lagi kalau kita merasa hidup baik-baik saja tanpa
harapan dan kecemasan.
Semuanya relatif ya kecuali perihal uang. Tidak punya uang
tidak bisa beli buku. Dan punya uang pun belum tentu tidak goblog. Goblog
semacam keniscayaan buat manusia. Semacam faktisitas Heideggerian mungkin ?
Entahlah.
Mengapa reinkarnasi ? Karena munculnya kata penjelmaan. Ya
engkau benar. Aku menyangka bahwa itu semacam pernyataan simbolis dari Nad. Dia
bilang bahwa Dian Sastro adalah penjelmaan dari sepeda kumbang. Segera aku
mengecek kbbi offline dalam laptop. Aku menemukan bahwa sepeda kumbang adalah sepeda yg dilengkapi dng motor, jika motornya mati dapat didayung dng kaki;. Ya begitu kira-kira arti kamusnya. Tetapi cukupkah kita memahami dunia
dengan kamus ? Tidak tahu. Apa pula artinya memahami dunia ? Tidak tahu. Lanjut
saja.
Aku menduga bahwa
Dian Sastro adalah semacam produk masa lalu yang tetap digandrungi oleh
orang-orang masa kini. Seperti sepeda kumbang. Dia adalah sesuatu yang bernilai
sejarah, makanya ada semacam kenangan atau apapun namanya yang melekat pada
dirinya. Sehingga bertemu kembali menjadi sesuatu sensasi yang wah dan ah, Ternyata
hal itu tidak memuaskanku. Dian Sastro meskipun aku belum pernah menonton
satupun filmnya. (Aku memang orang yang sok idealis, lebih dari itu memang AADC
tidak sampai kepadaku. Jangankan yang pertama, yang kedua pun aku belum nonton.
Kampungan dan sok-sokan sekali bukan). Tetapi itu tak penting, soal diriku itu
tak penting, yang jauh lebih penting adalah soal dirimu. Ya untuk segera
mengakhiri tulisan kacau ini. Lebih baik kututup saja. Mudah-mudahan engkau
tidak bunuh diri hari ini.
Hari ini, Kamis
(28/04/2016) sekuel Ada Apa dengan Cinta 2 (AADC 2) tayang perdana di bioskop.
Film ini sangat dinanti-nanti masyarakat Tanah Air. Tapi belakangan ini muncul
kisah yang alurnya dinilai justru lebih baik dari kisah di AADC2.
Sekuel film AADC? 2
memang akan menjawab rasa penasaran tentang kelanjutan hubungan asmara Cinta
yang diperankan Dian Sastrowardoyo dan Rangga oleh Nicholas Saputra yang telah
terpisahkan oleh jarak selama 14 tahun.
Tampak euforia para
penggemar film bergenre percintaan ini semakin menjadi-jadi saat penayangan
perdananya yang dilakukan serentak di berbagai bioskop di Indonesia, Malaysia
dan Brunei. Banyak dari mereka pun rela mengantre sejak pagi untuk dapat
menjadi orang yang pertama menyaksikan kisah asmara Cinta dan Rangga yang
kembali bergejolak.
Kehebohan pecinta
AADC? 2 ini juga tampak di jejaring sosial. Nampak di Twitter
sejak Kamis (28/4/2016) pagi hingga kini, diramaikan dengan beragam respons
melalui ciapan dan postingan gambar antusias para
onliner saat berjuang mendapatkan tiket.
Namun, seiring
dengan Euforia itu, beredar postingan yang menautkan kisah yang disebut-sebut
lebih memiliki alur yang keren daripada AADC2.
Kisah tersebut
ditulis oleh harisfirmansyah.com dan diposting pada Selasa, 26 April
2016
Ada Apa dengan Mamet? Nama saya Rangga. Saya hanyalah seorang pelajar
SMA biasa. Saya lebih memilih mengisi jam istirahat dengan baca buku di
perpustakaan daripada baca koran di toilet khusus guru.
Semua berubah ketika
Pak Wardiman sang penjaga sekolah, tanpa sepengetahuan saya, mengikutkan puisi
buatan saya dalam lomba cipta puisi tahunan yang diadakan oleh pihak sekolah.
Lomba tersebut berhadiah sepeda kumbang.
Tak dinyana, puisi
buatan saya menang. Pak Wardiman mengambil hadiah sepedanya, kumbangnya untuk
saya. Setelah saya resmi jadi pemenang lomba puisi tanpa sengaja, ada cewek
mading yang ngejar-ngejar saya untuk minta wawancara.
“Kamu Rangga, kan?”
tanya cewek mading tersebut sambil ngajak salaman. Tapi saya abaikan tangan
halusnya yang terjulur. Berhubung lupa kobokan, tangan saya masih ada bumbu
rendang. Sebab saya makan siang di RM Padang.
“Bukan. Saya
sebenarnya siluman tengkorak,” kata saya berpura-pura.
“Oh.” Cewek itu
langsung percaya dan pergi.
Cukup sekian. Tarjo
sedang bersabda, “Jika kau tolak aku kini, aku akan datang kepadamu di
kehidupan yang lain”. Dor