[Resensi Buku] Novel Animal Farm

Kamis, April 09, 2015 0 Comments A+ a-

Resensi Buku Novel Animal Farm
 
Judul Buku                         : Animal Farm
Pengarang                         : George Orwell
Penerjemah                       : Bakdi Soemanto
Penerbit                            : PT Bentang Pustaka
Tahun                               : Cetakan Pertama, Januari 2015
Tebal                                : iv + 144 hlm ; 20,5 cm
Harga                               : Rp27.200

Sinopsis

Novel ini bercerita tentang Peternakan Manor milik Pak Jones yang ternaknya ingin merdeka dari penindasan oleh Pak Jones dan karyawannya. Alur cerita diawali dengan mimpi aneh si Babi Tua alias Major alias Willingdon si Cantik. Ia merasa akan pergi sehingga tidak akan berjumpa dalam beberapa bulan ke depan. Sebelum kematiannya si Major Tua menyampaikan hasil perenungannya selama hidup di kandang.  Dimulai dengan pertanyaan apa sih sifat kehidupan kita? Hidup yang sengsara, penuh kerja keras, dan singkat. Intinya adalah hidup seekor binatang yang supersengsara dan penuh perbudakan dan begitulah kenyataannya. Padahal tanah air Inggris subur, iklimnya bagus dan mampu menghasilkan makanan jauh lebih banyak daripada jumlah binatang yang ada.

Tetapi mengapa binatang tidak bahagia? Mengapa mereka hidup dengan sengsara? Sebab semua hasil kerja para binatang dirampok oleh bangsa manusia. Major berkata bahwa manusia adalah musuh binatang yang sesungguhnya.


Mayor memberikan pemahaman baru kepada para binatang di peternakan Manor bahwa para binatang harus merapatkan persaudaraan dalam perjuangan. Semua manusia adalah musuh dan semua binatang adalah kamerad. Apapun yang berjalan dengan dua kaki adalah musuh dan apapun yang berjalan dengan empat kaki adalah sahabat. Kaki dua musuh, kaki empat kamerad. Major pun menceritakan mimpinya bahwa Manusia sudah punah di bumi. Lalu mengajarkan sebuah lagu semacam mars yang kemudian dihafal dan diikuti oleh seluruh binatang.

Singkat cerita kemudian si Mayor meninggal. Pesan-pesan mayor tentang manusia dicerna. Sifat yang hanya mementingkan diri sendiri tidak boleh ditiru oleh binatang, manusia yang dapat saling menyakiti dan membunuh, tidak boleh ditiru. Pidato itu menjadi sebuah pandangan hidup baru bagi para binatang di peternakan Manor.

Dua ekor babi bernama Snowball dan Napoleon mulai mengorganisasi pemberontakan terhadap manusia. Bukan tanpa alasan Snowball dan Napoleon mendapatkan tugas itu. Babi secara umum dikenal sebagai binatang golongan paling cerdas dan mereka berdua adalah yang unggul diantaranya.

Beberapa selang waktu, pemberontakan pun dilakukan. Binatang dari peternakan Manor melawan dominasi manusia. Terjadi pertempuran sengit. Manusia kalang kabut karena heran, binatang yang tidak biasanya melawan, menyerang meraka. Maka terusirlah Pak Jones dan karyawannya dari Peternakan Manor. Kemudian nama peternakan diganti menjadi Peternakan Binatang oleh para binatang itu sendiri.

Binatang pun mulai mandiri dalam mengatur kehidupan mereka.  Snowball dan Napoleon menjadi pahlawan dalam pemberontakan. Untuk melanjutkan peternakan dibuatlah aturan-aturan utama. Tujuh peraturan pokok. Saripatinya yaitu semua binatang adalah setara. Binatang menentang atribut yang sudah dibuat manusia misalkan minum-minuman keras, tidur di ranjang, memakai pita yang merupakan lambang perbudakan dan lain-lain.

Dalam perkembangannya, muncul beberapa konflik yang menguji stabilitas peternakan. Snowball dianggap sebagai pengkhianat oleh Napoleon. Hak-hak khusus yang diperoleh binatang babi atas izin Napoleon. Selain itu tujuh aturan kemudian diperas menjadi satu, dan berkembang menjadi : "SEMUA BINATANG SETARA, TETAPI BEBERAPA BINATANG LEBIH SETARA DARIPADA YANG LAINNNYA".

Menurut situs wikipedia, novel ini merupakan alegori satir keadaan di Kekaisaran Rusia dan Uni Soviet. Tokoh-tokoh di dalam cerita ini sebagian besar didasarkan pada tokoh-tokoh atau institusi perlembagaan di Rusia dan Uni Soviet. Para tokoh ini bisa dikategorikan menjadi : "babi", "manusia", "kuda", dan "binatang-binatang lain".

Babi

Babi digambarkan sebagai hewan yang paling cerdas di antara hewan-hewan di Peternakan Binatang. Mereka mampu membaca, belajar hal-hal baru, dan cepat beradaptasi.

Mayor Tua - tokoh protagonis cerita. Beliau merupakan perwujudan sosok Karl Marx dan Lenin.

Napoleon - tokoh antagonis cerita ini. Ia kejam dan egois. Napoleon menindas binatang-binatang lain demi dirinya sendiri dan merebut semua kekuasaan di Peternakan Binatang. Ia mengusir rivalnya Snowball. Napoleon adalah pengibaratan dari Josef Stalin. Selain itu namanya juga diambil dari Napoleon Bonaparte, seorang tokoh diktator Negara Perancis.

Snowball - tokoh protagonis. Ia sebenarnya pandai dan simpatik. Namun ia kalah dalam perebutan kekuasaan di Peternakan Binatang dan dibuang. Ia digambarkan dari tokoh Lev Trotsky.

Squealer - juru bicara Napoleon yang pandai memelintir fakta dan menipu para binatang lainnya. Ia merupakan gambaran dari koran pemerintah Uni Soviet, Pravda yang memuluskan kebijakan pemerintah kepada rakyat Uni Soviet.

Manusia

Manusia digambarkan sebagai makhluk yang jahat, yang selalu menyiksa para binatang.

Pak Jones - pemilik awal Peternakan Manor. Ia melambangkan Tsar Nikolas II yang inkompeten dan tidak bisa mengatur pertanian.

Pak Frederick - pemilik sebuah pertanian tetangga. Ia melambangkan Adolf Hitler yang memimpin Nazi Jerman.

Pak Pilkington - melambangkan pemimpin-pemimpin negara adidaya Barat seperti Presiden Amerika Serikat dan Perdana Menteri Inggris yang oleh penulis dianggap munafik.

Kuda

Kuda digambarkan sebagai binatang yang tidak begitu cerdas. Ketiga kuda protagonis melambangkan ketiga kelas sosial.

Boxer - pekerja keras di Peternakan Hewan. Namun ia hanya diperas oleh Napoleon saja. Nasibnya tragis, setelah ia tua dan sakit-sakitan ia dijual oleh Napoleon kepada seorang tukang jagal untuk disembelih. Ia melambangkan kelas bawah, yaitu para pekerja / kaum proletariat di Uni Soviet. Kepatuhannya yang membabi-buta berujung kepada kerugian mereka sendiri dan keuntungan para pemimpin

Clover - kuda betina pasangan Boxer. Ia melambangkan kelas menengah, yaitu para pelajar yang bersimpati kepada para pekerja.

Mollie - kuda betina muda yang gemar bersolek dan makan makanan yang enak, namun setelah revolusi berlangsung, ia melarikan diri ke peternakan tetangganya. Ia melambangkan kelas atas, yaitu kaum borjuis dan bangsawan yang dimanjakan oleh sang Tsar. Setelah Revolusi Rusia, mereka melarikan diri ke negara-negara Barat.

Klimaks pertama yang terlalu cepat di pertengahan cerita sebenarnya agak mengganjal dalam hati saya (Saat para binatang berhasil mengambil alih peternakan). Namun ternyata bukan pada bentrok langsung dengan manusialah hal yang ditekankan penulis George Orwell. Justru pada seluruh perjalanan panjang kehidupan para binatang. Mulai dari rencana pemberontakan, perang pemberontakan dan pasca pemberontakan itu sendiri. Intinya perjalanan dan dinamika hidup.

Ide yang cerdas tentang pembalikan nilai, binatang yang mempunyai sikap layaknya manusia yang manusiawi merupakan senjata keunggulan novel ini. Alur cerita yang sederhana dan teratur, karakter masing-masing tokoh yang unik dan beberapa diantaranya lucu menjadi daya tarik novel. Kemudian gaya penceritaan yang tidak monoton serta pesan yang dibungkus tidak terlalu telanjang semakin menambah gairah untuk melahapnya sampai habis.

Secara umum dapat saya katakan bahwa ini adalah novel yang bagus untuk dibaca siapapun dari kelompok umur berapapun. Baik oleh anak-anak, remaja, orang dewasa, siswa TK, SD, SMP, SMA dan mahasiswa. Bahkan dosen fakultas filsafat pun menurut saya akan cocok dengan novel ini. Animal Farm adalah novel semua umat yang memberikan sentilan kepada kemanusian melalui sudut pandang binatang. Tentu saja kemampuan refleksi masing-masing dan pengalaman hidup pembaca akan mempengaruhi kenikmatan dan apresiasi terhadapnya.

Menurut saya, Animal Farm merupakan karya cerdas dari George Orwell tentang dinamika kehidupan. Proses pencarian kebebasan kemudian perjuangan memperolehnya. Dalam perkembangan di komunitas sosial terbentuklah sebentuk kuasa dan kekuasaan. Dua hal ini dapat berujung pada bentuk-bentuk tertentu seperti : otoritarian, demokrasi dan segala macamnya. Bila kuasa terlalu besar rentan terjadi kerusakan. Seperti kata seorang pemikir Inggris, Lord Acton: Power tends to corrupt and Absolute power corrupt absolutely.

Saya tidak punya kesimpulan selain merekomendasikan novel ini kepada pembaca. Ini adalah secuplik dari kompleksitas kehidupan yang penuh kejadian-kejadian absurd. Ketika kita ingin memaknainya, namun alangkah sia-sianya, barangkali kehidupan ini sebenarnya tidak sanggup memberikan makna yang kita inginkan atau mungkin kita yang tidak mampu menerima makna itu sendiri. Daripada berdebat soal itu, berilah makna bagi kehidupan masing-masing, termasuk untuk mempercayai ketidakbermaknaan kehidupan. Akhirnya, percayai saja apa yang ingin kau imani, jalani dan nikmati tanggungjawab sebagai reaksi atas itu. Hidup harus hidup.