Komentar Singkat serta Curhat kepada Silampukau
Pertama aku mendengar lagu tentang anak yang main bola dan
lapangan mereka yang berubah jadi gedung. Waktu itu di sebuah sekretariat unit
baca tulis di kampus ITB Ganesha. Aku penasaran, lagu-lagu yang tidak biasa itu
muncul dari laptop Choirul ternyata. Entah kenapa, kembali rasanya aku ke masa kecil
di kampung, di pedalaman Sumatera. Sekitar 320 km ke arah utara dari Kota Padang.
Sebuah desa kecil anggap saja namanya Ujung Gading. Ya mendengar lagu itu,
meskipun lapangan bola kami waktu SD sampai sekarang masih sama, belum berganti
gedung. Tetapi tetap saja ada kenangan yang mencoba menyelip dalam bayangan.
Bergawang sandal. Uh, indahnya masa kecil.
Buat Kukuh
Buat Kukuh
(Semacam tanggapan
mungil atas Untuk Asra)
Tahu bulat sedang terkenal. Di facebook, di seloroh antara percakapan mahasiswa di kampus diselang
diskusi filsafat, hidup, mati, seks, dan cinta dan hal-hal esensial di dalam
ketiganya : uang. Bahkan kudengar berita dari beberapa kawan, tahu bulat sudah
ada juga di Jakarta, di Jogjakarta pun. Tahu bulat sudah menjamur (dengan
asumsi tahu bulat berasal dari Bandung, dengan alasan langgam Sunda
penyanyinya) mengalahkan jamur krispi di musim hujan.
Aku mengenal tahu bulat ini beberapa tahun yang lalu. Di saat
masih euforia diterima di ITB. Kampus yang katanya terbaik. Jujur saja, waktu
SMA itu, aku membayangkan, ketika nanti sudah lulus dari ITB, aku akan bekerja
di sebuah perusahaan dengan gaji 60 juta sebulan.
Untuk Asra
dari Kukuh
Apa gunanya pendidikan jika justru
membuatmu semakin terasing dengan rakyat? Apa guna pendidikan jika justru
menghasilkan sarjana-sarjana yang korup? Di sisi yang lain, yang memandang
pendidikan dari segi positif, telah banyak kita dengar dan banyak kita setujui.
Pertanyaan yang saya ajukan, meskipun tidak populer dan bertendens, mungkin
tidak dapat dihiraukan begitu saja. Pertanyaan yang pertama mungkin orang
banyak mendengar, karena diajukan oleh seorang legenda bangsa, yaitu Tan
Malaka.
Tanggapan kepada Apa yang Terjadi dengan LS ?
“Tidak ada manajemen yang bisa memuaskan semua orang”-Kepsek
SMA saya mengutip seseorang yang saya lupa namanya-
Ya mungkin semacam apologi atas apa yang LS kerjakan
sekarang. Akan tetapi hal itu tentu bisa kita pahami dengan lebih mendalam.
Memang tidak ada sistem yang sempurna, tetapi itu tidak boleh menjadi excuse
atas kemalasan kita, atau sebutlah kelalaian kita dalam menempuh kehidupan
berorganisasi ini.
Terima kasih sebelumnya kepada Kukuh yang sudah meluangkan
waktunya untuk mengingatkan LS dan segenap anggota dan pengurusnya. Ada
benarnya bahwa barangkali LS kini lalai dan semacamnya.
Menanggapi komentar Kukuh bahwasanya :
Apa yang terjadi dengan LS ?
Apa yang terjadi dengan LS ?
Oleh : Kukuh Samudra
Sejarah perkembangan sastra di ITB mungkin panjang. ITB
bahkan memiliki unik sastra sejak tahun 70-an, lebih tua dibandingkan dengan
UPI (yang dahulu masih berupa IKIP) yang menurut pengakuan salah seorang sumber
terpercaya baru memiliki unit sastra beberapa tahun setelah ITB. Unit sastra
yang dimiliki oleh ITB ini bernama GAS (Gabungan Anak Sastra) yang telah
melahirkan nama-nama alumni seperti Nirwan Dewanto, Acep Zamzam Noor, dan
Kurnia Effendi.
Langganan:
Postingan (Atom)
Cari Blog Ini
Labels
Popular Posts
-
Judul : Manusia Indonesia (sebuah pertanggungjawaban) Penulis : Mochtar Lubis Penerbit : Yayasan Pu...
-
Resensi Buku Novel Merahnya Merah Judul : Merahnya Merah Penulis : Iwan Simatupang Penerbit ...
-
Resensi Buku Novel Kering Hidup Mesti Terus Meski Misterius Judul : Kering Penulis : Iwan Sima...
-
Puisi-puisi Kahlil Gibran Tentang Waktu, Cinta dan Persahabatan WAKTU Dan jika engkau bertanya, bagaimanakah tentang Waktu?…. Kau ingin men...
-
Resensi Buku Novel Orang Asing (1942) Judul : Orang Asing (Judul Asli : L’Etranger) Penulis : Albert Cam...
Archive
-
►
2018
(3)
- ► April 2018 (1)
- ► Maret 2018 (2)
-
►
2017
(31)
- ► November 2017 (1)
- ► September 2017 (2)
- ► Agustus 2017 (1)
- ► April 2017 (1)
- ► Maret 2017 (8)
- ► Januari 2017 (5)
-
▼
2016
(132)
- ► Desember 2016 (8)
- ► November 2016 (3)
- ► Oktober 2016 (4)
- ► September 2016 (8)
-
▼
Agustus 2016
(15)
- Analisis Struktur dan Semiotik Lirik Lagu ‘Puan Ke...
- Komentar Singkat serta Curhat kepada Silampukau
- Surga Membara
- Engkau Teramat Lain Wahai Gadis yang Kuntum Somnif...
- Vitacimin Sweetlet
- Gemuruh nurani
- Haiku Hening
- Haiku 17 Agus
- surga seperti candu : bebas, abadi, dan jemu
- sejak kau membuatku mencintaimu tanpa ampun
- sabana jahanam
- Buat Kukuh
- Untuk Asra
- Tanggapan kepada Apa yang Terjadi dengan LS ?
- Apa yang terjadi dengan LS ?
- ► April 2016 (16)
- ► Maret 2016 (5)
- ► Februari 2016 (15)
- ► Januari 2016 (34)
-
►
2015
(206)
- ► Desember 2015 (11)
- ► November 2015 (20)
- ► Oktober 2015 (24)
- ► September 2015 (32)
- ► Agustus 2015 (26)
- ► April 2015 (29)
- ► Maret 2015 (8)
- ► Februari 2015 (10)
-
►
2014
(57)
- ► Desember 2014 (6)
- ► November 2014 (4)
- ► Oktober 2014 (2)
- ► September 2014 (11)
- ► Agustus 2014 (4)
-
►
2013
(83)
- ► Desember 2013 (1)
- ► November 2013 (6)
- ► Oktober 2013 (1)
- ► September 2013 (13)
- ► Agustus 2013 (3)
- ► April 2013 (6)
- ► Maret 2013 (10)
- ► Februari 2013 (11)
- ► Januari 2013 (2)
-
►
2012
(62)
- ► Desember 2012 (9)
- ► November 2012 (1)
- ► Oktober 2012 (4)
- ► September 2012 (5)
- ► Agustus 2012 (7)
- ► April 2012 (6)
- ► Maret 2012 (11)
- ► Februari 2012 (1)
-
►
2011
(27)
- ► Desember 2011 (5)
- ► November 2011 (1)
- ► Oktober 2011 (1)
- ► September 2011 (15)
- ► Agustus 2011 (3)
- ► Maret 2011 (1)
-
►
2010
(112)
- ► Desember 2010 (7)
- ► November 2010 (4)
- ► Oktober 2010 (10)
- ► Agustus 2010 (11)
- ► April 2010 (11)
- ► Maret 2010 (11)
- ► Februari 2010 (2)
- ► Januari 2010 (24)
-
►
2009
(37)
- ► Desember 2009 (5)
- ► November 2009 (19)
- ► Oktober 2009 (9)
- ► September 2009 (4)
About
Blog ini merangkak sejak 2009. Ditukangi secara santun oleh Asra Wijaya nama akun facebooknya. Di usia segini beliau sudah besar dan ingin jadi penulis. Amin. Mudah-mudahan bermanfaat, kalau tidak maka kreatiflah :-)