Catatan Liburan Akhir Tahun 2015 #3
1 Januari 2016
Pagi yang
panas. Cuaca Karanganyar memang berbeda dengan Bandung. Sepagi itu Kukuh sudah
sempat browsing apa saja tempat yang
bakal dikunjungi hari ini. Lalu ingin memenuhi permintaan Okie juga mencicipi
makanan khas Solo. Jam 8 kami berangkat ke Candi Sukuh. Sebelum itu kami
pamitan dulu ke Bapak Kukuh yang sedang mengurus kebun dan ternak di rumah
almarhum kakeknya.
Candi
Sukuh. Hmmm. Sedang ada acara di sana. Ada semacam panggung pertunjukan
kesenian. Tarian tradisi. Dan disaksikan oleh banyak orang. Ada orang asli dan
juga orang turis dari luar negeri.
Kukuh
yang hobi bercakap dengan orang sampai berkenalan dengan semacam pembina acara
tersebut yang ternyata adalah seorang mantan kepala dinas pariwisata. Aku
sempat mendengar sedikit. Acara-acara ini pernah sempat dilarang oleh beberapa
orang. Sebab dibilang musyrik. Apalagi setelah wakil bupatinya kader partai agamis
itu. Tapi kalau bupatinya izin-izin saja. Memang pejabat sekarang banyak main
amannya.
Di Candi
sukuh ini ramai. Banyak manusia, dan kamera.
Setelah
selesai dengan Sukuh, kami bertolak ke Candi Cetho. Yang jaraknya tidak terlalu
jauh, namun menanjak. Pemandangan alam yang indah tak dapat kami hindari. Kebun
teh yang menghampar melapis bumi yang mengurva. Dengan warna hijau yang
berspketrum.
Sholat
jumat disana. Dengan khotbah bahasa Jawa campur Arab. Aku hanya mencoba menerka
apa isinya.
Candi
Cetho lebih ramai lagi. Lautan manusia. Sampai-sampai pintu masuk candi itu pun
susah dimasuki. Kaum foto-foto dan selfie merebak. Di Candi Cetho, kami melihat
lingga yoni dan lain-lain. Ramai, sekali. Dan tidak enaknya. Orang-orang yang
foto-foto itu sepertinya sudah keterlaluan.
Habis
dari Cetho, kami pulang. Dan singgah di tempat makan pinggir jalan. Makan Tengkleng
dan sate kambing.
Malamnya
itu Kukuh mengajak menonton Wayang Orang di Solo. Dan makan Wedang Ronde. Karcis
nonton wayang ini lebih murah daripada semangkuk kecil wedang ronde. Aku tentu
tidak bisa mengerti apa-apa saja yang diomongkan para lakon di atas panggung.
Makanya ketika orang tertawa aku tidak ikut. Mungkin gerak-gerik saja yang bisa
kucoba terka.