Ke Kerudungmu nan Abadi
Ke Kerudungmu nan Abadi
Letih terasa otot kaki dan tulang-tulang badan
Mengayuh rantai kepada roda pada jalan mendaki
Nafas berlomba deras keringat menyatu mencapaimu
Adakah tubuhmu utuh disana?
Putri malu sunggingkan senyum, mengendus tekadku berbau batu
Pinus merkusi dan mahoni uganda maklumi raguku yang biasa
Jalan semen datar diikuti lubang, batu, dan kerikil, menanjak
Benarkah ini dirimu yang kutuju?
Ah, segala prasangka goda mesti kujagal
Kupatenkan pada rohku, ini jalan menujumu.
Aku lelah, tiga kali kuulangi, aku lelah, tetapi menyerah adalah dosa bukan?
sederhana saja, janjimu pasti.
Dan disinilah aku, lihatlah ! mendayung ke puncak kerudung merahmu nan abadi.