Kesadaran, Imajinasi, Perasaan

Rabu, Januari 16, 2013 0 Comments A+ a-

Pagi ini Bandung menggerimis. Sejak aku bangun pukul 8 tadi, hujan setengah-setengah ini sudah membungkus daerah kosan abang kelasku di daerah padat penduduk jalan cisitu lama gang 3 ini. Tadi malam, karena merasa sendiri di kosanku. Plesiran . aku memutuskan untuk bertandang tidur ke tempatnya. Meskipun sebenarnya manusia tidak akan pernah sendiri, karena setidaknya kesepian akan menjadi temannya saat merasa sendiri.
Pagi ini mengingatkan ku akan sebuah peristiwa yang tidak bersejarah. Karena tidak mengandung nilai-nilai sejarah dan tidak akan di hafal oleh anak-anak sekolah di seluruh Indonesia. Peristiwa ini dapat ku sebut sebagai kenangan. Ya. Kenangan. Ada banyak kenangan dalam hidup. Kenangan tercipta bukan hanya karena kita punya lobus-lobus di cerebrumdan cerebelum. Tetapi menurut saya kenangan tercipta juga karena adanya perasaan. Perasaan yang sadar atau tidak sadar mempengaruhi dan saling mempengaruhi dengan tubuh fisik yang kita bisa rasakan ini. Apakah perasaan merupakan ilusi atau realitas? Saya juga belum begitu paham. Meski demikian bisa jadi juga Michael Talbot benar bahwa kesadaran realitas dan ilusi itu sebenarnya sama. Hanya saja kita mengelompok-kelompokkannya dalam hal yang berbeda. Sebenarnya cakap saya terlalu jauh untuk sebuah pembuka. Saya terkesan sok filsuf dengan menyentil ilmu favorit zaman dahulu ini.
Suatu saat kau akan meledak dalam perasaanmu.
Jika kau kehilangan kesadaran dalam imajinasimu.
Suatu saat kau akan menyesal sudah sadar akan imajinasimu
Jika kau sudah mengimajinasikan kesadaranmu.
Suatu saat kau akan berani menerima imajinasi, realitas dengan kesadaranmu.
Suatu saat kau sudah meledak dengan perasaanmu karena kau sudah menjadi imajinasi, dan realitas itu sendiri.
Ada sebuah kisah tentang materi yang selalu bersampingan dengan materi lain. Suatu ketika ia rela melebur untuk melindungi materi lain ini. Bayangkan jika materi atomik saja punya pengorbanan. Apalagi manusia yang super atomik yang ilmiahnya terdiri dari trilliunan materi kecil.
Suatu waktu. Kesadaran, Imajinasi, Perasaan. Akan menjadi dirimu sendiri. Tidak ada bedanya. Tiada batas. Saat itu. Waktu bukan apa-apa.

TIGA BUAH TANDA TANYA.

Rabu, Januari 16, 2013 0 Comments A+ a-

Saya merasa kasihan kepada mereka yang sudah telanjur di cap tidak saleh, tidak taat agama, bahkan ingkar dengan ajaran agama. Siapa mereka yang telanjur di stempel sepihak demikian ? Yang saya maksud disini, mereka adalah mereka yang telanjur juga sudah mengungkapkan perasaannya kepada orang lain. Mungkin hal ini tidak terjadi di tempat anda(pembaca beriman). Tetapi di tempat saya (yang dirahasiakan koordinatnya) hal ini benar-benar pernah dan mungkin akan selalu sedang terjadi.
Teman-teman dan termasuk saya yang pernah berbuat seperti ini akan dicap tidak shaleh, tidak taat ajaran agama dan lain-lain yang membuat sakit telinga(dalam arti lain).
Apa sebenarnya hukum mengungkapkan perasaan kepada orang lain? 
Entahlah, saya juga belum menemukan jawaban pasti pada pertanyaan ini. 

Sudah hampir setahun saya browsing di google.com (sejak desember 2012 sampai Januari 2013) saya belum menemukan satu keterangan yang jelas. Yang jelas ada pendapat yang mengatakan tidak mengapa dan tentu juga ada yang melarang.(referensi dari google.com karena tidak punya sumber tertulis lain)