Traumatikal : Puisi Esai

Rabu, Mei 08, 2013 0 Comments A+ a-



Malam ini aku berangkat lagi
Menuju lapagan gasibu dengan uang sepuluh ribu
Ku kayuh scorpion si belalang tempur
Main catur lagi menang lagi
Semoga
Kuparkir sepeda di sebelah utara, tidak lupa ku kunci
Sedikit keliling aku mencar Pak Tedi
Ketika bertemu aku bertanya Pak : adakah problem baru?
Wah ini yang sudah dibuka kuncinya semua. Jawabnya dingin.
OK...
Aku berbalik. Mencari pak Catur lain’
Tidak sampai lima menit bertemu lah teka teki lainnya.
Sekali main . kalah
Dua kali menang.
Mau ketiga kali. Di banned oleh pak catur. Aku kesal kenapa tidak boleh main.
Kuajar teman sebelah langkahnya.
Dia paham. Langkah yang tepat.
Dia menggerakkan. Baru langkah pertama, pak catur menjatuhkan rajanya, menyerah.
Aku pergi. Dia menghampiri. Dia mengancam. Dia bilang “saya orang sini jangan main-main. Kamu kan sudah saya larang. Kamu mau menghancurkan, apa? mau mengacau?”
Saya diam tunduk-tunduk.
Saya pulang, di tengah lampu merah saya sms Pak Tedi tentang kejadian tersebut.
Pak Tedi bilang, ”Jangan takut ada saya. Dia memang orangnya ngeselin. Suka marah dan banyak yang tidak suka sama dia. Main catur itu bukan masalah menang atau kalah, kalau mau main, main aja.”
Ah aku pun lega....