Ngigau
Aku berlindung dari niat jahat saat mengarang ini
Mudah-mudahan disampaikan kepada yang lemah lembut juga baik
Dua mata, maaf salah...
Dua bahasa menjelma menjadi seribu mata yang memelototi
langkah kakiku
Dua bahasa dari sembilan bulan rahim
Dua bahasa menjaga waktu yang sama dengan tatap berbeda
Ya dua bahasa yang menjadi sepatu, sekali ada, selamanya ia
ada
Hmmm..dua bahasa adalah tanda bahwa mata tidak bisa menjaga
selain hanya memaksa
Ah aneh...ganti aja yang lebih OK
Adakalanya rindu harus mempunyai massa. Bukan apa-apa
melainkan biar bisa diangkat
Ada masanya bahwa perasaan wajib rahasia. Supaya tidak
mendapat cerca
Ah,,,kurang asik lagi
Ini terakhir aku janji
.
Ada apa dengan aku yang mau melanggar ini itu ?
Apakah aku seperti Adam?
Kalau ya, aku nabi palsu.
Maka dari itu, janganlah sedih.
Ini terakhir aku janji.
Apalagi yang bisa dikenang dan ditagih dariku selain janji?
Memang dari sekian kata-kata ini : aku membosankan.
Maka dengan kau aku tidak : Aku janji
Mudah-mudahan niat jahat tidak hadir.
Bandung, 21 Maret 2015
*)Ini ditulis oleh seorang yang menganggap dirinya punya
niat dan beranggapan bahwa sastra harus hidup. Dan tambahan : Karya tidak harus
indah.