rumah kita, aku sendiri
Yang ada dari rumah itu kini, hanya serambiSebab dindingnya yang kokoh telah roboh oleh tiang sendiri
Memang masih ada puing-puing, tetapi sekadar menyajikan pusing, akan dibawa kemana
Ingin kubangun lagi, akan tetapi tubuh ini telah lama mati, tersisa hanya sepasang mata : kanan dan kiri
Semenjak kau pergi, aku berbaring di serambi, mengisyaratkan doa, berharap turun hujan kopi
Sebab mencari penyeduh lebih mustahil lagi
Ya Tuhan, aku sesalkan lupa merapal mantra simsalabim abrakadabra : jadilah rumah, yang indah
Ya Tuhan, adakah rumah buatku di sana?
Sebab tidurku tak dengkur di serambi ini