kolam renang

Senin, September 29, 2014 0 Comments A+ a-

aku mau mengapung di genangan uang-uang
dan tenggelam dalam lautan orang-orang
denganmu.
kuharap kita bercinta, berpelukan di permukaan, sesekali menyelam
Ke dalam kolam,
yang ramai, yang sesak dengan rebut-rebutan dan acapkali caci maki.

Mengapa kau tidak tulus mengapung?  takut dianggap ringan? pesawat ribuan ton terapung di udara. Batu apung sepuluh gram terbenam dalam dasar kolam.

Jangan-jangan itu hanya akal-akalanmu saja. Kau hanya ingkar.

Kau memilih orang daripada diripada tubuhmu sendiri. Kau melawan Tuhan demi akal yang kau kira suci.

air kolam juga pasti pulang. mari belajar berenang. firaun hilang sebab sepelekan berenang.
 kita mesti terapung dalam genangan uang dan tenggelam dalam lautan orang.

.Amin.

Da Aku Mah Apa III

Kamis, September 18, 2014 0 Comments A+ a-


Begitu kudengar, muncul jua tanda tanya dalam benakku
Da aku mah apa
Apa jawabannya? Aku jadi ikut bertanya
Tapi bukan aku, tapi kau apa?
Kierkegaard mungkin bisa menjawab pertanyaanmu. Tapi dia sudah mati
Da aku mah apa
Sebenarnya kau sedang bertanya
Atau hanya menimbulkan tanda

Sementara aku hanya sekejap dari  jiwamu. 

Da Aku Mah Apa II

Kamis, September 18, 2014 0 Comments A+ a-


Da aku mah apa, begitu?

Aku dengar, lalu...

Aku pikir, aku rasa aku ragu

Kau sedang bertanya atau berseru

Untuk siapa sebelas huruf itu ?

Mana mungkin kau lupa

Aku apa? Kau mestinya manusia

Hanya tubuh dan jiwamu

Aku dibisikkan Thomas dari Aquina


Padahal sebenarnya kau selalu tahu

Aku mah apa, kau sebagian jiwaku, diam-diam kau

S
E
N
Y
U
M
S
E
T
U
J
U


Da Aku Mah Apa I

Kamis, September 18, 2014 0 Comments A+ a-


Sedingin salju kau ucapkan padaku
Da aku mah apa
Selembut beledu kau serukan padaku
Tidakkah kau merasa, sehangat matahari aku mengasihimu
Tidakkah kau haru, semerdu Rumi aku menyanjungmu
Kuciptakan syair dari kejaran awan, deburan ombak dan hamparan lautan
Kubacakan seperti diamnya karang merindukan bintang
Kusenandungkan sepanjang daratan
Kutarikan seindah seribu kupu-kupu musim panas
Sekarang, maukah kau sebentar saja menjadi merdu ? Biar menguap peluhku. Mencair senyapku.
Akan kubawa kau ke langit, memeriksa rasi, mengunjungi bulan. Bercengkerama di antara galaksi-galaksi.
Kau harus mau. Nanti kita intip bumi yang selalu sendu sebab iri pada kasih berdua.
Jangan kau bentak lagi aku dengan Da aku mah apa mu. Aku jadi ciut. Itu menolak eksistensimu.
Bila kau saja tidak tahu dirimu. Bagaimana mungkin aku : yang hanya sebagian dari jiwamu.

Kematian dalam pipa

Rabu, September 17, 2014 0 Comments A+ a-

Pagi-pagi aku bangun, tapi kesiangan
Aku beranjak berangkat hari sudah siang
Aku berjalan masuk ke jalan pipa
Aku bisa membayangkan kemudian bila aku mati di sini
aku tenang, sebab sudah khatam nasihat Bernoulli tentang pipa
namun aku tidak boleh berharap ujungnya wanita. tentu akan siapa
di bumiku pipa juga mengantar minum ke bumi tetangga

Padahal aku ingin pipaini mengantar aminnya doa
Mengapa sedikit yang menjaga dan memelihara pipa
Aku juga ingin jadi pipa yang mengantarmu padanya
Sayang, hari sudah sore. Aku belum sampai. matahari sudah senja. Aku mungkin salah jalan.
Kulihat ukiran dalam pipa : “Aku bicara tentang fluida, sementara kau adalah manusia”-Ben Rouli. “Kau bukan dia, apalagi dia bukan kau”.

Kalau hendak ke pipa : Jangan kesiangan. tambahku dengan air liur.

Ranting burung hantu

Rabu, September 17, 2014 0 Comments A+ a-

Itu adalah ranting, kataku
Bukan itu adalah sungai, katanya
Bukan itu adalah saraf, katamu
Kita bertiga saling ragu.
Buktinya itu : hinggap burung hantu, bentakmu
Nah itu tidak berdaunkan,  kataku
Bulan purnama tertusuk ranting pohon katanya
Lebih mirip saraf itu cabang-cabangnya
Burung hantu : setan menakuti otakmu
Sungai menghanyutkan segala, dirinya juga
Ranting tempat berniang inang, bertelur dan bersarang
Buat burung hantu katamu lagi.
Ranting mana yang membiarkan daunnya gugur, bukankah daun adalah gaun?
Bagi pohon yang hidup ?
Sungai mana yang menghanyutkan masa lalu tanyamu
Saraf mana yang buat kita menjadi berlain kubu? tanyaku
Ya dialah burung hantu. Yang hinggap diranting di sungai di saraf
Ya itulah ranting, itulah sungai, itulah saraf

Dan jangan lupa ada burung hantu.

Kemana Pendekar di Langit

Kamis, September 04, 2014 0 Comments A+ a-

Dimana tempat bertarung bagi pendekar sejati
Di kebun jati ? Atau di puncak bukit?
Dimana tempat berpuisi bagi pujangga
Di pentas lomba ? atau di atas meja?
Dimana tempat disana masa
Pendekar sejati tidak mengenal tempat
Pujangga tidak memilah masa
Pendekar ibarat pujangga pedangnya adalah kata
Pujangga laksana pendekar panahnya makna

yuk kawan

Kamis, September 04, 2014 0 Comments A+ a-

malam ini tidak gelap..
padahal siang tadi terang..
kata bu guru malam lawannya siang
aku mengangguk saja
padahal dalam hatiku tidak setuju
ada saat saat yang lama berganti yang baru
begitu pula luka.. 
berhala dulu dari roti, kemudian kayu dan batu
besok mungkin apel dan blackberry
esok mungkin kertas fotokopi
malam ini tidak terang
padahal siang tadi tidak gelap
kemarin mungkin masa lalu..
kalau sekarang adalah tengah malam sudah hari ini
atau sudah besok?
bisakah sekarang sudah besok?
bisa saja kalau kita sepakat..
daripada sepakat tentang itu .
mengapa kita sepakat saja berkawan, saling menerima perbedaan dan perdebatan
malam siang kurasa berkawan
tiada malam tanpa siang dan tiada keduanya tanpa gelap dan terang
lawan sudah tak perlu lagi
kecuali kita benar-benar ingin membasmi setan..
tapi bukankah setan itu bersemayam dalam hati manusia? bahkan kedalam darahnya?

Langit dan Malamnya

Rabu, September 03, 2014 0 Comments A+ a-

Malam ini aku lihat langit lagi
Ada apa disana aku tak mengerti
Bintang planet atau komet
Tak kukenali
Malam ini aku ingat lagi
Ada apa-apa dalam hati
Kemelut semrawut janji-janji
Pura-pura aku ingkari
Besok pagi mungkin aku ingat lagi
Tadi malam langit benci
Tak kusadari
Besok lagi mungkin kembali
Tanda-tanda dari langit harusnya sudah kupahami sejak malam kemarin
Bukan sekarang saat komet sudah jadi kemelud dan planet semrawut
Malam adalah masa yang singkat
Melihat langit harusnya melihat kedalam hati
Supaya saling mengenali menepati janji sampai hilang benci sampai bertaut hati

Bak langit dengan malamnya

ke

Selasa, September 02, 2014 0 Comments A+ a-

berjalanlah dari mata ke kaki dari kaki ke kaki ke bumi
berjalanlah dari mata ke hati ke nurani ke kami lagi
kasihkanlah sampai pagi sampai dini sampai tua hari
kasihkanlah sampai mati dan bangkit kembali
bacalah mari ucaplah kini 
lepaslah diri 

kelangit malam ini

Selasa, September 02, 2014 0 Comments A+ a-

Kuingin memandang langit malam ini.
Mungkin penuh bintang atau mungkin tidak
Memandang langit adalah melihat masa lalu
Kuingin tamasya ke masa lalu
Mungkin tak akan bisa karena ada bintang yang baru lahir
sementara baru sekarang baru bisa kulihat
Kuingin memandang dunia
Mungkin penuh kasih sayang atau mungkin tidak
Melihat dunia adalah melihat kedalam diri
Kuingin piknik ke dalam hati
Mudah-mudahan saja bisa
Aku harusnya membawa masker sebelum kesana, sebelum melihat
karena melihat tidak saja cukup
Kuingin melihat pikiran apa yang akan dia bayangkan tentang masa depan
tapi bayangan adalah masa lalu
kuingin menjadi pengendali masa, tapi tak mungkin, masa adalah dirinya sendiri
dan aku mau siap-siap
siapa tahu aku mendahuluinya