Perjalanan Mengejar Buku Bumi Manusia, Dunia Sophie dan Dan Damai di Bumi
Sejak
saya membaca buku perjalanan rasa buah pikir dari Fahd Djibran (yang disuruhkan
oleh teman bernama Nailul Dina Afera), saya mulai tertarik membaca buku-buku
yang membahas perasaan, kesadaran, dan yang beraroma filsafat. Kemudian secara
sengaja saya ‘mempelajari’ filsafat melalui situs-situs di internet. Salah satu
situs yang menjadi favorit adalah situs belajar-filsafat.com. Di sana penulis
menyajikan filsafat dengan bahasa yang cukup mudah saya mengerti. Bahasa yang
sederhana. Beliau(penulis blog) menunjukkan bahwa filsafat itu tidaklah semenakutkan
yang saya bayangkan dan tidak pula menyesatkan(walaupun kita bisa saja tersesat
didalamnya).
Saya
meng-copy seluruh postingannya tentang filsafat ke dalam word. Kira-kira 17
file MS word.
Karena
desire untuk membeli buku sangat
tinggi, saya jalan-jalan ke sebuah toko buku di Bandung sebut saja namanya ‘rumah
buku’. Rumah buku ini bisa menawarkan harga yang lebih murah. Diskonnya 15
persen, 20 persen 30 persen sampai berpuluh-puluh persen lainnya. Lebih murah
dibandingkan dengan gramedia. Saya mencari bukunya Pram ‘Bumi Manusia’ . Stok kosong. Saya pindah ke toko buku selanjutnya, Toga Mas. Kedua toko buku ini berdiri di
jalan Diponegoro (gedung sate lurus kebawah). Sama, stok kosong.
Suatu
hari saya tidak sengaja melihat sebuah status seorang dosen TTKI (tata tulis
karya ilmiah) di situs pertemanan dan permusuhan facebook. Sebuah kutipan dari Pram dari buku Bumi Manusia, saya
tertarik dan saya komen, dimana bisa mendapatkan bumi manusia itu?
Saya
meminjam uang ke hamsan empat puluh ribu, uang dua puluh ribu dua. Supaya tidak
susah cari kembalian. Tetapi ternyata Hamsan salah tanggap dia memberi uang 22
ribu selembar uang duapuluh ribu dan selembar uang dua ribu. Saya ketawa dan
mengembalikan uangnya minta (minjam) 40
ribu ternyata oh ternyata dia pun tidak punya uang sebanyak itu
Saya
menelepon ibu agar dikirimkan uang. Singkat ceita uang diterima.
Segera
kayuh ‘belalang tempur’ ke atm di samping rektorat itb
Sikat
uang seratus ribu dan meluncur ke Balubur lagi. Kemudian saya pulang dngan buku
Bumi Manusia
Besoknya
saya berkunjung lagi ke Balubur. Tidak ada hujan dan tidak ada badai di Bandung,
saya tergerak untuk membeli buku filsafat karya Muhammad Iqbal. Saya belilah Eksistensialisme Muhammad
Iqbal karya hawasi sebagai intrepretasi pemikiran iqbal. Oh iya mengingatkan, Iqbal
adalah seorang filsuf Islam. Kemudian buku Javid Namah karya iqbal yang sudah
di terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.
Kemudian
tidak puas disitu saja. Sebulan kemudian saya beli novel filsafat Dunia Sophie Sophies Verden karya Jostein Gaarder dan
Dan Damai di Bumi Und Friede Auf Erden-nya
Karl May. Saya semakin tertarik dengan filsafat begitu ceritanya.