kangen

Sabtu, Oktober 31, 2015 0 Comments A+ a-

kangen
seumpama jalan
kan ada buntunya juga

kangen
sepertikan asa
kan ada putusnya jua

kangen
selayaknya ikatan
terlalu kuat ia menyakitkan
terlalu lemah ia rawan terlepaskan

kangen
hidupku ibarat kangen
yang tiada putus-putus
dan tak pula sambung menyambung

Bandung, 2015

Filsafat Jodoh Bagian Ketiga

Selasa, Oktober 27, 2015 0 Comments A+ a-

Sampailah kita pada bagian ketiga

Filsafat Jodoh

Karena pernyataan menarik tentang Wanita yang Baik untuk Lelaki yang baik pada kesempatan sebelumnya (bagian 2).

Kali ini kita akan mencoba membahas firman Allah dalam Al-Quran surat An-Nur ayat 26.
Pemaparan ini diambil dari blog Rizki Lesus

Yang Baik hanya untuk yang baik? AnNur ayat 26
dari sini kebawah diambil dari blog berikut (alumni ITB) dengan sedikit perbaikan.

https://rizkilesus.wordpress.com/2010/05/02/yang-baik-hanya-untuk-yang-baik-annur-ayat-26/

اَÙ„ْخـَبِيـْثــاَتُ Ù„ِÙ„ْØ®َبِÙŠْثـِÙŠْÙ†َ Ùˆَ اْلخَبِÙŠْØ«ُــوْÙ†َ Ù„ِÙ„ْØ®َبِÙŠْثاَتِ Ùˆَ الطَّÙŠِّبَاتُ Ù„ِلطَّÙŠِّبِÙŠْÙ†َ Ùˆَ الطَّÙŠِّبُÙˆْÙ†َ Ù„ِلطَّÙŠِّبَاتِ.

Filsafat Jodoh bagian kedua : Mendegar Keciap Burung dan Fungsi Waktu

Selasa, Oktober 27, 2015 0 Comments A+ a-

Apa artinya bersambung ? apakah sebuah kelanjutan kronologis atau hanya berkaitan? Entahlah. Yang jelas ini aku anggap sebagai sambungan dari Filsafat Jodoh bagian pertama.

Bagian kedua

Filsafat Jodoh : Mendegar  Keciap Burung dan Fungsi Waktu

Sore menjelang malam itu. Aku mengajukan satu pertanyaan kepada tiga pemikir ITB. Institut Tiang Bendera. Dialah Okie, Haris, dan Choirul.

Filsfafat Jodoh Bagian Pertama

Selasa, Oktober 27, 2015 0 Comments A+ a-

jo·doh 1 n orang yg cocok menjadi suami atau istri; pasangan hidup; imbangan: berhati-hatilah dl memilih --; 2 n sesuatu yg cocok sehingga menjadi sepasang; pasangan: mana -- sepatu ini; 3 a cocok; tepat: ia telah meminum obat itu, tetapi tidak --;


TETAPI MAKNA TIDAK BERHENTI PADA KAMUS

Filsfafat Jodoh Bagian Pertama

Apa yang saya pikirkan pertama kali kala menulis tulisan ini? Tidak tahu. Yang jelas ada beberapa poin yang berputar dalam kepala saya saat mendengar kata jodoh. Salah satu idea random itu adalah apa hubungan jodoh dengan bodoh? Apakah dengan memikirkan jodoh kita bisa menjadi bodoh? Entahlah yang jelas jodoh tentu berkaitan dengan filsafat. Err?

Tulisan ini berjudulkan Filsafat Jodoh. Dengan seenaknya saya memadukan dua kata ini biar terdengar enak dan keren. Filsafat adalah sesuatu yang mesti kita pelajari dulu baru nanti kita definisikan sesuai komposisi dan selera masing-masing. Setidaknya begitulah kata Bung Hatta dalam pembukaannya dalam buku Alam Pikiran Yunani. Lalu bagaimana dengan jodoh? Apakah begitu juga? Sesuatu yang mesti kita kecap dahulu baru nanti kita artikan ? hmmm tentu saja terserah. Yang jelas tulisan ini tidak akan membawa kemana-kemana kecuali anda sebagai pembaca memutuskan untuk pergi ke mana-mana.

ngigau 34

Selasa, Oktober 27, 2015 0 Comments A+ a-

Menjawab seribu pertanyaan dan tantangan dari sepotong kalimat yang tak jelas ujung pangkalnya
Sesuatu bukan hal yang beku sebelum mati
Ia adalah air adalah udara yang berubah bentuk menjadi apa
Buat apa demi apa dan apa-apa
Tiada yang lebih bijak daripada kediaman cinta dan rindu yang membara
Membakar diri menjadi abu menjadi baru menjadi kisah menjadi kasih


Sampai hilang diri sampai hilang diri sampai lebur nanti

Bandung, 2015

malam turun ikan

Selasa, Oktober 27, 2015 0 Comments A+ a-

Ketika malam sampai ke bawah leher
Pandang tenggelam di lautan prasangka
Memburu satu dua ikan
Buat berbagi cerita sampai lupa
Bahwa dunia memang begini-begini saja
Berputar pada siklus hasrat-pasrah-hasrat-pasrah
Biar tinggal nama atas nama malam
Dan dua ikan yang berkejaran

Lepaskan dan bebaskan

Bandung, 2015

puisi pelajaran

Selasa, Oktober 27, 2015 0 Comments A+ a-

Termodinamika mana yang menjelaskan tentang mekanisme rindu ?
Matematika apa yang dapat menyelesaikan kangen ?
Filsafat bagaimanakah yang sanggup menahankan kehilangan ?

Bahasa puisi, bahas kehidupan dengan segala daya ledak perasaan !

Bandung, 2015

puisi mekanika kuantum erwin schrodinger

Selasa, Oktober 27, 2015 0 Comments A+ a-

Aku kini kucing dalam kardus
Dan kau adalah materi radioaktif meluruh di sekitarku
Pilihanku cuma menunggu

Sesiapa Tuhan siap membuka
Aku ada atau tiada

Bandung, 2015

Sepuisi sebelum tidur

Senin, Oktober 26, 2015 0 Comments A+ a-

aku akan tidur
tidak ada dongeng
aku ingin tenang tak mau cengeng

aku akan tidur
biar dengkur atau leleh liur
aku tak peduli

aku akan tidur
dengan siapa
aku tak ingin peduli

aku akan tidur,
kalau kau ingin bertemu, nanti saja setelah aku bangun
bila tak sabar, singgah saja dalam mimpiku
itu pun kalau tidurku sampai mimpi

aku tidur
selamat malam
selamat berjuang
sampai jumpa
hmmmmmmm
ah.

Bandung 2015

Buat Marina Oktari a.k.a Iik

Senin, Oktober 26, 2015 0 Comments A+ a-

jika hidup adalah berenang
menyelamlah dalam kedalaman orang-orang 
sambil mengapung di batas permukaan uang
jika hidup adalah berjuang
tetap kuat tetap melawan
segala kecemasan dan penderitaan
Huh, hidup, sebenarnya sederhana, cuma pusaran hasrat dan pasrah di lautan masa
hidup sederhana, hanya tafsirnya yang berjuta-juta
hidup? Mesti terus meski misterius
Hiduplah sepenuh nyawa
seluas cinta sepuas takwa
jika hidup sudah, maka bersiaplah menuju kekekalan
umur seperti air, mengalir dan terus
maka berenanglah sebelum hanyut,
berenanglah sebelum salju, sebelum membeku
Bandung, 2015
panjang umur iik, maaf seadanya

ndahkangendah

Senin, Oktober 26, 2015 0 Comments A+ a-

ndah,
kangeenn
dah...


Bandung, 2015

[Resensi Buku] Filsafat Eksistensialisme Jean Paul Sartre

Kamis, Oktober 22, 2015 0 Comments A+ a-

Resensi Buku Filsafat Eksistensialisme Jean Paul Sartre

Judul                  : Filsafat Eksistensialisme Jean Paul Sartre
Penulis               : A. Setyo Wibowo dan Majalah Driyarkara
Penerbit             : Kanisius
Cetakan             : V, 2015
Tebal                 : 227hlm
Harga                : Rp

Untuk mengenang 100 tahun kematian filsuf besar eksistensialisme, Jean-Paul Sartre, beberapa tokoh intelektual dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara menulis tentang beliau. Setelah dimuat di jurnal Driyarkara Th. XXVIII no.4/2006, kemudian Penerbit Kanisius menerbitkannya dalam bentuk buku. Dan ditambah dengan tulisan Ito-Prajna Nugroho dengan judul : “Diri dan ‘Ketiadaan’ dalam Filsafat Sartre : Memahami Kesalahpahaman Sartre atas Fenomenologi Husserl”.

Buku ini sejatinya adalah mencoba menjelaskan Sartre dengan berbagai perspektif. Perspektif itu mulai dari historis kehidupan Sartre, karya-karyanya serta kehidupan pribadinya. Tulisan keroyokan yang mencoba menjelaskan siapa dan apa Sartre ini menjadi buku yang sangat saya suka. Dengan bentuk dan struktur jurnal, tulisan di dalam buku ini terkesan ilmiah dan bernilai akademik.

[Resensi Buku] Novel Khotbah di Atas Bukit Kuntowijoyo

Kamis, Oktober 22, 2015 4 Comments A+ a-

Novel Khotbah di Atas Bukit

Judul                    : Khotbah di Atas Bukit
Penulis                : Kuntowijoyo
Penerbit              : Bentang
Cetakan               : I. 2008
Tebal                   : iv+ 198 hlm; 20,5 cm
Harga                  : Rp

Khotbah di Atas Bukit bercerita tentang Barman, seorang laki-laki tua (65 tahun) pensiunan pegawai negeri. Barman yang ingin menyepi di masa tuanya memutuskan hidup di villa di perbukitan. Apa yang akan kau bayangkan dengan vila di bukit? Tentu saja udara segar, keheningan dan pemandangan hiijau. Suasana sejuk dan damai. Ketenangan dan ketentraman.

Bobi, anaknya menyediakan fasilitas itu. Sebagai anak yang berbakti, Bobi juga menyertakan ‘perawat’ bagi sang ayah. Popi namanya, perempuan muda, berkulit kuning, tinggi semampai, tak terlampau kurus atau pula gemuk, cukup proporsional, dan tentu saja cantik. Segera Barman dan Popi resmi menjadi suami istri. Popi adalah perempuan mantan tuna susila. Meski demikian ia, seorang yang cerdas: sarjana  filsafat. Popi juga pandai memasak dan paham dengan Barman dengan dalam. Mereka berdua seolah pasangan suami istri yang sudah lama menikah.

[Resensi Buku] Kierkegaard dan Pergulatan Menjadi Diri Sendiri

Kamis, Oktober 22, 2015 3 Comments A+ a-

Resensi Buku Kierkegaard

Judul                  : Kierkegaard dan Pergulatan Menjadi Diri Sendiri
Penulis                : Thomas Hidya Djaya
Penerbit              : KPG
Cetakan              : II, Maret 2010
Tebal                  : xviii+178hlm
Harga                 : Rp

 “apa gunanya kalau kebenaran berdiri di hadapan saya, dingin dan telanjang, tidak peduli apakah saya mengenalinya atau tidak, dan malah membuat saya takut dan bukannya percaya?”

Itulah kutipan langsung yang seketika saya temui dicover buku ini dan membuat diri saya penasaran tentang Kierkegaard. Kierkegaard melemparkan sebuah pertanyaan bagi dirinya(Kierkegaard) dan bagi siapapun yang punya dirinya (sendiri) mengenai kebenaran.

[Resensi Buku] Eksistensi Manusia

Kamis, Oktober 22, 2015 0 Comments A+ a-

Resensi Buku Eksistensi Manusia

Judul             : Eksistensi Manusia : Perspektif Tasawuf dan Filsafat Mengatasi Problema Eksistensial Manusia  Jalaluddin Rumi sampai Fillosof Kontemporer (Judul Asli : Existensialism in the Islamic and Western Educational Philosophies)
Penulis           : Prof. Dr. Bayraktar Bayrakli
Penerbit         : Perenial Press
Cetakan          : I,September 2000
Tebal              : 144hlm
Harga             :

Diperlukan jalan berliku untuk memecahkan masalah-masalah eksistensial manusia. Jika tak terpecahkan maka kan timbul “penderitaan dan penyakit eksistensial,” seperti hidup tak bermakna, terasing, hampa, frustrasi hidup yang tercekam rasa takut. Akhirnya hidup kita tidak menemukan apa-apa kecuali kehancuran.

[Resensi Buku] Antologi Puisi Tepi Waktu Tepi Salju Soni Farid Maulana

Kamis, Oktober 22, 2015 0 Comments A+ a-

Resensi Buku Antologi Puisi Tepi Waktu Tepi Salju

Judul                  : Tepi Waktu Tepis Salju
Penulis                : Soni Farid Maulana
Penerbit              : Kelir
Cetakan               : I, Februari 2004
Tebal                   : x+100 hlm
Harga                  : Rp

Tepi waktu tepi salju merupakan variasi tema antologi puisi cinta, kesepian, kesunyian, dan juga persoalan sosial-politik yang diseleksi dan dihimpun dari sejumlah antologi puisi Soni yang telah terbit selama ini.

Soni Farid Maulana lahir di Tasikmalaya pada 19 Februari 1962 dari pasangan R. Sarah Solihati dan Yuyu Sulaeman. Setamatnya SMA Pancasila-Tasikmalaya (1982) melanjutkan kuliah di Jurusan Teater ASTI (STSI) Bandung.

Sejumlah puisi yang ditulisnya dalam bahasa Indonesia telah membawanya pergi ke beberapa negara di Asia Tenggara dan Eropa. Antara lain diundang mengikuti South East Asian Writers Conference di Quezon City Filipina, dan Festival de Winternachten di Den Haag, Belanda (1999). Yang kemudian dilanjutkan dengan pembacaan puisi di KBRI di Paris, Perancis. Selain itu pada tahun 2002 mengikuti pula forum puisi Internasional Indonesia di Bandung, yang diprakarsai oleh Rendra.

[Resensi Buku] Alam Pikiran Yunani Mohammad Hatta

Kamis, Oktober 22, 2015 0 Comments A+ a-

Resensi Buku Alam Pikiran Yunani

Judul                  : Alam Pikiran Yunani
Penulis               : Mohammad Hatta
Penerbit             : PT Tintamas Indonesia
Cetakan             : I, 1980
Tebal                  : 191hlm
Harga                 : Rp

Ketika Bung Hatta menulis buku seperti apa yang akan ia hasilkan? Buku ekonomikah? Buku koperasikah? Itulah setidaknya gambaran awal yang saya pikirkan tentang Bung Hatta sebagai salah satu pendiri negara Indonesia ini. Bung Hatta menulis filsafat, saya tertarik membacanya. Alam pikiran yunani konon kabarnya menjadi mas kawin pernihkahan Bung Hatta. Keren bukan main. Buku alam pikiran yunani ini pada awalnya terbit dalam tiga jilid terpisah. Hingga akhirnya setelah beberapa kali mengalami cetak ulang, disatukan menjadi satu buku.

Melankolia tragis

Selasa, Oktober 13, 2015 0 Comments A+ a-

"Tahu apa manusia tentang kehendak Tuhan ? Paham apa manusia mengenai peristiwa masa depan ? Sudahlah, biarkan manusia bebas, biarkan ia lepas, menentukan jalan-jalan, memilih pilihan-pilihan lalu bergumul dengan penderitaan-penderitaan. Sebagai afirmasi dan apologi, anggap saja semua kan ada hikmah dan pelajaran. Terimalah hakikat keberadaan sebagai kehidupan, pencarian, keterasingan dan pertanggungjawaban. Kepada diri atas diri."


Bagaimana kalau kita diam ?

Sabtu, Oktober 10, 2015 0 Comments A+ a-

kaurebut waktukucuma ribut
mengutukmu
mending kurebut juga waktumu
biar kaukutuk aku
mengikutiku ribut mengutuk
Bagaimana kalau mewaktu saja berdua dan diam ?


Bandung, 2015

nama

Sabtu, Oktober 10, 2015 0 Comments A+ a-


 (buat asra)
menuju rasa
bertemu aku
menjadi hasrat
menjadi pasrah


Bandung, 2015

Buat Dynie FF

Sabtu, Oktober 10, 2015 0 Comments A+ a-

seumpama jantung
hidup mesti selalu berdenyut
memompakan amal-amal sampai maut

dari bilik akal ke seluruh rasa
dari serambi iman ke penjuru tubuh

seumpama jantung
hidup mesti kuat

berbuat, saat orang lain nyaman
berkelumun dalam
selimut hujat

hidup adalah pelaksanaan diktum
atas kredo alastu birobbikum

takdir memang umur berlumur amal
cintai ia ! cintai ia ! cintai ia !


Bandung, 2015

Buat Rima OP

Sabtu, Oktober 10, 2015 0 Comments A+ a-

astronot dan penyelam tiada bertengkar
tentang siapa punya kasih sayang paling
dalam.
waktu dan tempat selalu bersepakat
menciptakan undangan dan kenangan
kau dan aku : cuma sepotong usia
di dataran takdir.
Ah... kawanku pernah bersabda : Tuhan lebih suka cahaya mungil
di hatimu ketimbang ribuan bintang yang Ia punya,

Maka menyalalah, Nyalalah ! Nyalalah !
Bakar sedihmu, waktu baru, semangat s’lalu

Bandung, 2015


g minor sembilan pada mekanika klasik

Sabtu, Oktober 10, 2015 0 Comments A+ a-

air mata selalu leleh oleh gravitasi
sepertikan buah apel ia.

cinta,
vibrasi dawai perasaan yang melemparkan jiwa melambung mengangkasa
mengapung di atmosfer sampai bikin teler

mengobarkan pemberontakan mungil pada kejatuhan apel sebagai jelmaan takdir

kulitnya yang masa
segera mengelupas

dan diperas Tuhan
menjadi saripati takdir,
menetes
jatuh di
cawan
manusia

dan ingatlah
lesung pipi manusia bukan tempayan
penampung air mata


Bandung, 2015

menunggu

Sabtu, Oktober 10, 2015 0 Comments A+ a-

Menunggu adalah semacam pergumulan diri dengan ada di dunia pada waktu ini dan ada di waktu depan

Menunggu :
afirmasi ketidakpastian dan
semacam harapan
supaya kecemasan
tak jadi terjadi

ekspektasi realitas dari
alam ide dan pikiran diri