Sumur Tua
Aku merasakan keraguan mendalam
tentang peristiwa sebelas tahun yang mereka maksudkan. Menurutku itu adalah
kiasan dari kekhilafan manusia. Silapnya mereka gegara persoalan yang mini
sehingga mereka menjadi kerdil dalam pertimbangannya. Sehingga banyak darah
yang tumpah.
Sudah 40 tahun umur Pak Cik
Bram belum juga ia menikah. Kata orang itu ada hubungannya dengan kejadian
sebelas tahun yang lalu. Aku sebenarnya tidak benar-benar tahu apa sebenarnya
kejadian sebelas tahun yang lalu itu.
Akupun tidak dapat
membayangkan kejadian model apa yang kumaksud. Kakak memang pernah menceritakan
bahwa pernah terjadi kejadian yang memilukan sebelas tahun yang lalu tetapi aku
tidak mengerti apa yang ia ceritakan karena ceritanya berbelit dan tidak masuk
akal.
Sekarang biarlah kuubah
cerita itu dengan jalanku sendiri. Aku mengukir sejarah baru supaya kelak anak
cucu di kampung ini tidak takut lagi dengan cerita hantu.
Cerita mistis.
Aku ceritakan kepada kalian
dengan segamblang-gamblangnya. Seterang-terangnya. Seterang pikiranku saat
menyewa jasa pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa kedua sahabatku Andi dan Budi.
Nafas mereka berujung dan
berakhir dalam gelapnya sumur tua yang ada di samping gedung tua peninggalan Belanda
itu.