Kekecewaan Ketiga ; Jackie dan Lin
Apa yang terjadi apabila janji diingkari?
Jangankan manusia bahkan Tuhan pun bisa berang
bila janji sudah dianggap basi
Ada sebuah kisah di negeri seberang. Pemuda
bernama Jackie menjalin kasih dengan Lin.
Mereka berjanji akan setia,sehidup dan akan sama-sama
mati.
Suatu hari pergilah Jackie ke ibukota mencari
kerja. Mengharap gaji yang lebih baik dari buruh tani. Berniat mengumpulkan
uang untuk memulai hidup resmi bersama Lin.
Hari berganti, pekan bertukar, bulan bergilir, kalender
tahun pun kemudian diganti.
Janji tetap janji, sehidup dan semati.
Jackie sudah cukup materi untuk laksanakan
resepsi.
Maka berangkatlah Jackie dengan senang hati.
Ia bawakan sutra, kalung emas, sepatu cantik dan
gaun indah.
Tidak lupa sepasang cincin. Sebagai tanda terikatnya
dua hati
Janji akan diakhiri
Dengan sebuah prosesi
Menikahi Lin.
Maka setiba di desa.
Ia ketuk pintu rumah Lin
Jackie awalnya senyum melihat Lin.
Tapi seperti mati sesudah Lin menyambut, “Maafkan
ini adalah anak ku dengan Lee, kau terlalu lama, ayah memaksa”
Bayi dari perkawinan dengan Lee pemuda kaya anak
Bos para petani.
Jackie seperti benar-benar mati.
Maka berakhirlah janji pada kekecewaan. Yang
katanya sehidup semati, menikah pun tidak.
Aku tahu benar apa yang dirasakan Jackie.
Ekspresinya membuatku yakin, tertawa dan menangis sekaligus. Aku tak sanggup
membayangkan perasaan Jackie. Kemana sebatang kara itu akan mengadu ? Apakah
kepada janji ?
Padahal dulu akuyang menggilai Lin. Memuja-mujanya
membuat sketsa-sketsa dalam kamar. Membuatkan sajak-sajak untuk menenangkan
diri.
Kecewa. Meski aku tidak pernah membuat janji
dengan Lin.
Tetapi begitulah ketika kecewa. Mau tak mau kita
harus mencoba menelan karena sudah ada di tengah tenggorokan, dikeluarkan dari
kerongkongan bisa merusak pita suara. Lebih baik ditelan saja siapa tahu usus
bisa mencerna dan membuang sebagai kotoran sisa.