Tantangan Untuk Berhijab

Minggu, November 29, 2009 0 Comments A+ a-

Tantangan Untuk Berhijab
Berhijab adalah kewajiban setiap muslimah. Sungguh sangat disayangkan, bila saat ini banyak di antara wanita muslimah yang meninggalkan kewajiban ini. Di antara mereka banyak yang lebih suka memakai pakaian yang menampakkan sebagian auratnya. Padahal, bila wanita membuka auratnya, akan banyak masalah dan kemaksiatan yang ditimbulkannya. Perkosaan, zina, perselingkuhan, bisa berawal dari pandangan lelaki terhadap wanita yang tampil di muka umum tanpa menutup auratnya secara syar’i.
Maha Benar Allah dan Rasul-Nya, yang telah mengabarkan bahwa wanita adalah fitnah terberat bagi lelaki. Karena itu, hendaknya setiap wanita muslimah menjaga diri dengan sebaik-baiknya, di antaranya dengan berbusana yang syar’i bila keluar rumah, serta menjaga pergaulan.

FATWA ULAMA
Pertanyaan:
Syekh Muhammad bin al-’Utsaimin ditanya: Saya adalah seorang pemudi yang bingung. Saya hidup pada keluarga yang banyak memiliki pemahaman yang menyimpang. Saya mengenakan hijab mendapatkan tantangan yang keras dan celaan dari keluarga sampai pada batas memukul. Mereka melarangku keluar rumah kalau tidak mau melepas hijab dan memakai pakaian panjang sedang wajahku terbuka. Apa yang harus aku lakukan, apakah aku harus meninggalkan rumah padahal di (luar) rumah banyak manusia-manusia jalang? Mohon tanggapannya.
Jawab:
Syekh Muhammad bin al-’Utsaimin menjawab:
Pertanyaan ini mencakup dua permasalahan:
Pertama, pergaulan para pemudi dan manusia sekarang yang sudah rusak (buruk). Baik karena bodoh terhadap kebenaran atau karena tidak mau menerima kebenaran pergaulan. Yang demikian itu adalah pergaulan liar karena tidak kenal dengan kebenaran. Hijab itu bukanlah sebuah aib dan bukan pula sebagai adab yang buruk. Bahkan manusia itu wajib melaksanakan aturan-aturan syariat.
Seandainya mereka tidak mengetahui bahwa hijab itu adalah wajib bagi kaum wanita, maka wajib diberitahu bahwa hijab itu wajib berdasarkan al-Quran dan al-Sunnah. Kalau mereka mengetahui tetapi merasa sombong maka itu merupakan musibah besar, sebagaimana yang dikatakan dalam sebuah perkataan:
Kalau engkau tidak mengetahui maka itu adalah musibah
Tetapi kalau engkau mengetahui maka musibahnya lebih besar.
Adapun masalah yang kedua kaitannya dengan pemudi. Kami katakan kepadanya bahwa ia wajib untuk bertakwa kepada Allah semampunya. Kalau memungkinkan baginya untuk mengenakan hijab tanpa sepengetahuan keluarga, hendaknya ia lakukan. Kalau keluarga itu memukulnya atau memaksa untuk melepaskannya maka tidak ada dosa baginya.
Firman Allah -subhanahu wa ta’alaa-,
مَن كَفَرَ بِاللهِ مِن بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلاَّ مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِاْلإِيمَانِ وَلَكِن مَّن شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِّنَ اللهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمُُ
“Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah beriman (ia mendapat kemurkaan dari Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya adzab yang besar.” (Al-Nahl:106)
Dan firman-Nya,
وَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ فِيمَآ أَخْطَأْتُم بِهِ وَلَكِن مَّاتَعَمَّدَتْ قُلُوبُكُمْ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
“Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Ahzab:5)
Tetapi Anda tetap harus bertakwa kepada Allah semampunya. Kalau keluarga tidak memahami kewajiban berhijab bagi wanita, maka kami katakan kepada mereka: Sesungguhnya yang wajib bagi seorang mukmin adalah tunduk kepada Allah dan Rasul-Nya baik ia memahami hikmah atas perintah ini ataupun tidak. Karena ketundukan itu sendiri sudah merupakan hikmah. Firman Allah -subhanahu wa ta’alaa-,
وَمَاكَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلاَمُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللهُ وَرَسُولَهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةَ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً مُّبِينًا
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguhlah ia telah tersesat, sesat yang nyata.” (Al-Ahzab:36)
Ini sebagaimana yang ditanyakan kepada Aisyah tentang mengapa orang yang haid wajib mengqadha shaum dan tidak wajib mengqadha shalat. Beliau berkata: Telah terjadi kepada kami yaitu pada masa Rasulullah–shalallohu ‘alaihi wa sallam-, “Kami diperintahkan untuk mengqadha puasa dan tidak diperintahkan mengqadha shalat.” Dan dijadikannya perintah ini sendiri adalah sebagai hikmah. Maka dari itu hikmah wanita berhijab adalah jelas karena menampakkan keelokan wanita adalah sebab datangnya fitnah. Kalau sudah terjadi fitnah maka akan terjadi kemaksiatan dan keburukan. Kalau sudah terjadi kemaksiatan dan keburukan itu merupakan pertanda akan terjadinya kehancuran.

Kamis,hari pulang massal,banyak kekecewaan Part I

Minggu, November 29, 2009 0 Comments A+ a-

Sore itu tepat pukul tiga lewat lima menit aku pergi ke rumah sakit umum ****** *******, aku berniat untuk mengecek kesehatanku yang dalam bahasa modernnya medical check-up, aku menyetop sebuah ojek dan kami pun menuju ke rumah sakit.
Malang nasibku yang kurang tahu masalah administrasi rumah sakit, ternyata rumah sakit tidak melayani urusan admin lagi hingga hari Senin 30 November, dengan kesal aku berpikir, apakah kesalahanku hari ini?? Mengapa rumah sakit ini tutup pada saat aku membutuhkannya??Kemudian aku bertanya kepada salah seorang pegawai yang sedang menandatangani beberapa berkas, aku mengetahui bahwa dia adalah pegawai rumah sakit sebab ia menandatangani pada box yang ada gelar M.Kes nya, "Pak, Apakah Rumah Sakit ini tidak lagi melayani medical check-up?? Bapak itu pun menjawab,"Rumah Sakit ini baru akan buka pada hari senin besok, barulah pada hari senin kamu bisa cek kesehatan..
Aku pun bertanya dimana aku bisa melakukan cek kesehatan, dan dia menyuruhku pergi ke tempat dr.****** di Bukit Surungan..di sana aku mendapati seorang kakek tua yang sedang membaca koran."Pak, dokter *****nya ada?? Ternyata dia menolak untuk memanggilkan dokter sebab ia sedang tidak bisa diganggu dan baru pulang dari padang,dan katanya jam prakteknya jam 17.00-dst, namun aku sedikit membana ke apak itu namun dia tetap menolak,akhirnya aku pulang,,.,.,.kesal aku

pulang massal

Kamis, November 26, 2009 0 Comments A+ a-

mari bersana puang massa

keep

Kamis, November 19, 2009 0 Comments A+ a-

keep leave,yang menderita setrilliun rasa

hari hari yang

Kamis, November 19, 2009 0 Comments A+ a-

telah lama hari,
ada hari,dekat dengan pintu-pintu keinginan

penuh impian,ingin harapan tak jarang

menggulai tapak panas yang terpanaskan mata,
menyirami pasir cemas dengan sebutir air sejuk,
mengharapkan perasaan itu bisa menenangkan mahoni tua,

jauh,disana,khayalan kahayalan itu berkeliaran
mencari bola-bola yang termenung,
buram,suram penuh kekosongan

kerusuhan

Kamis, November 19, 2009 0 Comments A+ a-

kerusuhan yang datang begitu tiba-tiba
mendetakkan lebih cepat adrenalin
menderai perasaan-perasaan yang tersekat sedikit
menjauhi nilai-nilai kebenaran

mengguncangkan pondasi kokoh ideologi
yang susah susah diperdebatkan

demi sesuatu yang belum pasti

demi yang akan terjadi,insayaallah

Aku masih tak bisa menghilangkannya

Minggu, November 15, 2009 0 Comments A+ a-

Aku masih tak bisa menghilangkannya....
dari ingatanku....
Sadar hatiku memang bergetar lebih cepat

Masiih

Minggu, November 15, 2009 0 Comments A+ a-

Masiih,terbersitkan
Akan terus mencoba
Help me,you you can
you had known it
but you still waiting
why sicK??

Masiih

Minggu, November 15, 2009 0 Comments A+ a-

Masiih,terbersitkan
Akanterus mencoba
Help me,u u can
You had known it,but
You still will waiting
Why?,Sick

Begitulah rasanya

Minggu, November 15, 2009 0 Comments A+ a-

Begitulah rasanya,kau telah
Merasakannya bukan??
Itulah sedikit dari
Bagaimana?Senangkah??

wawancara dengan "ketenangan" ft drama,

Minggu, November 08, 2009 0 Comments A+ a-

P: ketenangan, dimana beradanya engkau, mengapa orang-orang begitu jarang menemukanmu padahal kau kan tak susah tuk dicari, atau mungkin bisa jadi mereka yang menjauh darimu atau tidak mau mencarimu.

K:(diam saja)

P:ternyata benar(sambil mengangguk)

K:aku bersama mereka yang dekat kepada ALLAH SWT Rabb pencipta alam,

end

Hati Menemukan Kedamaian dengan Mengingat Allah

Minggu, November 08, 2009 0 Comments A+ a-

Hati Menemukan Kedamaian dengan
Mengingat Allah

HARUN YAHYA


Menurut penelitian oleh David B Larson dan timnya dari the American National Health Research Center [Pusat Penelitian Kesehatan Nasional Amerika], pembandingan antara orang Amerika yang taat dan yang tidak taat beragama telah menunjukkan hasil yang sangat mengejutkan. Sebagai contoh, dibandingkan mereka yang sedikit atau tidak memiliki keyakinan agama, orang yang taat beragama menderita penyakit jantung 60% lebih sedikit, tingkat bunuh diri 100% lebih rendah, menderita tekanan darah tinggi dengan tingkat yang jauh lebih rendah, dan angka perbandingan ini adalah 7:1 di antara para perokok. 1
Dalam sebuah pengkajian yang diterbitkan dalam International Journal of Psychiatry in Medicine, sebuah sumber ilmiah penting di dunia kedokteran, dilaporkan bahwa orang yang mengaku dirinya tidak berkeyakinan agama menjadi lebih sering sakit dan mempunyai masa hidup lebih pendek. Menurut hasil penelitian tersebut, mereka yang tidak beragama berpeluang dua kali lebih besar menderita penyakit usus-lambung daripada mereka yang beragama, dan tingkat kematian mereka akibat penyakit pernapasan 66% lebih tinggi daripada mereka yang beragama.
Para pakar psikologi yang sekuler cenderung merujuk angka-angka serupa sebagai "dampak kejiwaan". Ini berarti bahwa keyakinan agama meningkatkan semangat orang, dan hal ini berpengaruh baik pada kesehatan. Penjelasan ini mungkin sungguh beralasan, namun sebuah kesimpulan yang lebih mengejutkan muncul ketika orang-orang tersebut diperiksa. Keimanan kepada Allah jauh lebih kuat daripada pengaruh kejiwaan apa pun. Penelitian yang mencakup banyak segi tentang hubungan antara keyakinan agama dan kesehatan jasmani yang dilakukan oleh Dr. Herbert Benson dari Fakultas Kedokteran Harvard telah menghasilkan kesimpulan yang mencengangkan di bidang ini. Walaupun bukan seorang yang beragama, Dr. Benson telah menyimpulkan bahwa ibadah dan keimanan kepada Allah memiliki lebih banyak pengaruh baik pada kesehatan manusia daripada keimanan kepada apa pun yang lain. Benson menyatakan, dia telah menyimpulkan bahwa tidak ada keimanan yang dapat memberikan banyak kedamaian jiwa sebagaimana keimanan kepada Allah. 2
Apa yang mendasari adanya hubungan antara keimanan dan jiwa raga manusia ini? Kesimpulan yang dicapai oleh sang peneliti sekuler Benson adalah, dalam kata-katanya sendiri, bahwa jasmani dan ruhani manusia telah dikendalikan untuk percaya kepada Allah. 3
Kenyataan ini, yang oleh dunia kedokteran pelan-pelan telah mulai diterima, adalah sebuah rahasia yang dinyatakan dalam Al Qur'an dengan kalimat ini "...Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar Ra’d, 13:28). Alasan mengapa orang-orang yang beriman kepada Allah, yang berdoa dan berharap kepada-Nya, lebih sehat secara ruhani dan jasmani adalah karena mereka berperilaku sesuai dengan tujuan penciptaan mereka. Filsafat dan sistem yang tidak selaras dengan penciptaan manusia selalu mengarah pada penderitaan dan ketidakbahagiaan.
Kedokteran modern sekarang sedang mengarah menuju pemahaman tentang kebenaran ini. Seperti kata Patrick Glynn: "Penelitian ilmiah di bidang psikologi selama lebih dari 24 tahun silam telah menunjukkan bahwa, ... keyakinan agama adalah satu di antara sejumlah kaitan paling serasi dari keseluruhan kesehatan jiwa dan kebahagiaan." 4

________________________________________
1. Patrick Glynn, God: The Evidence, The Reconciliation of Faith and Reason in a Postsecular World (California: Prima Publishing: 1997), 80-81.
2. Herbert Benson, and Mark Stark, Timeless Healing (New York: Simon & Schuster: 1996), 203.
3. Ibid., 193.
4. Glynn, God: The Evidence, The Reconciliation of Faith and Reason in a Postsecular World, 60-61.

BETWEEN BELIEF AND WORSHIP

Minggu, November 08, 2009 0 Comments A+ a-

BETWEEN BELIEF AND WORSHIP

By Amin Ahsan Islahi Muslim Indian Scholar

One of the most common misconceptions of our times is the assumption that one's affirmation of certain beliefs suffices for deliverance. It is done at the expense of neglecting and disregarding good deeds and morals. This misconception was initially restricted to certain sects. However, it has now crept into the whole body of believers so that it is hard to condemn it.


Notwithstanding its popularity, we must affirm that this misconception runs counter to the teachings of the Qur'an and the Prophet's Sunnah. In almost every instance of exhorting man to believe, the Qur'an asks at the same time that he should do good deeds. It is therefore evident that both are intertwined. It is expected of every believer to do good deeds. For example,


(The believers are only those whose hearts quake with awe when Allah is mentioned, and when His revelations are rehearsed to them, it increases their faith and they put their trust in their Lord, who establish prayer and who spend of what We have provided them. These are they who are the true believers.) (Al-Anfal 8:2-4)


The Qur'an likens iman to a fruit-bearing tree with its roots deeply embedded and branches spreading out, and bearing fruit in all seasons:


(Do you not see how Allah sets forth a parable? – a good word like a good tree, its roots firmly fixed, and its branches reaching the heavens: giving its fruit at all times by the command of its Lord.) (Ibrahim: 14:24-25)


The "good tree" in the above passage obviously stands for iman. Its roots being deeply embedded signifies the faith penetrating deeply in the human nature. In other words, it is not something superficial without roots, or something that may be uprooted easily. In sharp contrast to it is unbelief that does not have any firm basis (Ibrahim 14:26). Faith is like a strong tree that is not brought down by storms. Moreover, it yields fruit in all seasons. Its outspread branches provide shade and refuge to everyone. The allusion here is to the blessings accruing from the pious life of a believer. Those in contact with him also derive many benefits from him. These benefits are manifest in practical life and bear out his faith. It helps the believer to attain exaltation and elevation, as is declared by Allah: (To Him mount up goodly words and the righteous work exalts them) (Fatir 35:10). We learn from this verse that goodly words ascend—it is their nature—but they need support, which is provided by good deeds. Taken in this sense, faith may be compared to a vine that blooms as it gains some support—without support it cannot grow well, if at all.

Going by the above analogy, it may be held that true faith is contingent upon total obedience to the Prophet (peace and blessings be upon him). One's conduct should provide abundant evidence for one's faith. If one's claim to faith is not substantiated by one's emulation of the Prophet's model, one does not possess faith. It goes without saying that one who cannot prove one's faith by this evidence cannot be taken as a believer.

The Qur'an points out

(But no, by your Lord, they shall not really believe until they have made you (the Prophet) the judge of what is disputed among them and then find no demur in their hearts against what you have decreed and they submit with full submission.) (An-Nisaa' 4:65)


The verse just quoted is addressed to the hypocrites who made a show of embracing Islam, as they were overawed by its fast-growing strength. However, they maintained close ties with the Jews in and around Madinah and still enjoyed some limited political power, as the Islamic state had not yet been fully established. These hypocrites, therefore, moved their cases to Jewish courts rather than to the Prophet (peace and blessings be upon him), in the hope that by resorting to bribery and other unfair means they would be able to influence the court and secure judgment in their favor. The Qur'an declares that this practice of theirs is contrary to their claim to faith. For faith demands that they take the Prophet (peace and blessings be upon him) as the supreme ruler and abide by his decision. If they fail to do so, their claim to faith cannot be accepted. The Qur'an brings home this point elsewhere thus:


(The faithful are those only who believe in Allah and His Messenger and have not doubted thereafter, and have striven hard with their riches and their lives in the cause of Allah. Such are the sincere ones.) (Al- Hujurat 49:15)


* Excerpted with some modifications from Tazkiyah: The Islamic Path of Self-Development. Courtesy of The Islamic Foundation.
Amin Ahsan Islahi (1904-1997) was one of the leading scholars of the Indian sub-continent. He compiled a nine-volume commentary on the Qur'an and authored a number of books. His eloquent speeches and writings on da`wah (Islamic calling), the Islamic state, and many other topics have inspired generations of young Muslims.

Senin, November 02, 2009 0 Comments A+ a-

Puisi-puisi Kahlil Gibran Tentang Waktu, Cinta dan Persahabatan

Senin, November 02, 2009 0 Comments A+ a-

Puisi-puisi Kahlil Gibran Tentang Waktu, Cinta dan Persahabatan

WAKTU
Dan jika engkau bertanya, bagaimanakah tentang Waktu?….
Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur.
Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim.
Suatu ketika kau ingin membuat sebatang sungai, diatas bantarannya kau akan duduk dan menyaksikan alirannya.
Namun keabadian di dalam dirimu adalah kesadaran akan kehidupan nan abadi,
Dan mengetahui bahwa kemarin hanyalah kenangan hari ini dan esok hari adalah harapan.

Dan bahwa yang bernyanyi dan merenung dari dalam jiwa, senantiasa menghuni ruang semesta yang menaburkan bintang di angkasa.
Setiap di antara kalian yang tidak merasa bahwa daya mencintainya tiada batasnya?
Dan siapa pula yang tidak merasa bahwa cinta sejati, walau tiada batas, tercakup di dalam inti dirinya, dan tiada bergerak dari pikiran cinta ke pikiran cinta, pun bukan dari tindakan kasih ke tindakan kasih yang lain?
Dan bukanlah sang waktu sebagaimana cinta, tiada terbagi dan tiada kenal ruang?Tapi jika di dalam pikiranmu haru mengukur waktu ke dalam musim, biarkanlah tiap musim merangkum semua musim yang lain,Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan.


PERSAHABATAN
Dan jika berkata, berkatalah kepada aku tentang kebenaran persahabatan?..Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mesti terpenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau panen dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Karena kau menghampirinya saat hati lapa dan mencarinya saat jiwa butuh kedamaian.Bila dia bicara, mengungkapkan pikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “ya”.
Dan bilamana ia diam, hatimu tiada ‘kan henti mencoba merangkum bahasa hatinya; karena tanpa ungkapan kata, dalam rangkuman persahabatan, segala pikiran, hasrat, dan keinginan terlahirkan bersama dengan sukacita yang utuh, pun tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, janganlah berduka cita; Karena yang paling kaukasihi dalam dirinya, mungkin lebih cemerlang dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya ruh kejiwaan. Karena kasih yang masih menyisakan pamrih, di luar jangkauan misterinya, bukanlah kasih, tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenal pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu hingga kau senantiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria berbagi kebahagiaan.
Karena dalam titik-titik kecil embun pagi, hati manusia menemukan fajar jati dan gairah segar kehidupan.

CINTA
AKU bicara perihal Cinta????…
Apabila cinta memberi isyarat kepadamu, ikutilah dia,
Walau jalannya sukar dan curam.
Dan pabila sayapnva memelukmu menyerahlah kepadanya.
Walau pedang tersembunyi di antara ujung-ujung sayapnya bisa melukaimu.
Dan kalau dia bicara padamu percayalah padanya.
Walau suaranya bisa membuyarkan mimpi-mimpimu bagai angin utara mengobrak-abrik taman.
Karena sebagaimana cinta memahkotai engkau, demikian pula dia
kan menyalibmu.
Sebagaimana dia ada untuk pertumbuhanmu, demikian pula dia ada untuk pemanakasanmu.
Sebagaimana dia mendaki kepuncakmu dan membelai mesra ranting-rantingmu nan paling lembut yang bergetar dalam cahaya matahari.
Demikian pula dia akan menghunjam ke akarmu dan mengguncang-guncangnya di dalam cengkeraman mereka kepada kami.
Laksana ikatan-ikatan dia menghimpun engkau pada dirinya sendiri.
Dia menebah engkau hingga engkau telanjang.
Dia mengetam engkau demi membebaskan engkau dari kulit arimu.
Dia menggosok-gosokkan engkau sampai putih bersih.
Dia merembas engkau hingga kau menjadi liar;
Dan kemudian dia mengangkat engkau ke api sucinya.
Sehingga engkau bisa menjadi roti suci untuk pesta kudus Tuhan.
Semua ini akan ditunaikan padamu oleh Sang Cinta, supaya bisa kaupahami rahasia hatimu, dan di dalam pemahaman dia menjadi sekeping hati Kehidupan.
Namun pabila dalam ketakutanmu kau hanya akan mencari kedamaian dan kenikmatan cinta.Maka lebih baiklah bagimu kalau kaututupi ketelanjanganmu dan menyingkir dari lantai-penebah cinta.
Memasuki dunia tanpa musim tempat kaudapat tertawa, tapi tak seluruh gelak tawamu, dan menangis, tapi tak sehabis semua airmatamu.
Cinta tak memberikan apa-apa kecuali dirinya sendiri dan tiada mengambil apa pun kecuali dari dirinya sendiri.
Cinta tiada memiliki, pun tiada ingin dimiliki; Karena cinta telah cukup bagi cinta.
Pabila kau mencintai kau takkan berkata, “Tuhan ada di dalam hatiku,” tapi sebaliknya, “Aku berada di dalam hati Tuhan”.
Dan jangan mengira kaudapat mengarahkan jalannya Cinta, sebab cinta, pabila dia menilaimu memang pantas, mengarahkan jalanmu.
Cinta tak menginginkan yang lain kecuali memenuhi dirinya. Namun pabila kau mencintai dan terpaksa memiliki berbagai keinginan, biarlah ini menjadi aneka keinginanmu: Meluluhkan diri dan mengalir bagaikan kali, yang menyanyikan melodinya bagai sang malam.
Mengenali penderitaan dari kelembutan yang begitu jauh.
Merasa dilukai akibat pemahamanmu sendiri tenung cinta;
Dan meneteskan darah dengan ikhlas dan gembira.
Terjaga di kala fajar dengan hati seringan awan dan mensyukuri hari haru penuh cahaya kasih;
Istirah di kala siang dan merenungkan kegembiraan cinta yang meluap-luap;Kembali ke rumah di kala senja dengan rasa syukur;
Dan lalu tertidur dengan doa bagi kekasih di dalam hatimu dan sebuah gita puji pada bibirmu.

Guru

Minggu, November 01, 2009 0 Comments A+ a-

Guru Kreatif. Creative Teacher
Siswa sebagai subyek pembelajaran. Learning empowers students.
Teknologi tidak akan pernah menggantikan posisi guru

Tetapi, guru yang mampu menggunakan teknologi dengan efektif untuk membantu memfasilitasi siswanya hingga bisa terhubung dan bekerjasama di dunia maya dengan orang lain, akan menggantikan guru yang tidak bisa.

HIDUP GURU !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Wahai Guru-guru

Minggu, November 01, 2009 0 Comments A+ a-

Pak, Buk Guru
Do'akan aku
Agar aku bisa
Bisa menempuh ini
Pak, Buk,
Kaulah guruku
Yang terbaik
Kutinggalkan dahulu sekarang ini
Aku masih akan teringat dan mengingat,
Selalu usaha,nasehat,jasa dan perjuanganmu pengorbananmu

Minggu,17.44,31/10/09

Minggu, November 01, 2009 0 Comments A+ a-

17.44 ini,

Subuh yang terlalu,
Kabut putih dan angin rendah,
Menambah kesendirianku di bangunan Belanda ini
Birunya cat-cat tembok tua terhalangi putihnya kabut subuh
Kokohnya kamar-kamar dan sal-sal itu tersamarkan sepinya jiwa

Sekitar 10-an jam lalu
Ini dan aku
Mulai mengecap kesenyapan

Terdengar jelas suara mereka yang,
Gembira setiap Minggu subuh hari
Anak-anak yang belum berdosa.

Terbayangkan olehku dan pikiranku,
Perasaan mereka yang telah kembali,
Kerunahnya sementara,
Menjelang esok tak sedikit kesepianku

Ingin Mengapa !!

Minggu, November 01, 2009 0 Comments A+ a-

Ketika aku telah mengalami bermacam-macam perasaan,mulai dari yang biasa hingga yang luar biasa.Aku pun merasakan hal-hal rumit.Ketika nilai-nilai di dalam otak ku saling berperang memilih jalan yang sempurna.
Organ-organ dalam sistem syarafku memberontak hatiku yang terlalu mengekang kmampuan dan keadilanku.
Beberapa telah kucoba dengan ber pendekatan.
Namun,tak lebih dari penyesalan yang terkesankan padaku.
Aku akan memilih jalan tengah yang tidak memihak diantara mereka.Aku tak boleh egois.
Masa itu menantiku untuk menjemputnya tepat,pada waktunya.
Kami akan mencobanya bersama waktu.
Mereka jauh berharap padaku,aku harus bisa,.BIsa
BERSAMA ALLAH SWT AKAN KURAIH.

Menjalang UH Math..22.26