memang dari awal sudah gak jelas
kau
cantik dan aku suka
kau
ada dan aku mau
kau
hidup, aku cinta
tapi
kau
sudah
dengan pacar
ingin
kubunuh dia selamanya
kemudian
akan bukan lagi seperti itu melainkan
benci
yang kudapati
Bandung,
29 Januari 2015
Oh
ternyata itu bukan di sawah.
Tunggu,
bisakah kita membuang waktu? Kurasa tidak, itu hanya perkara bahasa. Waktu
adalah individu absolut yang tidak terganggu gugat. Aku sebenarnya ingin meniru
sifat waktu ini, tetapi belum sanggup.
Kebahagiaan
juga adalah sebuah realitas yang dapat diperoleh dengan menciptakannya. Bisakah
kita tidak tergantung kepada sesuatu sehingga membuat kita bahagia? Misalnya
uang, harta, pasangan lawan jenis. Bisakah kita melepaskan objek-objek tersebut
bila ingin bahagia? Kalau memang bahagia adalah ada dalam diri kita mengapa
kita harus mencarinya? Mungkin untuk membagikannya. Hmmm. Puncaknya bisakah
kita melepaskan diri dari bahagia sehingga hanya ada kita sebagai hyper subjek,
yang setara dengan apa yang kita anggap. Ya. Sepertinya orang gila di tepi
jalan sudah mencapainya.
Rasionalitas
kadang-kadang membawa kita kepada penentangan atas kehendak-kehendak diluarnya
sehingga yang terjadi adalah keraguan, kecemasan dan perasaan tidak senang.
Maka dari itu disarankan hendaknya kita merupakan presiden bebas dan rakyat
taat aturan atas diri sendiri. Tidak mengganggu orang lain tetapi tetap selaras
dan merasakan diri sebagai bagian semesta kedamaian.