[Review Film] Dogtooth
Judul :
Κυνόδοντας (Kynodontas), Dogtooth
Sutradara : Yorgos Lanthimos
Penulis :
Yorgos Lanthimos
Pemain : Christos Stergioglou, Michelle
Valley, Angeliki Papoulia,
MaryTsoni, Christos Passalis
Produksi : Boo Productions
Tanggal Rilis : 18 Mei 2009 (Cannes), 11 November 2009
(Yunani)
Durasi : 97 menit
Bahasa : Yunani
Today the new words are the
following: sea...highway...roadtrip...and shotgun. "Sea" is the
leather chair with wooden armrests like the one in the living room. Example : Don't
remain standing, sit down in the "sea" to have a chat. "Highway"
is a very strong wind. "Roadtrip" is highly durable material used to
make floors. Example: The chandelier fell and smashed itself on the floor, but
the floor was not damaged, cause its made 100% of "roadtrip". Shotgun.
"Shotgun" is a beautiful white bird.
Kosa kata baru untuk hari ini adalah:
laut...jalan raya...tamasya...dan senapan. "Laut" adalah kursi sofa dengan
lengan kayu, seperti yang ada di ruang tamu itu. Contoh: Jangan berdiri terus, duduklah
di "laut" buat berbincang-bincang. "Jalan Raya" adalah
angin yang sangat kencang. "Tamasya" adalah material tahan lama yang
digunakan untuk membuat lantai. Contoh: Tempat lilin itu jatuh menghantam
lantai, tapi lantainya tak retak, sebab itu 100% terbuat dari "Tamasya".
Senapan. "senapan" adalah burung putih yang indah.
Bagaimana cara mengaduk (baca :
menyiksa) penonton melalui sebuah karya film ? Jika anda ingin mendapatkan
hiburan yang membuat tertawa terpingkal-pingkal, film Dogtooth tentu bukanlah
pilihan yang tepat. Yorghos Lanthimos, sutradara Yunani ini paham betul cara
menyiksa dan memikat penonton film-nya. Cukup dengan pengambilan gambar yang mager(monoton)
dan cerita sederhana, lahirlah Dogtooth nan absurd. Dogtooth menceritakan tentang
sebuah keluarga yang aneh : sepasang orang tua, ayah-ibu dan tiga anak : satu
laki-laki dan dua perempuan, tambah satu lagi yang ada ‘di luar’, dan tidak
pernah kelihatan sepanjang film.
Keluarga ini tinggal di rumah yang
punya halaman luas dan kolam renang. Yang menambah unik ialah pagar tinggi yang
mengelilingi rumah. Tidak boleh ada yang keluar dari lingkungan rumah tersebut.
Ayah mereka bilang dunia luar itu ganas dan berbahaya. Hanya sang ayah yang
boleh keluar. Anak-anaknya diperbolehkan jika Dogtooth atau gigi-taring mereka telah
tanggal. Dan mesti menggunakan mobil.
Kerangkeng, ya itulah kata yang
paling mendekati, jika kita ingin menyederhanakan kondisi mereka. Ketiga anak
ini dikerangkeng dengan begitu banyak doktrin dari sang ayah. Di awal mereka
sudah dicekoki dengan sesi listening menyesatkan. Dua paragraf dalam tulisan
ini adalah manuskrip sesi listening. Sesi itu adalah skena ketiga anak
mendengarkan definisi dari beberapa kata dari pemutar audio kaset. Kemudian
dilanjut dengan mereka yang menjalani kompetisi ketahanan yang aneh :
bersilama-tahan di atas keran air panas. Kompetisi adalah salah satu hiburan
mereka selain acara tv yang dikontrol oleh sang ayah.
Kelakuan para pemuda-pemudi—yang sepertinya
sudah berusia belasan atau dua puluhan tahun awal—masih seperti anak-anak.
Mereka tidak menunjukkan sama sekali tindak-tanduk orang dewasa. Mereka sangat
terobsesi dengan pesawat terbang. Ketiga bersaudara ini juga yakin bahwa di
luar sana mereka ada brother yang selalu mereka suplai sesuatu. Sang
ayah—yang bekerja di sebuah pabrik—selalu membawa sekuriti dari sana—untuk menyuruh
berhubungan seks anak laki-lakinya. Terlebih dahulu—untuk menjaga
kerahasiaan—sang sekuriti wanita itu ditutup matanya. Sesampai di rumah
keluarga ini, sang ayah membuka.
Sang ayah begitu tidak mau ada ‘bad influences’ dari luar terpapar
kepada ketiga anaknya.
Sang sekuriti, Christina, yang ingin ‘cunnilingus’
tetapi tidak dimaui oleh sang anak laki-laki kemudian membujuk anak perempuan
untuk ‘cunnilingus’ dalam kesempatan lain dengan iming-iming ‘headband’. Anak
perempuan itu tidak keberatan. Ia menjilat vagina sang sekuriti. Kemudian hal
tersebut seperti menular kepada adiknya. Namun sama-sekali sang adik tidak
memedulikan ‘keyboard’, sebutan untuk vagina. Sang kakak bereksperimen di
telinga, siku, dll.
Ketika sekuriti ingin lagi memperoleh
‘cunnilingus’, sang anak perempuan tidak mau menuruti hanya dengan imbalan gel
minyak rambut, sebab ia ingin imbalannya adalah kaset VHS yang dibawa oleh
sekuriti. Sekuriti yang tidak menyetujui karena takut kepada sang ayah
ujung-ujungnya menyerah sebab sudah sangat ingin. Dan mulailah ada ‘luar’ yang
masuk ke dalam ketiga bersaudara ini. Berawal dari si kakak yang menontton film
dan mendapatkan sesuatu yang baru (kata dan kalimat) dari film yang ia tonton
diam-diam.
Dari sini sang ayah mulai merasakan ada pengaruh luar yang
masuk. Sekuriti wanita pun dipecat. Pengganti Christina ialah saudara wanitanya
sendiri : inses.
Adegan yang unik adalah ketika sang
ayah melumuri tubuhnya dengan darah dan menggunting bajunya sebelum masuk pekarangan
rumah, untuk meyakinkan bahwa sang brother di luar sudah mati gegara dihabisi
kucing. Sang ayah menemukan momen yang tepat manakala mengetahui anak laki-lakinya
berhasil membunuh kucing di pekarangan rumah mereka dengan menggunakan gunting
kebun. Sang ayah bilang bahwa kucing adalah predator sangat berbahaya. Lantas
mereka disuruh mengambil posisi merangkak seperti anjing dan menggonggong untuk
mengusir kucing.
Adegan lucu lain ialah ketika sang
ayah menerjemahkan lagu Frank Sinatra, Fly Me to The Moon menjadi
sedemikian beda. Dan ketiga anak menikmati penipuan itu.
Film ini banyak orang bilang adalah
cara yang salah dalam mengasuh anak, bentuk ekstrim dari ‘homeschooling’. Figur
ayah begitu diktator dan lalim tetapi tetap dituruti oleh anak-anaknya. Sang
Ayah berhasil membentuk ‘dunia’ sepaket dengan ‘makna’nya untuk anaknya, yang samasekali berbeda dengan
kenyataan. Hendak tertawa, tetapi penulis menunda, sebab merasa beberapa bagian
terasa ngeri. Susah juga untuk menertawakan hal yang sebenarnya terpikir cukup
menyedihkan.
Lanthimos tidak menggunakan gaya
naratif seperti film The Lobster. Meskipun alurnya maju, sang sutradara
menampilkan fragmen-puzzle-psikologis para tokoh. Penonton diajak untuk
menyaksikan teka-teki dan menebak sendiri apa yang akan menjadi potongan akhir
film ini.
Dogtooth
memenangkan anugerah Prix Un Certain Regard di ajang Cannes Film Festival tahun 2009 dan
sempat masuk nominasi Oscar di katagori Best Foreign Film. Tetapi bukan
pencapaian model begini yang membuat Dogtooth layak ditonton.