aku
hanya pakai
yang aku punya
dan
aku
hanya suka
yang aku cinta
Bandung, 2015 (dalam sebuah workshop ikat celup dan kajian fashion)
Tertawalah, sebelum tertawa itu diharamkan !
Senin 16 November 2015
Hari ini bangun pagi. Tidak.
Sarapan pagi bukan dengan nasi yang diaduk dengan airmata. Periksa jam. Jam
dinding sudah lebih sebulan mati. Laptop juga mati. Sepertinya malam tadi lampu
mati. Sebelum tidur laptopku nyala. Cuma baterainya tak ada. Jika listrik
mati,otomatis dia mati. Namun lampu indikatornya menyala. Berarti listrik mati
kemudian nyala lagi. Akan tetapi laptop tidak bisa hidup sendiri mesti ditekan
tombol power lagi. Tidak bisa lihat
jam laptop, tablet juga mati. Jam terakhir adalah 01.42 saat streaming kuliah adam smith capitalism dan karl
marx communism.
Afirmasi
Aku tidak tahu apa makna semua
peristiwa yang kualami selama sebulan kebelakang ini. Kalau bisa aku
berpendapat, aku hanya dapat menebak saja, apa hikmah dan pelajaran dibaliknya.
Jikalau memang ia tidak berani menampakkan diri dalam bentuk peristiwa itu. Dua
minggu aku sakit kepala, dikarenakan gejala sinusitis, dua hari kemudian aku
diare. Barangkali Dia yang di atas sana ingin menghapuskan beberapa catatan
dosaku yang sudah menumpuk. Sebuah komedi tragis juga menjadi pertunjukan yang
ia ingin saksikan melalui diriku yang menjadi tokoh utama.
fantasi
Seuntai bayangan langit yang menyingkap
Dari genangan air di jalan
Di gang kecil sempit itu
Seumpama serbuan kenangan masa lalu
Sebentuk senyum khayali sembunyi
Di balik cermin yang kuintip
sesudah mandi
laksana jujur perasaan yang dipendam
busuk dan layu
lalu mati
Bandung 2015
Hajar Terus
1
Sementara kutulis puwisi-puwisi ini
Teruslah menyembah adinda
Teruslah sembahyang kekasih
Biar, biar bait terakhir adalah adegan kukecup keningmu yang
terbiasa sujud
Dan titimangsanya jiwa yang melampaui cinta dan kebenaran
2
Sementara bayang wajahku semakin kabur, teruslah becermin
jiwa
Teruskan zikir mengikir tabir antara kita
Biar kasyaf
Biar tajalli
Malam yang tinggal sepertiga jangan kau risih
Subuh yang diujung zikir jangan kau cemas
Kau dan aku tak terjangkau waktu
Kau : yang kuakui
Aku: yang kau akui
Teruskan sampai alif sampai ya
Bandung, 2015
pemuda malam itu
Sebatang orang sebut saja seorang pemuda
Bimbang
Duduk saja ia di atas kursi panjang sendirian
Memandang ruang-ruang yang sudah
Kelam padahal baru jam sembilan
Ia menyisir sekitar, adakah kebahagiaan terselipcecer diantara sekretariat-sekretariat unit kegiatan mahaiswa kampus itu?
Tidak ia temukan apapun
Kecuali khayalan tentang pertanyaan dan keirian diri
Mengapa begini adanya? Kenapa tidak bukan begini? Begitu
misalnya...
Ia mulai iri kepada botol-botol aqua bekas, koran-koran yang
bertebaran di atas meja, bahkan pada sampah yang terlempar di jalan dan pohon
yang sudah akan tidur
Mereka ada dalam dirinya saja
Pemuda bimbang ini bertanya lagi
Mengapa aku harus ada bagi diri ini?
Uh. Ia melemparkan diri ke kehampaan, ia sampah di jalan pencarian
Kepada hampa terlempar ia
Dengan kaki, tangan dan pikiran serta satu dua pertanyaan
Yang akan menjadi penderitaan bagi dirinya
Barangkali bimbang akan bimbing ia pada ke benar an.
Bandung, 2015
kerjasama
Gelap tak dapat mengabarkan kematian cahaya
Tanpa segaris luka pada tubuhnya
Aku tak bisa mencintaimu tanpa rindu
Dan segores cemburu pada khayalan fantasiku
Realita tak mungkin bicara tentang imaji yang membumbung
Realita adalah dirinya sendiri yang bisa diperkosa seluruh
alat
Bandung, 2015
Come to Me Kemurungan
Datanglah wahai kemurungan
Serangserbulah diriku, ini
Datanglah berombongan, jangan sendiri
Agar ramai sampai hilang, aku
Datanglah wahai kemurungan
Abukan aku dalam sunyi
Hingga sirna dari kerumunan orang-orang yang hilang
bersamaku
Bandung, 2015
Kangen-pengen-dikelonin
Kangen-kangen-kangen
Pengen-pengen-pengen
Dikelonin-dikelonin-dikelonin
Yang umur tambah tua makin rindu sunyi berdua
Berdua sunyi berdua sunyi berdua
Kisah kasih kisah rindu kangen pengen berdua dikelonin
Kening kecup mesra, ah ah ,selepas puisi selepas keindahan selepas
kasih sayang
Cinta-cinta-cinta dan kasih sayang
Berjumpa bertemu leleh jadi segala
Bentuk kehidupan romantis khidmat khusyuk
Ekstase-ekstase-ekstase-ekstase
Murung kata-kata bersembunyi dibalik perasaan
Bertopeng-topeng murung sembunyi dalam raut muka dalam cakap
bicara
Murung sembunyi dalam demam dalam sakit berselimut dendam
Dalam badang yang meradang
Murung dimana lagi kalau bukan di selaput tipis pembungkus
misteri apa misteri apa murung saja
Murung-murung-murung-murung
Patah jantung hanyut terbawa murung terbang burung terkurung
dalam sangkar murung hinggap padaku pada padaku murung murung murung murung
Bandung, 2015
Kemurungan
Dengan tangan berdebu dosa
Mustahil pasti kurengkuh kasihmu penuh
Dengan kemurungan sepanjang nafas
Dayaku tak ada memeluk wujudmu
Sedingin laut malam kemurungan
Membungkus tulangku
Kecemasan segala, segala perasaan takut bermuara
Pada diri yang rendah, seperti berkumpulnya air
Pada lubang-lubang bumi
Aku hina fana
Bandung, 2015
Buku tulis baru
Aku punya buku baru
buku tulis isi seratus
Kubeli di toko buku tadi
Bisa ditulis dan digambar
Bisa dilempar juga dibakar
Buat hangatkan badan, bila cuaca dingin
Buat lampiaskan dendam, bila hati sedang ingin
Aku punya buku baru
Saat orang-orang beli sedan dan pacar baru
Aku memilih menulis buku
Demi perasaan dan segala keterlemparan
Yang tidak pernah kutahu dan hanya mampu kurasakan
Dendam, sedih,rindu,hanyut,haru, senang, dan gembira,
sesuatu yang mengalir dan selalu kuhayati dalam kehidupan ini
Bandung 2015
Whole Lotta Love
Ruh Jimmy Page terbang
Menancap dalam tubuh seorang
Pemuda malam ini
Dengan gitar seadanya
Dia replika nada-nada
Dia rapalkan bunyi distorsi
Dalam Whole Lotta Love
Sayang, pita suara Robert Plant sembunyi di belukar puisi
Bandung, 2015
Kemurungan
Siapa tak ingin ditimpa kemurungan
Bersiaplah mati dicekik rasa hambar
Aku memaksa diri untuk tidak menulis puisi hujan maka
seketika
Aku beku kedinginan
Aku ingin menyala dan hangat tetapi sia-sia hujan menangkupku
dalam kemurungan
Bandung 2015
Yang
Yang, maafkan aku malam ini
Aku sudah bosan dengan saya
Aku mau tidur selamanya
Sampai sayang
Aku ingin pulang, ingin dan sangat ingin, bersamamu
Aku ingin, senang, senyum dan tertawa, bersamamu
Aku mau menangis di dadamu,
Aku mau menangis dengan air mata yang naik keatas pipimu dan
turun menuju lembah lesung pipi dan hanyut terserap di bibir merahmu
Malam ini mari sini, bawa aku pulang demi Tuhan
Ayo aku bosan sabar bosan menunggu, ayo, mari sebelum aku
mati , aku sudah berjanji dengan izrail, kau punya waktu sebelas detik lagi
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
...
Bandung, 2015
Langganan:
Postingan (Atom)
Cari Blog Ini
Labels
Popular Posts
-
Judul : Manusia Indonesia (sebuah pertanggungjawaban) Penulis : Mochtar Lubis Penerbit : Yayasan Pu...
-
Resensi Buku Novel Merahnya Merah Judul : Merahnya Merah Penulis : Iwan Simatupang Penerbit ...
-
Resensi Buku Novel Kering Hidup Mesti Terus Meski Misterius Judul : Kering Penulis : Iwan Sima...
-
Puisi-puisi Kahlil Gibran Tentang Waktu, Cinta dan Persahabatan WAKTU Dan jika engkau bertanya, bagaimanakah tentang Waktu?…. Kau ingin men...
-
Resensi Buku Novel Orang Asing (1942) Judul : Orang Asing (Judul Asli : L’Etranger) Penulis : Albert Cam...
Archive
-
►
2018
(3)
- ► April 2018 (1)
- ► Maret 2018 (2)
-
►
2017
(31)
- ► November 2017 (1)
- ► September 2017 (2)
- ► Agustus 2017 (1)
- ► April 2017 (1)
- ► Maret 2017 (8)
- ► Januari 2017 (5)
-
►
2016
(132)
- ► Desember 2016 (8)
- ► November 2016 (3)
- ► Oktober 2016 (4)
- ► September 2016 (8)
- ► Agustus 2016 (15)
- ► April 2016 (16)
- ► Maret 2016 (5)
- ► Februari 2016 (15)
- ► Januari 2016 (34)
-
▼
2015
(206)
- ► Desember 2015 (11)
-
▼
November 2015
(20)
- pakaian
- Tertawalah, sebelum tertawa itu diharamkan !
- Semacam Ingin Bercakap
- Afirmasi
- fantasi
- Hajar Terus
- pemuda malam itu
- kerjasama
- Mana?
- Come to Me Kemurungan
- Kangen-pengen-dikelonin
- Kemurungan
- Buku tulis baru
- Whole Lotta Love
- Kemurungan
- Kukira
- Buat Rainer Maria Rilke
- pertanyaan mungkinkah puisi ditulis tanpa estetika
- Yang
- Bosan
- ► Oktober 2015 (24)
- ► September 2015 (32)
- ► Agustus 2015 (26)
- ► April 2015 (29)
- ► Maret 2015 (8)
- ► Februari 2015 (10)
-
►
2014
(57)
- ► Desember 2014 (6)
- ► November 2014 (4)
- ► Oktober 2014 (2)
- ► September 2014 (11)
- ► Agustus 2014 (4)
-
►
2013
(83)
- ► Desember 2013 (1)
- ► November 2013 (6)
- ► Oktober 2013 (1)
- ► September 2013 (13)
- ► Agustus 2013 (3)
- ► April 2013 (6)
- ► Maret 2013 (10)
- ► Februari 2013 (11)
- ► Januari 2013 (2)
-
►
2012
(62)
- ► Desember 2012 (9)
- ► November 2012 (1)
- ► Oktober 2012 (4)
- ► September 2012 (5)
- ► Agustus 2012 (7)
- ► April 2012 (6)
- ► Maret 2012 (11)
- ► Februari 2012 (1)
-
►
2011
(27)
- ► Desember 2011 (5)
- ► November 2011 (1)
- ► Oktober 2011 (1)
- ► September 2011 (15)
- ► Agustus 2011 (3)
- ► Maret 2011 (1)
-
►
2010
(112)
- ► Desember 2010 (7)
- ► November 2010 (4)
- ► Oktober 2010 (10)
- ► Agustus 2010 (11)
- ► April 2010 (11)
- ► Maret 2010 (11)
- ► Februari 2010 (2)
- ► Januari 2010 (24)
-
►
2009
(37)
- ► Desember 2009 (5)
- ► November 2009 (19)
- ► Oktober 2009 (9)
- ► September 2009 (4)
About
Blog ini merangkak sejak 2009. Ditukangi secara santun oleh Asra Wijaya nama akun facebooknya. Di usia segini beliau sudah besar dan ingin jadi penulis. Amin. Mudah-mudahan bermanfaat, kalau tidak maka kreatiflah :-)