dia kemudian tidak akan sembunyi lagi Kartini
Dengan sastra, wawasanmu tidak hanya luas, tetapi juga volume. Ini adalah
sebuah kalimat bagus yang kususun dari ceramah-ceramah Mbah Sudjiwo Tedjo di
dunia maya. Dunia ini adalah fana, apalagi dunia maya, maka ia menjadi fana dan
maya, alias maya kuadrat. Tetapi jangan takut, jika wawasanmu tidak hanya
melulu soal panjang dan lebar, kau tidak perlu khawatir, ya sastra itu adalah
yang membantumu menjadi manusia yang melihat, berpikir dan bertingkah secara
mendalam. Keren bukan? Jika teknik dan ilmu sains kuanggap sebagai cara pandang
dua dimensi, maka sastra adalah cara pandang tiga dimensi.
Menanggapi tulisan Kartini sebagai orang yang mengatakan bahwa Sastra tidak
mati, Cuma sembunyi. Ini kubuat karena itu. Barangkali benar, sastra menjelma
menjadi apa yang dianggap orang-orang tentang sastra. Meskipun sebenarnya
sastra bukanlah melulu soal galau, kasmaran, bahasa berat. Sastra bukanlah
makhluk seautis itu. Sastra juga bukan apa yang kebanyakan orang pikirkan
tentang sastra. Sastra, ya, dialah dirinya sendiri, yang bersama manusia
membawa nilai-nilai luhur, mengembangkan pemahaman yang sevolum-volumnya.
Mudah-mudahan dengan masih bertahannya unit Lingkar Sastra, maka sastra di
kampus Ganesha ini tidak lagi sembunyi, tetapi ada. Sebagai dimensi ketiga dari
wawasan keteknikan dan sains yang membara.
Aku ingin menulis panjang-panjang tetapi kuputuskan ini adalah sudah
panjang. Intinya mari kita sambut kebangkitan sastra sebagai kawan dalam kita
berkehidupan. Kasihan lilin-lilinnya Kartini, sebab menurut pengakuan Kartini
sendiri juga, api tidak boleh dinyalakan di kampus, bahkan untuk sebatang lilin
ulang tahun pun di Ganesha ini, satpam tidak membolehkan. Hmmm, jika kita tidak
boleh menyalakan api, tahu kan apa lagi yang harus kita nyalakan? Ya. Pikiran
dan Nurani.