Wansu
Wansu
A
Ku tak mau demo Kau dengan bakar puisi
Hanya spanduk tanya yang selalu kering di ujung jari
Apa maksud Kauciptakan ubi yang mengenyangkan
dan Kauizinkan kucicipi kecut keju
Apa artinya Kaulembutkan tanah sawahku
dan Kautabur semen kapur mengisap hijaunya
Ku tak ingin protes Kau dengan lemparkan kesal
Sebab tanganku sibuk mengelus cermin di tengah lumpur
Mengapa Kaubiarkan kasih tumbuh di ladang jiwaku
Sementara terus Kaujauhkan aku dengan musim berdua
S
Di seperberapa malam lagi aku mendapatkan jawab dari semua
keluh
Di urutan berapa aku dalam antrian penunggu stempel pengesahanmu
Kelak nanti jiwaku setipis kertas, sirnalah segala pedih saat
terinjak.
Malah akan berbentuk bila kau remuk
Saranku, kau celup saja atau tumpahkan tinta itu padaku
Wan, haruskah aku minta izin kepadamu untuk menanam padi
Kalau kau tak setuju, limpahkan hujan hingga banjir semua
sawahku
Nyatanya tidak, kau turunkan ia teratur, kau bolehkan
ultraviolet membakar kloforil daunnya
Kau legalkan para cacing gemburkan tanah, kau buat padiku
tumbuh hijau
Tetapi mengapa kau larang aku memiliki selamanya
Kau kirimkan manusia pabrik menggusur, mengganti sawah
cintaku
K
Kauciptakan langit luas yang kuimpikan
Dan Kaunyatakan palung laut dalam yang sangat menakutkan
Kauciptakan kebenaran dan paradoks sekaligus berpasangan
dan berdampingan
Tetapi mengapa tak kauutus perempuan yang puisi
Aku jadi curiga Kau adalah pencemburu
Bandung 2015