Anggur Sang Pemulung
Ini terjemahan dari puisi Le Vin de chiffonniers, Charles Baudelaire diterjemahkan dari Bahasa Inggris
— Roy Campbell, Poems of Baudelaire (New York: Pantheon Books, 1952)
Anggur Sang Pemulung
Seringkali,
di silau cahaya merah lampu jalan, yang berpijar
Angin
mengepak, berderak pada bingkai kaca,
Terperosok
di labirin berlumpur di sekitar pelosok renta
Dimana
kerumunan merangkak meragikan sampah mereka—
Dengan
mengangguk bagai-hakim, seorang pemulung datang menggulung,
Terbentur di
dinding, seperti penyair, hilang nurani,
Dan
mencemooh polisi, yang kini jadi budak negara,
Dimulai pada
pelajaran yang mulia sampai melebar,
Bersumpah
janji setia, mendiktum hukumnya nan luhur,
Memuja yang
terluka, dan mengazab kejahatan,
Dan,
menyebarkan panggung pribadi di langit,
Disilaukan
oleh kebajikan, menandai bintang di angkasa.
Ya, orang
ini, direngeki oleh perlindungan dalam negeri,
Tanah turun
oleh kerja keras, keuzuran, putus asa,
Rebah di
bawah beban busuk yang masing-masing membawa,
Muntahan
beraneka dari Paris yang perkasa—
Pulanglah,
tong-wangi, terseret awan kemuliaan,
Diikuti oleh
rekan veteran, pertempuran-beruban,
Yang
jambangnya melambai bak pataka di tiap pawai.
— Bendera,
obor, bunga, dan lengkungan arak-arakan kemenangan
Bangkitlah
buat mereka dalam sihir dan tampik sorak,
Sejak pesta
pora yang mempesona ini mereka kembali,
Ketika drum
dan nafiri linglung di atas matahari,
Bersama
kemuliaan untuk bangsa yang mabuk dengan cinta!
Menjadi
Anggur, merasuki kehidupan manusia pusing, yang terguling,
Seperti
Pactolus, aliran pembakaran emas;
Melalui tenggorokannya
sendiri penindasan itu akan bernyanyi
Dan
memerintah diimingi hadiah, sebagaimana layaknya raja terarif.
Membuai
kemalasan mereka dan tenggelamlah dendam mereka,
Untuk
bangkai kapal badai-melemparkan jangkar sementara,
Tuhan, di
penyesalan, menidurkan. Manusia menambahkan Anggur,
Anak
Matahari, abadi dan ilahi!
The Wine of the Rag Pickers
Often, in
some red street-lamp's glare, whose flame
The wind
flaps, rattling at its glassy frame,
In the mired
labyrinth of some old slum
Where
crawling multitudes ferment their scum —
With
judge-like nods, a rag-picker comes reeling,
Bumping on
walls, like poets, without feeling,
And scorning
cops, now vassals of his state,
Begins on
glorious subjects to dilate,
Takes royal
oaths, dictates his laws sublime,
Exalts the
injured, and chastises crime,
And,
spreading his own dais on the sky,
Is dazzled
by his virtues, starred on high.
Yes, these
folk, badgered by domestic care,
Ground down
by toil, decrepitude, despair,
Buckled
beneath the foul load that each carries,
The motley
vomit of enormous Paris —
Come home,
vat-scented, trailing clouds of glory,
Followed by
veteran comrades, battle-hoary,
Whose
whiskers stream like banners as each marches.
— Flags,
torches, flowers, and steep triumphal arches
Rise up for
them in magic hues and burn,
Since
through this dazzling orgy they return,
While drums
and clarions daze the sun above,
With glory
to a nation drunk with love!
Thus Wine,
through giddy human life, is rolled,
Like
Pactolus, a stream of burning gold;
Through
man's own throat his exploits it will sing
And reign by
gifts, as best befits a king.
To lull
their laziness and drown their rancour,
For
storm-tossed wrecks a temporary anchor,
God, in
remorse, made sleep. Man added Wine,
Child of the
Sun, immortal and divine!
— Roy
Campbell, Poems of Baudelaire (New York: Pantheon Books, 1952)