Sekelingking Cerita Perkenalan
Namanya Veronika Afriani Dewi.
Beliau yang terlambat sejam itu masuk nyelonong ke dalam
kelas. Bu Dosen yang agak terkejut waktu itu mencegat beliau, ”Kenapa masuknya
seperti ayam masuk rumah? Nyelonong begitu saja.” Kemudian dia cepat membalas,”
Maaf Bu saya terlambat, mohon izin masuk kelas”. “ Nah begitu dong, silakan.
Lain kali terus terang saja. Minta izin. Bu saya semalam begadang buat tugas
sehingga bangun kesiangan”.
Diamku terganggu, sunyiku terusik. Kuperhatikan dia. Kututup
buku Krisis Kebebasan Albert Camus itu.
Dia duduk di samping mahasiswi berambut hijau sebahu di sana,
di depan sebelah kiriku.
Tak lama kemudian mereka bercakap-cakap. Aku dapat menduga mereka berdua ini adalah anak FSRD (Fakultas Seni Rupa dan Desain). (Anak
maksudku adalah mahasiswa). Tentu dari penampilan mereka yang unik, sepatu,
baju, dan lain-lain. Aku sebagai manusia yang introvert sejati ingin
mengajaknya berkenalan supaya tahu namanya dan tentang dirinya. Namun itu tidak
kulakukan. Aku takut dianggap sebagai freak dan membuatnya takut. Kuputuskan
untuk mencari secara sepihak saja siapa namanya.
Daftar peserta kelas (Absensi) pun tak lama sampai
kepadanya. Kuperhatikan dia, seorang kidal ternyata, dia memaraf daftar hadir
dengan tangan kiri dengan drawing pen. Tentu ini akan membantu mencari namanya.
Saat absensi datang kepadaku yang duduk di barisan paling belakang. Aku memeriksa.
Di kelas itu banyak mahasiswa yang memakai jaket biru KMPN (Keluarga Mahasiswa
Penerbangan), tentu akan bisa memudahkan. Kulihat banyak NIM (Nomor Induk
Mahasiswa) dengan angkatan 2013 disana. Dan langsung cepat kuambil kesimpulan.
Mereka ini angkatan 2011. Sama denganku. Lalu dengan melihat 3 NIM yang berbeda
angkatan dan 3 angka awalnya, bisa kuketahui 3 nama yang barangkali adalah nama
salah satu dari mereka, perempuan rambut hijau dan pashmina merah hitam
kotak-kotak.
Drawing pen menyisakan tulisan yang lebih tebal.
***
Seminggu kemudian aku sudah menemukan namanya dari akun
facebook si mahasiswa berambut hijau itu. Mereka sepertinya sahabat. Kemudian
kuperiksa dengan paraf tanda tangan, benar, goresan tanda tangan yang bukan
dari pulpen biasa.
Ku add facebook-nya dan sekitar 4 minggu kemudian di confirm
olehnya.
Hari itu tepat hari Rabu dinihari pukul 1. Langsung aku
menge-chat, mengenalkan diri dan terjadilah percakapan.
Darinya aku tahu, bahwa besok, atau lebih tepatnya jam 7
pagi. Setara dengan 6 jam lagi adalah jadwal UTS Kwn. Ya, Veronika beritahuku
tentang itu. Ya Tuhan, mengapa kau begitu absurd?
Namun begitu, syukurlah, dia membagikan link materi kuliah
yang segera ku-download dan kubaca.
Aku. Malam itu. Senang sekali.
Kusiapkan rencana untuk berkenalan dengannya. Mulai dari
kata-kata, gerak tubuh, drama, dan lelucon
juga aku karang.
Esoknya ujian tengah semester Kwn. Aku datang tepat waktu,
lebih tepatnya datang lebih awal sebelum ujian dimulai.
Soal dan lembar jawaban pun dibagikan oleh pengawas. Dia
belum datang, tetapi temannya si rambut hijau sudah. Aku jadi khawatir,
kalau-kalau dia ketiduran dan kemudian kesiangan dan akan skip ujian. Soalnya
tadi malam dia masih online sampai jam 2 dinihari. Berbeda denganku mungkin, dia
akan tidur, sementara aku tidak. Jelas tidak sebab aku yakin, jika aku tidur,
maka aku akan bangun jam sepuluh dan ujian sudah akan selesai. Aku begadang
hari itu. Rabu yang indah. Menunggu enam jam dengan slide untuk menghadapi
ujian tengah semester pertama.
Namun sisi lain diriku bilang bahwa tidak mungkin dia skip
ujian. Entah kenapa aku tidak tahu
alasannya. Hanya feeling saja.
Kira-kira setengah jam kemudian dia datang, masuk kelas
dengan terburu-buru. Aku senang.
Waktu ujian hampir habis, aku sudah selesai namun belum
mengumpulkan. Kutunggu dia, ternyata belum juga. Kemudian pengawas bilang bahwa
waktunya sudah habis, aku tunggu, belum juga dia. Aku memutuskan untuk menunggu
di samping kelas. Di dekat tangga.
Setelah 10 menit berselang, dia tidak kunjung juga keluar
kelas. Kupastikan untuk melihat ke dalam. Kelas sudah kosong.
Hmmmm..
Aku tahu. Dia pasti mengambil arah yang berbeda, dia belok
kiri setelah keluar pintu sementara aku ke kanan (barangkali karena dia kidal).
Kemudian aku melihatnya dari kejauhan. Asik menunduk
memandangi hp-nya. Waw kami akan berpapasan. Ya benar, kami benar-benar
berpapasan. Namun rencana yang kusiapkan semalam buyar begitu saja. Mulutku
kaku, dikekang oleh ketakutanku yang tidak jelas bentuknya. Namun kuat
pengaruhnya. Aku melewatkan momen itu. Aku merasa sedih dengan diriku sendiri.
Aku tidak seberani yang aku bayangkan tentang diriku.
***
Malam harinya, aku chat dia lagi yang lagi online di fb. Dan
aku lupa bagaimana aku bisa memperoleh kontak line- nya. Mungkin ini sebuah
karomah khusus dari Tuhan, ahahaha.
Aku line dia. Selamat ulang tahun Veronika, mudah-mudahan
selalu mudah dalam kehidupan. Amin. Terima kasih banyak, balasnya. Aku senang
sekali.
Kemudian aku mengajaknya bertemu langsung. Katanya bisa,di
kampus besok.
Hari itu adalah hari kamis yang cerah. Dia sedang
mengerjakan tugas kelompok bersama kawan-kawannya di perpustakaan pusat ITB.
Aku yang waktu itu bangun siang segera ke sana, bertemu dengan dia, Rina dan
Iva (mahasiswi yang berambut hijau). Aku senang sekali.
Aku akan selalu ingat betapa lemahnya aku yang harus
mengalahkan rasa takut dan grogi. Ini adalah sebuah momen, yang ada karena aku
ciptakan. Ingat dengan ketika langkah-langkah kaki memasuki perpustakaan,
menaiki anak tangga satu per satu, hingga mendekati dirinya dan mengulurkan
tangan, bersalaman dan mengeluarkan suara, “Asra”. Aku senang sekali.
Percakapan yang seru terjadi hari itu. Asik dan menyenangkan
bagiku. Waw. Dan hari itu adalah tepat hari ulang tahunnya yang ke-21.
Barangkali memang emosinya sedang dalam keadaan gembira. Dia membicarakan
banyak hal, dari mulai tugas akhir, kuliah di itb, sampai tema feminisme Emma
Watson yang dia kagumi. Jelas, kelihatan anggun dan betapa cerdasnya dia. Sementara
aku, mungkin akan semakin tahu siapa aku. Dengan banyaknya percakapan yang ada,
dan beberapa pandanganku tentang hidup, tujuan dan lain-lainnya.
Aku mengaku punya kawan yang namanya Okal DKV 2011 yang
sering mengerjai orang dengan video-video prank-nya. Temannya juga. Dan mengaku
bahwa aku itu anggota unit LS, sama dengan Okal, Lingkar Sastra. Dia pun
katanya LS juga. Aku bilang LS mungkin bagiku adalah pelarian terhadap kaku dan
monotonnya pelajaran dan tugas-tugas kuliah di jurusan teknik. Dia juga katanya ada juga semacam pelarian
begitu, dan LS juga, hanya saja dengan kepanjangan berbeda : Laskar Seni.
Semacam kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan mengenalkan seni dan
membimbing mereka untuk berkarya. Waw keren. Katanya dia melakukan itu bersama
kawan-kawannya yang lain di Balubur. Sebentar, Al-Hidayah? Benar dan aku
ditanya mengapa bisa tahu.
Aku jawab tidak tahu nebak saja. Mungkin Tuhan menakdir
demikian.
Katanya hari Sabtu ini akan ada pameran juga di Galeri
Soemardja. Hahaha. Aku senang sekali bertemu dia.
***
Hari Sabtu terjadi. Aku, Nuri, Rahmat, dan Indah,
kawan-kawanku dari Lingkar Sastra akan berkunjung ke Galeri Soemardja, sebuah
acara pameran karya dari Laskar Seni. Kami tiba di sana saat Pak Primadi sedang
memberikan sambutan. Di sana kami juga bertemu dengan Okal.
Setelah selesai acara sambutan, kami masuk dan terjadilah
insiden itu. Aku yang berbaju hitam celana hitam dan topi hitam bersandar di
sebuah yang kukira dinding dan ternyata bukan dinding. Itu adalah panel, tepat
yang bisa kulihat saat masuk. Ada lambang acara kumur-kumur disana (Nama
kegiatan ini). Gravitasi bekerja, panel itu kemudian miring dan aku berusaha
menahannya untuk tidak jatuh dan astaga, semua itu diluar kuasaku. Jatuh. Dan
seluruh pengunjung melihat ke arah panel yang tingginya sekitar dua meter dan
lebar 4 meter itu. Dinding panel yang non-permanen ini ternyata di tempeli
sebuah LCD monitor 52 inchi. Aku cemas, takut dan khawatir. Apakah LCD nya
rusak? Yang kulihat LCD itu baik-baik saja secara fisik. Layarnya tidak pecah.
Aku tidak melihat dia disana.
***
Kemudian besok harinya aku ceritakan ini pada Okal. Kata
Okal,” Oh jadi lu yang ngejatuhin? Gimana ceritanya. Untung LCD-nya gak
kenapa-napa.” “Oh gitu ya, alhamdulillah lah gak rusak” jadi Aku merasa aman
dan tidak ada masalah.
Aku penasaran apakah dia ada saat pameran itu atau tidak.
Katanya ada. Aku kan panitianya katanya. Kemudian aku mencoba untuk memulai
percakapan yang santai ternyata dia tidak menjawab. Nah.
Hari ini hari Rabu, ada diskusi dari LS (Lingkar Sastra) yang
akan dibawakan oleh Suhu Kukuh, Mahasiswa Teknik Tenaga Listrik 2011. Temanya
adalah sastra dan keindahan dengan tagline Lo harus cantik setiap saat ?
Di bawah poster itu ada tulisan ayo ramaikan, boleh datang
bawa pacar.
Aku kirim poster itu dalam bentuk digital melalui hp-ku ke
dia. Aku bilang, kalau mau dan sempat, datang ya. Nah kemudian ini dia baru
menjawab chatting-an line ku. Iya insyaallah aku datang sama pacarku. Aku tidak mau kelihatan kagok. Dan langsung
membahas, pacar kamu sekarang ada di Bandung? Jatinangor jawabnya. Unpad? Iya
katanya. Kemudian dia bilang bahwa temennya mau kenalan denganku. Waw pacarnya
ingin bertemu aku. Kami akan berkenalan
dan apa gerangan takdirku? Katanya temannya itu nanya-nanya tentangku dan ingin
tahu nomor hp-ku. Langsung kuberi 085274723717 a.n Asra Wijaya. Aku langsung
menyanggupi besok, bisa diatas jam 5 sore.
3 hari berlalu. Didalamnya aku bertanya kepada Rina,
kawannya yang tidak mau menjawab siapa Nama pacar Vika. Katanya tanya saja ke
orangnya langsung. Namun aku bilang malu karena memang begitu. Rina bilang gak
ada yang salah dengan menanyakan nama pacar orang kok. Oh ya kemudian aku
me-line dia. Menanyakan bolehkah aku tahu nama pacarnya itu. Namun dia bilang
sorry privacy, rahasia perusahaan. Dan ya begitulah...
3 hari kulalui dengan hp yang ketinggalan di kosan kawanku
Rezky. Ya dia mahasiswa ITB juga 2011. Setelah 3 hari aku kemudian
mengambilnya, dan memeriksa. Ada beberapa panggilan masuk, dari Ibuku dan
beberapa SMS. Termasuk dari temannya dia, namanya Iman. Iman ini memperkenalkan
diri sebagai temannya Vika. Katanya dia mau bertemu aku hari ini (tanggal 17
Sms itu masuk) padahal saat kubaca, itu sudah tanggal 20. Waw aku segera
membalasnya. Maaf sudah 3 hari hp tidak denganku, maka sms ini baru kubaca hari
ini. Bagaimana kalau besok? Ok katanya.besok saja jam 1 di kampus. Di Galeri
Soemardja.
***
Besoknya aku ke Galeri Soemardja sendirian. Jam 1. Ya, aku
bertemu dengan Iman, yang ternyata adalah seorang perempuan. Iman menceritakan
insiden yang terjadi seminggu yang lalu. Tentang LCD yang jatuh dan akulah
tersangkanya. Nah begitu.
Ada 1 kesimpulan yang kudapat yaitu : teman dia yang ingin
berkenalan denganku itu bukan pacarnya, tetapi Iman yang ketua Laskar Seni yang
bertanggung jawab dengan acara pameran itu.
Aku bertemu dengan Dina juga, mahasiswi jurusan Seni Rupa
2011. Nah pertemuan hari itu membahas untuk pertemuan selanjutnya dengan pihak
Galeri Soemardja. Untuk memusyawarahkan
penyelesaian masalah LCD ini. Soalnya menurut keterangan beliau, awal April
akan ada lagi pameran di galeri dan butuh LCD lagi. Jadi harus sudah selesai
sebelum pameran itu.
Kemudian disepakati akan bertemu dengan pihak Galeri
Soemardja, panitia LS dan Aku. Besok siang.
Hari Selasa jam 2 siang. Aku ke sana lagi. Bertemu Dina, dan
Mas Riyatno. Iman sedang ada urusan lain. Nah disitu dijelaskan oleh pihak
galeri bahwa kesalahan ada pada semua pihak, termasuk pihak galeri, yang tidak
memberikan safety kepada panel yang tidak ditopang apa-apa padahal kemungkinan
jatuh besar, dan ada monitor LCD 52 inchi disana.(1 inchi = 2,54cm). Dari pihak
panitia juga, tidak mewaspadai hal itu. Dan aku sendiri yang bersandar di sana.
Maka kesimpulan yang didapat hari itu akan dicarikan solusi yang tidak
memberatkan salah satu pihak. Kalau biaya service-nya di atas setengah harga
LCD yang baru, maka akan dibeli saja LCD baru, sementara kalau kurang dari
setengahnya, di-service saja. Namun itu masih tergantung dari orang service
LG-nya. Mengapa LG? Karena memang monitor ini merk-nya LG. Harus di-service
dengan resmi.
Besok harinya hari Rabu, Dea kasih tahu bahwa menurut orang
LG, LCD itu tidak terlalu rusak parah, Cuma kena tombol power-nya. Biaya
service 500 ribu ditanggung oleh pihak Galeri Soemardja. Dan aku hanya diminta
sumbangan pemeliharaan dan perawatan sejumlah nominal rupiah. Puji Tuhan
katanya.
Masalah LCD hampir selesai.
***
Aku segera melaporkan ini kepada Veronika. Perkembangan
terbaru LCD ini. Dia jawab singkat, “ terima kasih ya”. Sama-sama jawabku.
Dengan itu aku semakin merasakan ada jarak dengannya. Jarak
yang makin bertambah. Dia dan aku. Sebenarnya dari saat dia bilang sudah punya
pacar itu adalah semacam tanda, bahasa tanda, ya semiotika. Hehehe. Dia semakin
tahu siapa aku. Maka aku membuatkan sebuah puisi untuknya. Mudah-mudahan tidak
menyinggung perasaan pacarnya. Karena memang, aku tidak menaruh perasaan kepada
pacarnya itu. Mudah-mudahan dia selalu lancar dengan kehidupannya termasuk
tapestri yang sedang ia tenun. Katanya dia mau lulus bulan Juli ini. Selamat
Kawan.
*)Btw Veronika sudah lulus dan diwisuda 1 Agustus lalu.
Ada puisi yang kutulis
buat Veronika
Buat Veronika Afriani
Dewi
1
Veronika, kelas Kwn sudah habis
Aku sekarang tidak begadang lagi
Aku bisa tidur lelap tanpa takut kesiangan
Tanpa takut terlambat dan segala macam
Veronika, pertemuan kita barangkali berakhir
Minggu lalu ialah perpisahan yang tak sempat dirayakan
Aku bangun setengah delapan pagi ini
Dengan malamku yang pendek
Terasa singkat
Dan pagiku kehilangan mentari
Veronika, meski demikian aku tak tahu
Hanya kehilangan yang kurasakan
Bagaimana denganmu?
2
Afriani, terakhir kau mengganggu kekhusyukanku yang sedang
membaca buku di pojok belakang ruang kelas itu, dengan suaramu yang tinggi dan
menyayat.
Bukan hanya udara, tetapi juga sampai ke kedalaman diamku
Afriani kau tidak tahu kan? Sebab ibarat semesta kehidupan,
aku hanya debu kosmik dalam tapestri universal kepunyaanmu, ada dan tiadaku
tidaklah mengapa dan tidak terasa juga
Apalah arti rasa selain makna? Bukan
Yang tak terbatas hanya kasih sayang dan cinta
Sementara aku Afriani, sibuk masturbasi dengan puisi
3
Dewi, bila kau mau
Mari membuat janji bertemu di perpustakaan itu lagi, biar
kuberi kau vitamin C
Biar kuungkap lagi siapa aku sebenarnya
Yang bila nanti kau tertawa, kau tersenyum
Menjadi tabungan semacam simpanan bank buat
Bahagia hari esok
Yang ingin berbunga dengan setiap rabu
Setiap pertemuan di kelas
Meski hanya sejam , Dewi
Kata-katamu...ah...aku tak sanggup mengejamu
Mungkin hanya prasangkaku dan seluruh ego
Yang berkata
Perpisahan...
Yang terjadi sebenarnya mungkin hanya kerinduan....
\lahir.
Hmmm...aku adalah anak bintang-bintang
dari kejora dan
mama
Ssst...kau adalah putri kembang-kembang
dari merah dan
papa
\hidup.
\hidup.
aku berlari menuju Mondovi
sedangkan kau tersenyum memutari Arab
\bijaksana.
\bijaksana.
kuingin menulis padang pasir,
namun kau tabiri debunya dengan cadar
kukarang lagu dan syair,
disaat asik kautenun seluruh galaksi
Hidup tidak bermakna bagi Ca
Menurut aku, laksana menari
Bagimu Na : permadani raksasa
Mengapa tidak menari saja kita diatas permadani sampai camana kehilangan makna ?
Bandung, 23 Maret 2015
Hidup tidak bermakna bagi Ca
Menurut aku, laksana menari
Bagimu Na : permadani raksasa
Mengapa tidak menari saja kita diatas permadani sampai camana kehilangan makna ?
Bandung, 23 Maret 2015
1 comments:
Write commentsIndah..
Reply