Ngigau 1 : Story of Color

Kamis, Mei 09, 2013 0 Comments A+ a-


Ada cerita tentang warna.
Bukan mitos ataupun legenda. Setiap hari mengikutinya. Bukan dalam pelajaran matematika, logika apalagi bahasa.

Ada cerita tentang warna.
Yang indah dan memesona. Yang kuat dan lemah lembut. Yang ada dan tidak dianggap.
Ada cerita tentang warna. Maukah kau mendengarkannya.
Simak baik-baik. Sebaik hati menjalani kehidupan.

Suatu hari Tuhan menciptakan warna.
Dialah yang pertama : putih.
Untuk pasangannya Tuhan ciptakan hitam.
Hitam dan putih awalnya adalah satu. Seperti empat negara dalam legenda.
Hitam adalah tenang kuat dan berwibawa.
Putih adalah lembut indah dan bersahaja

Suatu hari entah kenapa.

Putih berjalan di dalam kaca, prisma namanya. Sampai ia melihat dirinya terbagi tujuh.
Merah Jingga Kuning dan lainnya.
Putih sadar. Dia bukanlah dirinya. Dia hanya gabungan dari warna lainnya. Ia temukan dirinya sebenarnya.
Ia bercerita kepada hitam. Hitam yang wibawa entah kenapa murka. Mengetahui putih bukanlah yang sebenarnya.

Apa disangka tak bisa diterka. Seperti jalan hidup manusia.
Warna akan selalu menemukan pasangannya. Warna mungkin hanya frekuensi tertangkap mata. Tapi warna sudah menunjukkan betapa kuasa yang Maha Esa.

Bukankah warna punya identitasnya? Ia juga akan selalu terima disanding dengan warna lain. Meskipun terkadang, mata tak setuju melihatnya. Cerita tentang warna memang kurang menarik. Dibandingkan kisah cinta dalam kehidupan.
Apa artinya warna bagi kehidupan? Yang jelas. Warna juga seperti kehidupan, kombinasinya membuat enak mata. Mengespresikan kehidupan.
Ingatkah kita kepada lampu merah? Tempat anjal dan pengamen mengais rejeki?
Ingatkah kita bendera kuning? Tanda ada orang meniggal?
Ingatkah kita kepada warna pink di kertas diary remaja kasmaran?
Ingatkah kita merah?Darah yang merembes ketika kita luka?
Ingatkah kita hitam? Langit malam yang kelam
Ingatkah kita oranye senja? Di ufuk barat.
Warna akan selalu menghiasi kehidupan. Kehidupan akan selalu penuh warna. Meskipun tidak selalu mengenakkan mata. Karena mata juga bukan sudut pandang kehidupan yang hakikat.
Selama ada kehidupan, warna akan menjadi analogi yang seksi untuk diperbandingkan.
Ada cerita tentang warna yang belum selesai.
Karena memang selesai itu bukanlah kenyataan.