Di suatu tempat, di suatu waktu
di atas kursi putih berpori iniaku duduk sendiri
di pojok halaman itu motor-motor diparkir rapi
di awang-awang, cahaya led panjang jatuh
menghantam beton di tanah
di antara kita, kenangan lalu lalang
datang melintasi batas waktu buka toko buku itu
di antara dua pohon warna hijau kuning biru, seorang manusia terperangkap lahir dan mati
kemudian diputuskannya menulis dan berangkat pergi :
malam, kau adalah kawan yang sejati, lebih dari cermin
sebab sama dari kiri dan dari kanan. bisiknya dalam hati