Cerpen To Do List
1.
Ke Q-words, daftarin
domain web based on konsep Agus
2.
Ke ‘Bola Dunia’ nge-print PR dan tugas makalah Kwn
3.
Buat laporan praktikum
4.
Fotokopi tugas rangkaian listrik
5.
Isi pulsa modem smartfren 50 rb
6.
Cari datasheet IC 74*47
7.
Balikin buku Kreyzig ke perpus
8.
Ketemu sama Hasbi di masjid Salman
9.
Kirim email cerpen ke fitrah@gmail.com
10. Beli pensil,penghapus, busur,odol,sampo
dan deodoran di Indomaret.
11.
Cari kertas reuse 50 lembar
12. Kumpulin baju bekas di sekre
“Wah to do list-nya rame juga
ini. Ini benar-benar sibuk atau sok sibuk ya?” Aku memandangi kertas setengah
A4 itu dengan pupil mengecil dan kening mengkerut. Kali ini aku punya cara
untuk mengatasi penyakit lupaku : dengan catatan ini. Dua belas hal yang akan
kukerjakan hari ini. “Pokoknya semuanya harus selesai hari ini juga” gumamku
membatin.
Segera kubongkar kamar
kosanku. Aku yakin diantara puluhan buku dan kertas-kertas yang semiberserakan
di rakku, tersimpan desain web yang dibuat Agus. Untuk memenuhi to do list thing pertamaku, aku juga harus
meyakinkannya dokumen itu menemaniku ke-Q Words, jasa pembuatan web di Jalan
Cisitu Lama.
Kumulailah pencarian kertas
coretan tangan Agus. Dari rak yang paling kiri bawah, kubuka secara random map-map
yang tertumpuk. Di antara map-map itu kujumpai banyak kenangan masa lalu.
Kenangan setahun yang lalu tepatnya. Ketika aku baru diterima sebagai mahasiswa
baru di kampus berlogo gajah duduk ini.
Sebuah map yang sengaja
kutuliskan disana, “MABA”, mahasiswa baru. Aku menemukan banyak berkas. Salah
satunya kartu pendaftaran SNMPTN. Tertempel fotoku saat masih ‘muda’. Wajah
culunku dengan seragam putih abu-abu (meskipun dalam fotonya aku hanya
kelihatan memakai baju sma karena pas photo cuma dari dada ke kepala). Tidak
luput, pilihan pertama dan kedua.
Masih lekat di lobus temperalis otakku bahwa saat itu
tekadku “jika nanti tidak lulus di pilihan pertama akan kutempuh pilihan kedua.
Jika tidak aku akan mengulang tahun depan.” Untung saja Tuhan menjawab doa dan
usahaku. Aku sedikit terharu. Bersyukur.
Aku sadar seperti orang yang
bangun dari lamunan. Aku kembali mencari data yang sudah Agus berikan itu. Datanya
sederhana tetapi penting. Semacam model template blog dengan menu-menu yang
sudah Agus kasih judul-judulnya. Kubuka lagi map kedua di atasnya. Kuurai satu
persatu isinya. Tapi siapa sangka? Aku tidak bisa menahan pandangan kepada map
berjudul “KESEHATAN”. Map itu menyeret memoriku ke masa sulitku dulu. Berat
badanku yang sempat mencapai 65 kig turun sebelas kilo dalam dua minggu. Bukan
karen ikut lomba diet, melainkan demam. Sampai aku harus di-opname di Rumah
Sakit Hasan Sadikin. Aku terjangkit demam berdarah dengue. Ah..kenapa aku malah
menjadi mengingat itu? Mari kembali mencari kertas yang dibuat Agus.
Kututup map ‘KESEHATAN’.
Kulewatkan kertas-kertas dari lab prodia tentang perkembangan jumlah
trombositku hari ke hari. Surat izin tidak masuk kuliah karena sakit dan
kwitansi pembayaran biaya rumah sakit.
“Dimana..dimana..dimana
dirimu wahai kertas Agus....” lagu Ayu Ting Ting yang terkenal itu kuplesetkan
untuk keperluan santai.
“Padahal kemarin dia di
sekitar sini.” Telunjukku mengayun-ayun. Yakin kalau kertas HVS berfisik mirip
design web gamais itu masih di sekitar rak.
“Saat perlu, dia sembunyi. Memang
begini kadang-kadang perilaku barang hilang ya. Waktu tidak diperlukan dia
nampak dan muncul dimana-mana, tapi saat di butuhkan dia sembunyi .
“Waah gimana? Apa aku harus
minta Agus lagi untuk mebuat konsep web itu? Mudah saja kan baginya menuliskan
kembali gagasannya? Tapi apakah dia tidak akan kesal dan marah padaku?
Seharusnya aku menjaga kertasnya. Tapi aku bisa berdalih kalau misalnya kertas
itu di curi atau apalah? Ah tidak masuk akal juga. Yang namanya berbohong meski
masuk akal tetap saja dosa. Kalaupun nanti Agus percaya dan mau membuatkan yang
baru, tetapi dimata Allah aku sudah berdosa. Berbohong. Wah gimana ya.”
Malaikat dan setan bertarung di atas kepalaku. Ah daripada bingung mending
nyari...
Kubuka lagi map lainnya, siapa
tahu terselip. Kubongkar lagi map satunya, ratusan lembar HVS mulai dari berkas
uts, tugas, modul praktikum, dan kertas
kotretan tidak luput dari pencarianku. Aku
berharap bisa fokus kali ini. Ternyata tidak bisa. Perhatianku tergoda lagi. Spesial.
Ini adalah surat cintaku kepada Sarah. Tanpa sadar aku senyum-senyum sendiri
saat membacanya. Seorang mahasiswi anggun yang memesona. “Ini hanya rayuan
setan”. “Pacaran itu nggak guna”. Begitu kata kakak mentoringku setahun lalu.
Setelah kutimbang-timbang dan kurenungi, benar juga. Pacaran itu tidak ada
manfaatnya, kalau ruginya banyak. Jadilah surat itu gagal kirim. Eits tambahan
beliau juga berkata : “Soekarno, Hatta, Agus Salim, HAMKA sampai rujukan tokoh
seagung nabi Muhammad saja tidak pernah pacaran dulunya”. Kertas Agus tidak
ketemu juga. Aku beralih rak secepat
kilat. Kubuka dengan menggebu semua rak. Bau khas kertas yang sudah lama
disimpan memenuhi kamarku. Bercampur dengan debu dan keringatku karena stress
sudah hampir sejam aku mencari. Kugeledah lagi. Setelah semua rak selesai.
Tidak juga ketemu. Akhirnya aku putuskan saja untuk menge-skip to do list yang pertama. Aku akan...hmm? Akan apa.....hmmmm?Sifat
pelupaku !! Tunggu dulu, Mana to do list
tadi? Astaghfirullah...dia juga sudah tenggelam dalam lautan berkas HVS ini.
2 comments
Write commentskeren, ahahaha
Replymakasi saudara/i Anonim
Reply