Bahasan surat bagian I dan II

Minggu, Agustus 28, 2011 0 Comments A+ a-

     Bagaimana pendapat sahabat setelah membaca kedua surat dalam posting sebelumnya? Ketika dua orang saling menjalankan amanat, namun berbeda dalam pelaksanaannya, padahal guru mereka menyampaikan hal yang sama. Namun ternyata mereka berbeda pendapat dalam menjalankannya. Disinilah letak uniknya manusia. Berbeda dengan komputer dan mesin, manusia punya kebebasan untuk memilih makna dengan input atau masukan yang sama, karena manusia diiberi akal dan nafsu, dan komputer dan mesin tidak punya akal dan nafsu ini. Manusia diberikan kebebasan untuk memilih makna namun, ingat manusia tidak bebas dalam menentukan konsekuensi dalam memilih, pilihan atas makna  tersebut. Setiap pilihan telah punya konsekuensi masing-masing.

     Dan mengenai kata fanatik yang ada pada postingan tersebut apa sih? Ya kita bebas memilih makna.

    Dan sebenarnya pengertian fanatik tersebut jelas berbeda tiap masing-masing orang, tapi menurut saya, fanatik itu adalah membela tanpa dasar dan membabi buta, tanpa tahu apa sebenarnya yang terjadi dan hanya ikut membela dengan sistem babi buta. dan di luar sana ada orang yang mengartikan kefanatikan itu identik dengan para pecinta dan pemebela islam, bahkan, orang yang melaksanakan amar ma'ruf dan nahi munkar akan dicap sebagai  kaum fanatik sementara para budak nafsu dunia tidak. Bisa jadi 10 tahuun mendatang orang orang yang melaksanankan shalat subuh berjamaah ke masjid akan dikatakan fanatik, orang-orang yang menegakkan sunnah, dan syariat Islam di cap fanatik, orang yang sholat tepat waktu itu fanatik dan akhirnya dapat berujung bahwa Islam itu fanatik, lalu jika demikian,Bagaimana dengan para generasi sahabat? Usman bin Affan , Ali bin Abu Thalib, Abu Bakr As-Shiddiq? Berarti mereka lebih fanatik lagikah? Apalagi namanya Super fanatik? Siapa guru mereka? Rasulullah SAW. Tentu jawabannya tidak, fanatik bukanlah seperti yang ada dalam wilayah prasangka negatif sebagian masyarakat ini, justru orang yang sembarangan menuduh seseorang yang fanatik,itulah orang yang fanatik, fanatik untuk menuduh orang lain, tanpa dasar yang jelas. Jadi kita harus dapat membedakan antara sholeh dengan fanatik, antara mencintai Allah dan Rasul dengan fanatik, dan membedakan antara Islam dan fanatisme, fanatik, fanatik.


Jadi semoga kita lebih objektif dalam menilai, untuk itu ilmu kita harus lebih dalam agar tidak tersesat di jalan yang serbaneka ini.
Islam itu indah, tidak seperti yang dimanifestasikan oleh Imam Samudera, Ali Imron, Mukhlas dkk, mereka telah menyalah artikan Jihad itu, sehingga Islamophobia dan Jihadphobia merebak di seantero negeri ini, dan menodai perjuangan Dakwah umat Islam yang lainnya, jihad bukan berarti harus jihad qital(membunuh) tetapi Jihad akbar itu adalah Jihadun Nafs, jihad melawan diri sendiri, melawan nafsu.
Marilah kita bersama-sama menjadi Muslim dan muslimah yang kaffah, yang benar-benar Islam yang menjadi rahmatan lil 'alamin.