Le Chat (Kucing)

Senin, April 25, 2016 0 Comments A+ a-

Terjemahan puisi Le Chat Baudelaire

Kucing

Mendekatlah, jelitaku, kepada hati cintaku ini;
Tahan cakar pada kakimu,
Biarkan Aku terjun ke mata indahmu,
Paduan logam dan batu agate.

Ketika jemariku membelai santai
Kepala dan punggung lentukmu,
Dan tanganku mabuk kenikmatan
Kehangatan setrum tubuhmu,

Aku melihat wanitaku dalam benak ini. Tatapannya,
Seperti tatapmu, binatang yang manis budi
Mendalam dan dingin, mencacah dan memecah bagai anak panah,

Dan, kaki hingga kepala,
Udara lembut, raksi nan riskan
Berenang di sekujur tubuh cokelatnya.

diterjemahkan dari : 

Le Chat
Viens, mon beau chat, sur mon coeur amoureux;
Retiens les griffes de ta patte,
Et laisse-moi plonger dans tes beaux yeux,
Mêlés de métal et d'agate.

Lorsque mes doigts caressent à loisir
Ta tête et ton dos élastique,
Et que ma main s'enivre du plaisir
De palper ton corps électrique,

Je vois ma femme en esprit. Son regard,
Comme le tien, aimable bête
Profond et froid, coupe et fend comme un dard,

Et, des pieds jusques à la tête,
Un air subtil, un dangereux parfum
Nagent autour de son corps brun.
— Charles Baudelaire

The Cat

Senin, April 25, 2016 0 Comments A+ a-

Terjemahan puisi The Cat Baudelaire

Datanglah, kucing manis, pada hatiku yang kasmaran
Tahanlah cakar kukumu yang tajam
Biarkan aku menatap mata indahmu
Seperti logam dan batu agate.

Ketika jemariku perlahan mengelusmu
Kepala dan punggung luwesmu.
Dan ketika tanganku bergelenyar kenikmatan
merasakan setrum tubuhmu,

Di jiwa ini kulihat wanitaku. Tatapannya
Seperti mata indahmu, ramah dan buas,
Teramat dalam dan beku, menusuk dan membelah bagai anak panah,

Dan, dari kepala hingga kaki,
Udara halus, wewangi berbahaya
Mengambang di kehitaman tubuhnya

diterjemahkan dari :

The Cat

Come, superb cat, to my amorous heart;
Hold back the talons of your paws,
Let me gaze into your beautiful eyes
Of metal and agate.

When my fingers leisurely caress you,
Your head and your elastic back,
And when my hand tingles with the pleasure
Of feeling your electric body,

In spirit I see my woman. Her gaze
Like your own, amiable beast,
Profound and cold, cuts and cleaves like a dart,

And, from her head down to her feet,
A subtle air, a dangerous perfume
Floats about her dusky body.

— William Aggeler, The Flowers of Evil (Fresno, CA: Academy Library Guild, 1954)

Lola de Valence

Senin, April 25, 2016 0 Comments A+ a-

Terjemahan puisi Lola de Valence karya Baudelaire

Lola of Valencia

Diantara sekian cantik nan dilihat orang nun di mana
Aku insyafi, wahai ikhwan, kini muradku bimbang;
Tapi memandang yang berkilauan di Lola of Valencia
Pesona tak terkira merah permata dan hitam berlian

diterjemahkan dari:

Lola of Valencia

Among such beauties as one can see everywhere
I understand, my friends, that desire hesitates;
But one sees sparkling in Lola of Valencia
The unexpected charm of a black and rose jewel.
— William Aggeler, The Flowers of Evil (Fresno, CA: Academy Library Guild, 1954)

On Manet’s Picture ‘Lola of Valencia’

Diantara ribuan bebunga pada tangkai indahnya
Teramat sulit buat memilih. Sedemikian sungguh mereka riuh
Namun Lola membara dengan kalbu tak disangka
Sinar berkilau hitam dan merah batu permata

diterjemahkan dari:

On Manet's Picture "Lola of Valencia"

Amongst the myriad flowers on beauty's stem
It's hard to choose. Such crowds there are of them
But Lola burns with unexpected fuel
The radiance of a black and rosy jewel.
— Roy Campbell, Poems of Baudelaire (New York: Pantheon Books, 1952)

Lola de Valence

Diantara begitu banyak kecantikan yang tersingkap di sekelilingmu,
Aku renungi, sahabat, hasrat seimbang, keinginan bimbang;
Tetapi kita menyilau gemerlapan di Lola de Valence
Pesona tak terduga permata hitam dan merah muda.

diterjemahkan dari:

Lola de Valence

Entre tant de beautés que partout on peut voir,
Je contemple bien, amis, que le désir balance;
Mais on voit scintiller en Lola de Valence
Le charme inattendu d'un bijou rose et noir.
— Charles Baudelaire


Mereka yang Terlambat

Senin, April 25, 2016 0 Comments A+ a-

Kepada H.W

Adalah yang kalah cepat
Dan cuma bisa memandang punggung
Atau sesekali tengkuk terbuka
Beruntung bila sempat lihat
Bulat pantat naik turun
Namun nutrisi dan kehiduapan nan berayun
Akan semakin jauh... dan makin tak kelihatan

Bandung, 2016

Han

Senin, April 25, 2016 0 Comments A+ a-

Han,
Berlari darimu
Sama saja dengan
Mendekati maut
Dan menikmati neraka
Serta menolak surga sekaligus ?
Han,
Berlari kepadamu
Apa sama dengan kebalikannya?
Mengabadikan hidup, melecehkan mati, dan menanggung surga, serta menganulir neraka sekaligus 
Bagaimana aku tahu, kalau memang selalu sibuk saat kuajak kau bicara berdua, empat mata kalau matumu ada dua.
Atau kau anggap aku sedang bercanda? Atau apa gila?
Ah, percuma
Han,
Lain kali, mungkin.


Bandung, 2016

Separuh Nyawa

Senin, April 25, 2016 0 Comments A+ a-

Ini kuberikan padamu separuh,
Setengah saja : nyawaku
Bukan aku tak rela
Bila seluruhnya
Sisanya cadangan bila kau berubah pikiran
Ini seperdelapan lagi
Bila masih kau buang
Masih ada
Dan aku tak ‘kan pernah mati


Bandung, 2016

Ketika berjalan malam dan memaksa diri menulis

Senin, April 25, 2016 0 Comments A+ a-

Ku berlari dari idealisme jerman
Ke jalan Supratman malam hari
Kutinggalkan pekerjaan mengasah bulan sabit
Kusimak penuh suara pengamen jalanan
Kunikmati, debu trotoar dan
Susu-susu berhamburan
Ingin kuantarkan puisi melalui kantor pos
Tetapi lapar perut ini

Dan aku mesti makan dulu

Bandung, 2016

Kita apa?

Senin, April 25, 2016 0 Comments A+ a-

Apa kita adalah satu yang tertunda
Atau makna yang terpeleset di atas tanah liat basah
Atau jejak asali yang tak terlacak, licin dan misterius

Bandung, 2016

Jalan Sunyi

Senin, April 25, 2016 0 Comments A+ a-

Ada detak waktu berbunyi
Di dalam gerak batin yang suci
Tak sampai pada telinga tuli
Sebab cuma keciap di dalam hati

Bandung, 2016

Mengapa

Senin, April 25, 2016 0 Comments A+ a-

Saling bertindih dalam peluh kasih
Aku mesti tersisih
Kadang dengan arus nafsu
Yang menderu


Bandung, 2016

Sebuah Komentar atas Puisi Senartogok yang saya di tag-nya

Senin, April 25, 2016 0 Comments A+ a-

(Belum diberi Judul)
Aku melihat jam di dinding jiwa
Sudah pukul 27 rupanya
Sebentar lagi senja, tetiba...
Menyeruak perasaan resah 
Sekaligus bahagia, 
Bahkan di antara 
Ataupun diluar keduanya:
Aku lega!

Sore ini aku ingin sedikit bercerita tentang puisi seorang senior. Apapula yang dapat kuceritakan lagi selain yang aku ingin? Daripada menceritakan peluncuran buku puisi “Renjana” Yansa El-Qarni kemarin (13/04/2016) di Salman kemarin, yang sejujurnya kuhadiri cuma sebab cemilan yang gratis.

Suatu malam sebut saja namanya Senartogok, nama samaran seniman muda nan pantang berpantang ini, kami membicarakan puisi. Ia mengakui telah berada puncak kepenyairannya, sebuah pengungkapan yang demikian optimis bukan? Ya. Memang begitu adanya. Sedikit mengomentari bolehlah ya. Maaf tidak minta izin penyairnya dulu. Eh siapa pula yang bilang harus minta izin? Emangnya kayak bikin diskusi di Sunken? Insyaallah tulisan ini juga tidak bisa dibubarkan pihak kampus. Bagaimana coba membubarkan tulisan? Membubarkan ide dan gagasan apalagi. Ada-ada saja.


Puisi Senartogok ini pendek adanya. Bisa dibaca sekali duduk, bahkan senapas pun bisa(Aku tidak tahu tentang boleh atau tidaknya puisi ini dibaca dalam satu tarikan napas, sama tidak tahunya dengan hukum ketika Imam membaca Al-Fatihah dalam solat berjamaah dengan satu napas). Namun untuk membuatnya ya, aku yakin dia sudah menghabiskan 27 tahun masa napasnya di bumi yang fana ini untuk bisa menuliskannya. Lalu apa? Hmmm. Tidak tahu.

Baris pertama ia buka dengan sebuah kejadian yang berbau sureal. Sang Aku melihat jam di dinding jiwa. Ya begitulah puisi engkau bisa menuliskan dinding jiwa, tidak mesti selalu dinding kamar bukan? Awalnya pada percakapan kami sebenarnya beliau mengucapkan aku melihat jam berdentang di dinding jiwa. Alamak. Tentu lebih wah lagi, setidaknya ada dua bau di sini : melihat jam berdentang adalah sebuah kegiatan yang bagaimana ya? Impresionistik mungkin? Di dinding jiwa? Surealistik. Tetapi untuk lebih memadatkan barangkali Senartogok memangkas kata berdentang. Lebih intim dan langsung kepada soal. Aku melihat jam di dinding jiwa. Kemudian dilanjutkan sudah pukul 27 rupanya. Sebenarnya aku bependapat bahwa “rupanya” itu dapat diganti menjadi “ternyata” sebagai ungkapan bahwa si Aku itu baru saja sadar, setelah sebelumnya tidak. Akan tetapi, memang kalau boleh berasumsi dan berspekulasi, “rupanya” ini adalah menunjukkan setidaknya dua asosiasi yaitu : unsur bentuk dan unsur perasaan “baru sadar” tersebut. Di sini aku termenung sejenak. Tidak sepenuhnya salah, bahwa ia telah pada puncak kepenyairannya.

Lalu dengan pukul 27, memang aku yang tahu usia beliau jelas menangkap bahwa 27 ini tidak lain tidak bukan adalah usia beliau sendiri. Waktu yang menunjukkan angka 1-12 itu ia dobrak menjadi 27. Ini artinya jam dinding jiwa sang aku itu tak mengenal bataskah? Mungkin. Sebentar lagi senja, tetiba... . Kemudian “Aku” kembali mengingat waktunya kini, waktu yang ia hayati, ia kemudian mulai berpikir bahwa sebentar lagi senja (akan turun). Apa artinya senja turun bagi seorang Aku yang 27 ini? Sabar, pada larik selanjutnya Aku mengurai itu. Menyeruak perasaan resah, ya itu semacam kecemasan (angst) yang menderu Aku.

Namun jangan kecewa dulu, dalam suasana ini bukan cuma kecemasan itu yang hadir, tetapi serentak juga bahagia. Sekaligus bahagia ya,aku resah sekaligus bahagia. Eksistensi kehadiran beliau, merasa resah atas yang belum terjadi dan bahagia atas yang telah terjadi, begitu kalau kutilik dari aspek temporal Aku. (Sebagai tambahan pernah juga terlontar dari Senartogok bahwa kawan-kawan seumurannya sudah berkeluarga, sudah punya anak). Nah yang lebih mengejutkan lagi pada tiga larik terakhir
Bahkan di antara 
Ataupun diluar keduanya:
Aku lega!

Subhanallah, Sang “Aku” bukan pada kedua kehadiran resah dan bahagia itu, Sang“Aku” lepas,melompat, “Aku” melintas ke dimensi lain, sebut saja begitu. Aku lega ! ya tahukah kau apa itu lega? Memang Senartogok sedang berada di puncak kepenyairannya.

Bonus : (Gampang sebenarnya jika kau ingin seperti mereka, tinggal meninggalkan kolase, puisi, lagu, dan sepercik kebebasan ini, lalu ya bagian tersulit memang menceraikan kebenaran itu),

Bolehlah kusitir sekelumit tuturan Nietzsche : Barangsiapa yang ingin kebahagiaaan, maka percayalah ! Barangsiapa yang ingin kebenaran, maka carilah !

Lain kali, Mungkin

Kamis, April 07, 2016 0 Comments A+ a-

-buat Hana

Sekali tiba
Waktu bahagia
Aku tiada

Satu Tuhan
Telah datang
Aku pulang

Semakin engkau
Aku kenang
hilang

Bandung, 2016

Takut

Kamis, April 07, 2016 0 Comments A+ a-

Makanya kuberlari, ke rimbun rambutmu
buat sembunyi dari segala rindu
namun, tentang kerudungmu teramat lecat
serupa tabir nan tak tertembusi
Jadilah aku berharap dikau
Pupus, bila kau tak datang

Bandung, 2016

Le Mal - Arthur Rimbaud

Senin, April 04, 2016 0 Comments A+ a-

Terjemahan Le Mal Arthur Rimbaud 


Foto : Lukisan Le cimetière de Saint-Privat, Alphonse de Neuville

Iblis(Kebatilan)


Disaat ludah merah dari berondong senapan
Peluit s’panjang hari melintas angkasa biru tak terbatas
Disaat merah atau hijau, dekat Raja penghina
Batalion runtuh berduyun-duyun ke dalam api

Ketika seorang gila nan menyeramkan,
Dan seribu orang bertumpuk asap,
-Si Malang gugur, di musim panas, di rerumputan, dan kegirangan
Alam, wahai engkau yang menempa manusia jadi saleh

Ophelia - Arthur Rimbaud

Senin, April 04, 2016 0 Comments A+ a-

Ophelia-Terjemahan dari bahasa Inggris

Foto : Lukisan John Averett Millais - Ophelia

I

Di arus tenang gelap tempat gemintang terlelap
Ophelia putih mengapung seperti lili nan suci
Beringsut mengambang, berbaring di tengkuluk panjang
–Di hutan, anjing menyalak, pemuda teriak

Selama seribu tahun atau lebih, hantu putih sedih
Ophelia telah susuri sungai panjang dan hitam.
Seribu tahun atau lebih lama, nyanyian manis
Dari kegilaannya memukau udara malam

Ophélie - Arthur Rimbaud

Senin, April 04, 2016 0 Comments A+ a-

Terjemahan Puisi Ophélie Arthur Rimbaud

Foto : Lukisan John Averett Millais - Ophelia

I
Di atas air hitam nan tenang tempat bintang-gemintang terlelap
Ophelia putih mengambang seperti lili yang suci,
Mengatung perlahan, berbaring Ia di kerudung panjang...
- Kami mendengar sorak-sorai di hutan yang jauh.

Kepiluan Ophelia lebih dari seribu tahun
Melewati, hantu putih, di sungai hitam panjang ;
Lebih dari seribu tahun kegilaan manis
Senandungkan asmara kepada angin malam.