Tanah Ladiang Kedong

Minggu, Oktober 09, 2016 0 Comments A+ a-

Ladiang kedong berayun sampai menemu bahu salah seorang dari dua lelaki 50 tahunan yang tengah bergumul itu. Sobeklah daging tua dan darah muncrat lepas. Seperti air mancur dari keran yang Haris mainkan di taman bunga TK. Merah seperti sirup marjan bulan puasa, atau darah kerbau tatkala lehernya bertemu pisau kala hari raya haji. Orang-orang cuma bisa menyaksikan. Tidak satupun dari mereka yang tampak ada niat untuk melerai. Bisa-bisa kalau ikut campur, malah mereka yang tertebas tajamnya parang.

Usia Lima Tahun

Minggu, Oktober 09, 2016 0 Comments A+ a-

Usianya lima tahun kala itu. Ibunya sudah membayar biaya pendaftaran. Seragam pun sudah dijahitkan. Ia akan masuk TK. Anak lima tahun itu tampak amat gembira. Padahal cuma taman kanak-kanak. Barangkali karena akan punya kawan-kawan yang baru. Tetapi menggebu di awal tidak selalu menciptakan akhir yang memuaskan bukan ?

Cebur

Minggu, Oktober 09, 2016 0 Comments A+ a-


Sudah aku persiapkan semua. Kupluk, cemilan, senar gitar cadangan, hingga garam. Hari ini hari Sabtu. Hari kedua aku dengan dia. Hari Minggu besok, kami berdua : dia dan aku akan merayakan. Piknik ke hutan.

Abu

Minggu, Oktober 02, 2016 0 Comments A+ a-

Tatkala sedang berpikir tentang apa status yang mesti aku perbarui pada laman profil facebook—sebab menyitir ungkapan salah seorang teman : membuka facebook tanpa menulis status adalah seperti membuka celana dalam tanpa begituan—tubuh gempalku yang tengah golek di sekretariat unit bacot dan baca-tulis itu, tak sengaja bagian tungkainya menendang sebentuk asbak rokok. Asbak itu tak dapat dipersalahkan. Isinya tumpah. Puntung dan abu rokok tentu saja tak akan dapat masuk dengan mandiri ke dalam asbak kembali.