Siapa Menang Siap Kalah
Siapa Menang Siap kalah
dan Menerima Kekalahan
Barangkali bagian yang menarik
dari sebuah pertandingan adalah merasakan hasilnya. Pertandingan atau kompetisi
merupakan semacam hal yang tidak bisa kita hindari. Ia datang bagai faktisitas,
sebuah kefaktaan mutlak. Sebenarnya pertandingan itu bisa dihindari, dengan
cara menolak ikut. Akan tetapi yang menjadi persoalan adalah menang dan kalah.
Semua peserta tentu mendambakan kemenangan, kecuali yang tidak ingin menang,
ingin kalah. Pada hakikatnya kemenangan jugalah yang ia kejar. Yaitu kemenangan
hasrat dan keinginannya. Ya pemuasan hasrat. Nah apabila yang terjadi malah
sebaliknya, kekalahan atau dalam kata lain hasrat tidak terpenuhi sebab sudah
direbut peserta lain. Bagian ini adalahsalah satu episode tersulit dalam jalan
kehidupan. Mungkin tidak juga, tetapi umumnya demikian.
Kekalahan untuk apa ia ada?
Apakah hanya agar supaya ada yang menang? Tidak tahu. Ia hadir sebagai pasangan
kemenangan. Lagi-lagi pada ujungnya sikap kita-lah yang menentukan apakah kekalahan
adalah bencana atau anugerah. Dua sisi dapat dipandang dalam pertandingan dan
kompetisi. Ia adalah suatu aktivitas untuk menambah daya juang sekaligus
melemahkan. Menguatkan bila dengan itu setiap peserta bertumbuh menjadi lebih
baik daripada dirinya kemarin dan lebih buruk jika dengannya ia berpuas diri
telah mengalami kemenangan.
Sebenarnya apa tujuan saya
menulis ini? Tidak tahu. yang jelas ini terjadi ketika saya menonton kekalahan
sebuah klub sepakbola daerah saya. Semen Padang kalah dari Mitra Kukar FC pada
final piala Jenderal Sudirman di GBK Jakarta.