Cerpen Salah Paham

Sabtu, Februari 11, 2012 2 Comments A+ a-

Senin itu berlalu seperti biasanya, mulai dari upacara bendera yang biasa di halaman sekolah, proses belajar mengajar seperti biasa dan pulang sekolah jalan kaki seperti biasa.
Andi menghempaskan tubuhnya di kasur big foam yang berukuran seperti biasa itu. Kasur yang telah menemaninya menjelajah alam mimpi bebebrapa tahun terakhir ini. Terlihat lambang klub sepakbola asal Inggris itu sudah mulai memudar, lafaz we will never walk alone-nya masih dapat terbaca meski agak membutuhkan penalaran kata karena font-nya yang sudah termakan usia.
Andi hari ini ternyata melaksanakan shaum sunnah, seperti yang Rasulullah lakukan berbelas abad yang lalu. Andi menarik nafasnya panjang , terasa udara fresh mengalir melewati tenggorokannya, terbagi dua di bronkus dan  melesat menuju alveolus-alveolus parunya. Mekanisme biologis dan kimia serta fisika sempurna yang memang telah Allah atur tanpa kita do’akan, tapi masih saja banyak yang tidak mensyukurinya.
***

“Hayya ‘alassholah”, kalimat ini membagunkan Andi dari tidur siangnya. Ternyata waktu ashar sudah masuk. Ia langsung bergegas mengambil air wudhu dan mendirikan shalat ashar 4 rakaat. Seusai shalat ia berdoa untuk keselamatan kedua orang tuanya, keselamatannya dan kemudahan mereka memperoleh rezki yang barokah dan kesehatan serta ditutup dengan doa sapu jagat, rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qina adzabannar. Ia juga tidak lupa membaca kitab suci al quran yang tidak ada keraguan padanya itu.
Hari sudah mendekati maghrib. Matahari atau the sun akan segera meninggalkan dunia timur beberapa jam untuk menerangi belahan dunia bagian barat. Andi bergegas mandi.
***
“Di, sudah adzan tuh, ini ibu sudah letakkan di meja makan kolang kaling kesukaanmu, cepat mandinya, bukankah menyegerakan berbuka itu sunnah? Kata Bu Tono,orang tua Andi.  Akhir-akhir ini keluarga Andi menjadi berubah, lebih agamis, ini mungkin ada kaitannya salah dengan Andi masuk organisasi keislaman di SMA nya, dan ia menyarankan kedua orang tuanya ikut pengajian, hasilnya Bu Tono ikut majelis ta’lim di kompleks perumahan mereka, sebulan lalu  majelis ini tampil di stasiun televisi swasta di acara majelis talim ibu-ibu, yang di narasumberi oleh seorang Mamah, saya lupa namanya. Barangkali sahabat tahu?
“Ayahmu pulang sesudah isya katanya, ia ikut ifthar jama’i (sebutan untuk buka puasa bersama) dan dilanjutkan dengan taujih (sejenis dengan tausyiah, ceramah agama).” Ok Bu !!” jawab andi singkat.
Andi menyantap kolang kaling merah manis, begitu ia menamainya, sejak kecil ia menyukai masakan ini.
***
“Assalamu’alaikum” terdengar suara bass khas Pak Tono sambil mengetuk pintu kayu rumah itu. “Wa’alaikumsalam”, jawab Andi seraya membuka pintu. “Ibumu mana” tanya Ayahnya.” Di dalam Yah, sedang menonton Tabligh Muda dai Pilihan. “O, baiklah.”
“Tadi Ayah ikut pengajian di kantor, ustadznya enak sekali, pembawaannya bagus, tidak kaku dan tidak pula terlalu humoris. Materinya juga menarik, ternyata masih banyak yang masih belum kita ketahui dalam agama ini”. “Setuju yah !!!”
***

“Ada apa Di? Mengapa gerangan dikau bermenung ? Ada masalah kau ? Kalau ada jangan kau tanggung sendiri-lah, ceritakanlah kepadaku, barangkali bisa aku bantu”,sambar Komar dengan logat Bataknya.
“Nggak”, jawab Andi ketus,”Ooo, terlihat dari guratan wajahmu tidak demikian sobat, engkau punya masalah sepertinya, pembuluh darah di wajahmu telah diperintahkan otakmu untuk merespon maslahamu, jangan-lah kau segan-segan kita kan sudah berteman sejak lama, sejak PAUD bahkan kan? Dulu kita pernah dikejar anjing kau ingat kan? Kau sempat menangis-nangis, sementara aku cuma ketawa karena ternyata anjingnya diikat, jadi anjing itu tidak bisa menjangkau kita”,mencoba membujuk, tetapi Andi tidak bergeming. Ia diam saja. Usaha Komar sepertinya tidak membuahkan hasil.
***
Akhir-akhir ini memang terjadi perubahan dalam diri Andi, ia sering melamun, menyendiri ,dan ya sejenisnya lah. Padahal tidak kurang dari tiga bulan lagi ujian nasional SMA akan segera dilaksanakan, SNMPTN pun demikian , sebuah agenda rutinitas tahunan yang dilaksanakan oleh Kementrian Pendidikan Nasioanal, eh sudah diganti Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan di negara ini, menentukan kelulusan SMA dengan hanya beberapa jam tes, proses pendidikan 3 tahun ditentukan oleh 50 atau 40 soal dalam satu atau dua jam aneh bukan?haha
***
Andi sepertinya punya masalah. Tetapi ia tidak mau menceritakan masalah itu pada siapa pun, tidak pada orang tuanya, tidak juga pada  sahabat dekatnya Komar. Semakin hari Andi semakin introvert, ia sering ditegur guru di kelas  karena melamun saat jam pelajaran, kelas pun juga merasa aneh dengan perilaku Andi akhir-akhir ini. Tidak terkecuali Theresia, wanita yang cukup aktif dikelas ini merasa ada ‘sesuatu’ pada Andi.
***
Pada jam istirahat Theresia menemui Komar, ia tahu kalau langsung bertanya kepada Andi ia tidak akan mendapatkan jawaban. “ Kom, lu tau gak, ada apa dengan Andi ?”
”Memangnya mengapa? “jawab komar spontan.
”Ah tidakkah kau tahu Andi itu sepertinya punya masalah, masak kau teman dekatnya tidak tahu?, timpal Theresia menirukan logat Batak Komar.”
 “Sebelumnya jangan-lah kau tiru-tiru itu logat, nanti Aku tersinggung”.
“Oh gak, aku gak bermaksud gitu, biar komunikasinya lancar aja gitu”.
“ Kemarin aku sudah bertanya itu pada Andi tapi dia cuma diam, dia tidak mau cerita”.
”kalau gitu mau gak gabung sama aku menyelidiki kasus ini?”, dengan eskpresi seorang detektif, Theresia memang terobsesi dengan detektif, inspirasinya adalah seorang tokoh kartun negeri Sasa, Sakura dan Samurai yang meminum pil APTX 4869 yang membuat tubuhnya mengecil.
“OK, sip, sekarang kita adalah tim untuk menyelidiki  apa yang terjadi pada Andi.”
“Nanti akan ku sms  apa poin yang harus kita selidiki, kalau kubicarakan disini takutnya ada yang menyadap pembicaraan kita.”
 “Hahaha ad-ada saja kau Theresia, mana mungkin lah, kau terlalu banyak nonton film detektif sepertinya”.
 “Terserah” ,Theresia berbalik dan meninggalkan Komar.
Tidak lama kemudian berbunyilah dering hp komar “Ada SMS” dengan dialek khas doraemon di seperti episode pembuka filmnya.
Isi sms nya gak usah di share di sini yah. Ini rahasia intelijen untuk menyelidiki kasus murungnya Andi.
***
“Gimana udah selesai?”
“Udah, ternyata analisis mu ada benarnya, mp3-list-nya ,diary-nya, status fb-nya sudah aku periksa dan lain-lain mengarah kepada informasi ini.”
Ternyata dalam intelijen membobol privasi adalah hal yang diperbolehkan.

“Oke rapat kita ditutup dengan keputusan  masalahnya adalah seperti hipotesis awal. Tapi, siapa ya objeknya?”
“Nanti kita akan selidiki lebih lanjut siapa orangnya,sip?”
“Ok”
***
“Ternyata dia orangnya, gimana ni?”
“Wajar saja-lah Shalika itu kan orangnya anggun, cantik, rapi,sopan, baik,rajin, pintar, ramah, suka senyum, suka menabung lagi. Kau iri begitu?” Kata komar.
“Ah tidaklah tukas Theresia, atau kau suka juga pada Shalika?
.Suasana diam.
***
Senin itu tidak seperti biasanya lagi, Andi tidak ikut upacara bendera. Iia bersembunyi di kelas. Untung saja PKS ( Petugas Keamanan Sekolah) tidak  menyergapnya. Kalau tidak ia bisa dihukum membersihkan WC sekolah.
Proses belajar mengajar juga tidak seperti biasanya. Andi minta izin kepada guru untuk pulang duluan karena mengaku ada obat yang harus ia minum. Guru pun mengizinkan Andi.
Sepulang sekolah, Andi berdiri di gang depan rumah Shalika, sepertinya akan ada sesuatu yang terjadi.
Apakah itu? Mari kita simak

“Assalamu’alaikum “.
“Wa’alaikumsalam ada apa gerangan Di?,jawab Shalika sopan.
“Begini,begini, aaa,eeee,” Andi  berusaha mengenyahkan groinya.
“Ada apa?”
“Saya ingin melamar kamu?”
“Saya ingin menikah denganmu”
“Saya tidak ingin pacaran seperti yang dilakukan orang2 seusia kita.”
“Spontan Shalika menangis”,dia terkejut, tidak pernah terlintas dipikirannnya akan terjadi percakapan ini, Andi lagi. Ia seketika berlari menuju rumah bercat putih dan berkandang bambu itu.
***
Bu Hasan dan Pak Hasan pun terkejut juga melihat anak gadisnya menangis sepulang sekolah, ia khawatir ada apa-apa dengan Shalika. Shalika mengunci pintu kamarnya dari dalam. Ia masih shock dengan kejadian di gang tadi. Poster hello kitty di pintu kamar itu menyaksikan Shalika yang sedang menangis.
Akhirnya dengan kepiawaian Bu Hasan dan Pak Hasan membujuk anak kesayangannya itu, Shalika membukakan pintu dan mau menceritakan hal siang tadi, penyebab ia menangis.
“Begini saja Shalika, sekarang engkau telepon Andi, katakan padanya bahwa Ayah mau bertemu dengannnya, sebagai lelaki sejati tentu ia harus berani. Menemui orang tua shalika yang ingin ia pinang.”
Shalika adalah anak baik dan penurut, ia menelpon Andi, dan terjadilah komunikasi satu arah, begini, “Kata ayahku, kamu, jika adalah seorang lelaki datang-lah kerumah sekarang,  ia ingin bicara denganmu”.Tuut tuut tuuut belum sempat andi berkomentar, telpon sudah Shalika tutup.
***
Andi kemudian bersiap, bersiap, bersiap, ia menyiapkan alasan kata, kata, fisik, apa yang akan Pak Hasan dan Bu Hasan perlakukan padanya. Ia tidak dapat memprediksi karena ia belum berguru pada Deddy Corbuzier dan Ki JokoBodo yang oramg percayai bisa memprediksi.
Ia tetap tidak mau menceritakan hal itu pada orang tuanya.
“Mau kemana Di?,tanya ibunya. “ Ke rumah Komar Bu mau bikin PR Matematika.”
“Hati-hati ya, jadilah lelaki sejati” , kata ibunya.
Hati andi berdegup kencang, apa yang akan ia alami? Apakah benar benar rencananya menikahi Shalika adalah sesuatu yang benar atau salah? Ia mulai ragu.
Ia juga mulai curiga dengan ucapan ibunya terakhir saat hendak berangkat.
Jadi lelaki sejati,apa hubungannya dengan PR Matematika?
Ahh, itu hanya prasangkaku saja, mana mungkin ibu tahu?ujarnya dalam hati
Uhhhh......
***
“Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikum salam.”
Kemudian terjadilah pembicaraan empat mata antara Andi dengan ayah Shalika. Pembicaraan itu tidak bisa kita ceritakan disini.
Biarlah itu menjadi misteri.hehehe
Seusai pertemuan dengan ayah Shalika itu, kehidupan Andi menjadi seperti biasa, ya seperti biasa, normal kembali, bukan, bukan karena ia menikahi Shalika, ia tidak menikah, ia masih kelas 3 SMA, mereka juga tidak pacaran dan tidak tunangan.
Telisik punya telisik ternyata Andi dikompori oleh mentornya(kakak kelasnya) untuk menikah sebagai solusi untuk tidak pacaran. Hati-hati para mentor.
Jadilah Andi yang masih labil demikian, untunglah ada orangtua-orangtua bijak bijak menanggapi hal ini.
Beruntung juga ada Komar dan Theresia yang merekam secara rahasia video di depan gang itu dan sigap menceritakannya pada orang tua Shalika dan Andi, dan mengajak kedua belah pihak untuk  bekerjasama menyelesaikan kasus ini. 
Sebelum Andi bertemu dengan Pak Hasan, ternyata telah terjadi komunikasi, kesepakatan dan  deal strategi, untuk membawa Andi kepada jalan yang benar antara Pak Hasan, Bu Hasan, Pak Tono dan Bu Tono.  Barangkali itu yang namanya Konspirasi Kebaikan.Andi telah normal kembali, fokusnya pada pelajaran pulih.
“Kasus selesai, kasus di tutup” kata Theresia dan Komar.

2 comments

Write comments
nae_dina:55
AUTHOR
17 Februari 2012 pukul 09.35 delete

ini pengalaman pribadikah????

Reply
avatar
asra10
AUTHOR
21 Februari 2012 pukul 00.04 delete

sama sekali tidak saudari nae, haha

Reply
avatar