Gol Hadiah

Rabu, Juli 18, 2012 0 Comments A+ a-

“Anak-anak, JANGAN LUPA. PR-NYA DIKUMPULKAN BESOK DI MEJA IBU. PALING LAMA PUKUL SEBELAS. LEWAT DARI ITU, TIDAK AKAN IBU TERIMA.” Bu Rosa menutup pelajaran matematikanya hari ini.
“Ya Buuuuuuuuuuuuuuk” Jawab murid-murid serempak.
Murid kelas 2B berhamburan keluar. Mereka seperti baru saja lepas dari kandang singa. Pelajaran matematika memang pelajaran yang kurang diminati sebagian besar murid. Kata mereka, matematika itu singkatan dari makin ditelaah makin tidak karuan. Tidak terkecuali Alfa, Brader dan Darsa. Tiga anak laki-laki ini juga sama. Kadang mereka sering bergurau, “Kurang kerjaan apa Al-Khawarizmi dan Phytagoras menemukan rumus-rumus serumit ini” Padahal kalau mereka mau berpikir. Matematikalah salah satu ilmu yang paling dasar di bumi ini. Matematika adalah ratu dan pembantu segala ilmu.

Tulang Rusuk yang Tertukar

Rabu, Juli 18, 2012 1 Comments A+ a-

Adalah seorang gadis bernama Desi. Desi NN nama lengkapnya. Desi tamat dari Madrasah Aliyah setahun yang lalu. Sembilan belas umurnyasekarang. Ia sudah tumbuh menjadi gadis dewasa. Desi tidakmelanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi.Ia sebenarnya sudah sangat beruntung bisa sekolah sampai setingkat SMA. Mengapa? Jawabannya karena perempuan yang tamat SMA bisa dihitung dengan jari di kampungnya. Tradisi turun temurun yang dianut oleh orang sekampungmenjadi penyebab Desi dan gadis seusianya tidak lanjut sekolah. Entah karena apa. Anak perempuan tidak boleh sekolah tinggi-tinggi. Asal pandai membaca dan berhitung saja sudah cukup. Yang terpenting adalah pandai memasak dan mencuci. Kasar kata, kaum perempuan di kampung ini hanya terkungkung masalah dapur,sumur dan kasur saja. Barangkali leluhur kampung paranoid anak gadis mereka terdoktrin paham-paham sesat seperti liberalisme, feminimisme, hingga kesetaraan gender.Paham yang sering menyerang mereka-mereka yang mengaku kaum berpendidikan tinggi saat ini.Tunggu sebentar. Mungkinkah leluhur sudah memprediksi hal ini?Mungkin saja.
***

7 HariPenasaran Tigaperempat Mati

Rabu, Juli 11, 2012 0 Comments A+ a-


Berawal dari pertemuan itu, bukan, lebih tepatnya penemuan Nasar secara tidak sengaja di lantai tiga perpustakaan Chiba University. Penemuan yang mengantarkannya pada banyak cerita.
Di watarirouka sebelah timur, sekelompok mahasiswi baru saja selesai berdiskusi. Terlihat buku tebal "The Determiners of Behavior at a Choice Point" karangan Edward Chace Tolman dipelukan mereka.
Siapa sangka dari penemuan tak sengaja itulah kisah ini bermula.
***
Nasar membuka tab baru. Ia menyempatkan diriuntuk membuka situs web universitasnya, www.chiba-u.ac.jp. Siapa tahu ada info baru disana, ujarnya dalam hati.
Di headline tertera bahwa universitas akan turut serta dalam festival kebudayaan tingkat Asia. Pihak universitas akan mengirimkan delegasinya. Siapa lagi kalau bukan mahasiswa yang aktif di unit kegiatan ekstrakulikuler seni. Info itu tidaklah menarik bagi seorang Nasar, mahasiswa jurusan Fisika semester tiga. Ia lebih senang dengan berita bertema konversi energi, mesin carnot, dan sumber energi alternatif.

BALADA PIL PINTAR 119

Rabu, Juli 11, 2012 1 Comments A+ a-

BALADA PIL PINTAR 119

“Emir Tasaq Wanda”
“Furqon Wahyu”
“Latifah Aini”
“Putri Maharani”
“Salsabila Zaffaran”
“Sarja Winata”
“Sehat Nasution”
Suara Pak Tamrin terdengar sayup-sayup mengecek kehadiran muridnya satu persatu. Sesekali ia terlihat membetulkan posisi kacamata tuanya naik turun. Mungkin daftar nama itu sudah tak terlihat jelas lagi oleh pak guru berusia 54 tahun ini. Ditambah lagi bulir-bulir air yang sepersepuluh detik menghantam atap kelas sehingga menimbulkan bunyi berisik, menyebabkan Pak Tamrin harus memperlebar amplitudo suaranya agar terdengar oleh siswa. Namun bapak wali kelas ini tetap berwibawa dengan jaket kulit warna cokelat, yang dipakainya untuk menahan hembusan angin dingin dari ventilasi. Rupanya hujan tadi malam belum berakhir hingga pagi ini.
Iwin—siswa kelas XI IPA 1, terpaksa berangkat sekolah karena sang ayah sudah menatapnya dengan tatapan merah tembaga, sejak tadi pagi. Iwin adalah murid Pak Tamrin. Ia siswa yang terkenal di SMA-nya. Semua guru kenal dengannya, bahkan kepala sekolah dan petugas TU pun demikian. Namun Sarja Winata, alias Iwin, bukanlah siswa berprestasi. Iwin terkenal dengan cara yang berbeda dengan Furqon Wahyu sang ketua OSIS, Putri Maharani yang anak kesayangan guru, atau Sehat Nasution, kapten tim basket. Ia terkenal sebagai siswa termalas. Andai saja ada award kategori The Laziest Student, Iwin akan menang mutlak. Mengapa? Ia sudah berbelas-belas kali tidak mengerjakan PR Bu Imar, guru ekonomi yang terkenal galak di sekolahnya. Jika Bu Imar pernah memberi nilai nol di rapot seorang siswa tahun lalu, untuk Iwin barangkali nilai minus akan Bu Imar keluarkan.