Ibadah dimana
Sengaja aku menulis sajak berupa puisi berbaris-baris
membungkus maknaan karena cinta
Dengan mengagumi kebesaran semesta yang diciptakan oleh
Tuhan seluruh alam
Dimanakah akhir dari sejumput perasaan? Apakah status
pacaran ataukah pelaminan?
Bagaimana dengan liang kubur? Atau jenazah yang dibakar kayu
bersama api menjadi abu
Dimanakah akhir dari sebuah kasih sayang? Puisi indah, canda
manja, atau saling mendoa?
Bagaimana dengan Nietzcsche? Atau Adawiyah yang tak memilih
Hasan Al-Bashri
Huh...
Dengan apa harus diungkapkan? Atom karbon, magnet kompas,
jamur merang, atau syal panjang
Aku belajar sedari awal bukan untuk mengakhiri hidup yang
penuh rahasia
Kita bermain dari kecil bukan untuk menjadi orang yang lupa
cara bermain ketika besar
Aku hanya mengasah pisau yang tak kunjung tajam
Sebab tentangmu adalah perisai yang tak tertembus
Aku belajar dan bermain untuk menjadi aku yang mengungkapkan
rasa itu
Kepadamu yang begitu aku cintai, ampunilah seluruh kesalahan
kami
Bandung, 14 Maret 2015 1.11 WIB