Ya Tuhan

Senin, November 04, 2013 0 Comments A+ a-

Ya Tuhan. Aku memohon pada-Mu agar, aku tidak akan pernah menyalahkan-Mu

Atas nikmat perasaan yang kau berikan.

Sesungguhnya aku ingin menikmati nikmat perasaan itu. Tapi apa daya setan menipuku

O, Tuhan lindungilah aku dari godaan setan.
Nurani apa mungkin Tuhan sematkan setan dalam senyum secantik itu.

Demi apa sehingga kesempurnaan dihinggapi oleh setan-setan ?
Aku sebenarnya ingin mencintainya sekaligus mencintai-Mu. Bolehkah?

Apa aku harus meminta persetujuan darinya dahulu padahal Kau sudah berikan keputusan ?
O Tuhan malam ini dan malam sebelumnya dan malam sesudahnya aku sangat merindukannya. 

Meskipun bila bertemu aku tak kan pernah tahu akan bicara apa.

Mungkin Tuhan, Perasaan yang Kau turunkan ini akan menjadikanku hamba yang ingkar. Ya Tuhan Lindungi aku dari godaan setan.

O, Mulutmu yang sedikit ternganga, senyum yang meluluhkan perasaan, senyum yang mengobati kegelisahan dan cibiran yang mengundang penasaran bolehkah aku bertanya ?

Ada apa sebenarnya dengan diriku ini hingga aku tidak tahu apa yang benar-benar terjadi.

Mungkin ini sederhana. Tapi tidak sesederhana kata sederhana. Aku tidak mau orang lain mengomentari ini. 

Aku hanya ingin kau saja, kalaupun komentarmu akan semakin membuatku menginjak akal sehatku dan berjalan, berguling, menari, terkapar dan menangis diatasnya.

Suatu saat aku ingin mencintaimu dengan sepenuhnya. Hingga aku hidup kembali. Aku ingin apapun namanya, aku akan selalu merindukanmu. Meski akupun sebenarnya tiada sanggup melakukannya.

Maka izinkanlah saja aku menikmati perasaan yang sesak ini.
Kalau nanti akhirnya kau sadar dan aku sudah tiada. Mari kita berdoa saja. Kelak aku bisa bertemumu dalam kehendak Tuhan yang lainnya.

Sebanyak ini kata dalam puisi sebanyak itu pulalah kebingungan yang sedang kumiliki.
Aku tidak mampu menulis sajak indah untuk menghibur dirimu
Tiada lagi nafas yang memburu, bila saja melihatmu dalam kepalaku
Tiada lagi sakit yang menggugu, kapanpun aku memandangimu
Mungkinkah mencintaimu adalah bentuk keegoisanku
Mungkin saja. Sepenuhnya jawaban aku serahkan kepadamu.
Aku tidak ingin berakhir kalau sudah begini
Biar saja ada maut, aku tetap tidak ingin berakhir

Sekarang aku berani berjanji. Aku akan menjagamu. Dalam kegelisahan dan kebodohanku dengan segala waktu

Aku mohon jangan biarkan dirimu mengusirku. Aku rela.
Tuhan, Aku mohon izinkan. Aku berdoa, untuknya. Aku mohon.
Sekarang akan kupanggil dirimu dengan sebutan baru.

Adik kecil. Tetaplah kau mencari hal baru. Kesenanganmu. Jangan sampai kau sedih hanya gegara ada manusia sepertiku di duniamu.

Adik kecil tetaplah kau mencari menggapai mimpimu. Karena bila kau bahagia. Maka manusia ini akan dua kali bahagia kepadamu.
Terserah padamu.
Tuhan sudah cukup rasanya aku dan perasaanku. Sekarang terserah pada-Mu. Mau keraskan hatiku ataukah melembutkan perasaannya.



Sekarang aku mau memuja-Mu.