Aku dan Annalisaku

Senin, Juni 09, 2014 4 Comments A+ a-



Subuh masih sejam lagi. Aku sedang asyik mendaki menuju puncak. Bersama 'Dan' ku dengan enam dawainya. Aku ingin mengintip matahari bangun pagi yang membuat pagi jadi ada dan hari jadi indah. Aku teruskan berjalan diatas kaki yang menginjak bumi yang berputar kencang.

Alhamdulillah akhirnya aku bangun pagi juga. Aku yakin kaulah Ann salah satu penyebabnya. Setelah hampir dua ke belakang April dan Mei aku tidak bangun tidur pada pagi hari. Meski demikan aku tetap merasakan pagi. Tetapi bukan setelah tidur melainkan ketika hendak tidur.


Ann, aku sudah siap. Aku sudah mandi air panas yang kujerang diatas kompor quantum sebelumnya. Gelembung-gelembung didih air itu memantulkan senyum-senyummu dua hari yang lalu saat aku mengajakmu bertemu.

Subuh itu aku semangat sekali berjalan ke puncak bukit. Dengan sebuah senter jadul sebagai kompas, aku riang akan mencipta kenangan. Untuk kau ketahui Ann, senter yang kupakai ini adalah senter klasik tahun 90-an. Ini sering dipakai pemuda gagah berani saat meronda di kampung-kampung dulu.

Gitar kusandang dengan tasnya dibelakang.

Aku berharap janjimu akan kau tepati. Janji untuk melihat sunset bersama ditemani hawa dingin dan embun pagi.

Aku sudah mainkan gitar ini sudah sejak lama. Aku cuma menunggu momen-momen itu : Saat imajinasiku bermain menggunakan kecerdasannya. Sudah hampir pukul empat, aku harus cepat cepat, takut terlambat.

Lima belas menit kemudian aku sudah diatas bukit. Aku duduk di atas batu hitam itu. Kuletakkan senter di sebelahku dan kukeluarkan gitar. Aku rasa sebentar lagi kau akan datang. O iya. Aku hampir lupa Ann, aku menyalakan lilin yang sebelumnya memang sudah aku siapkan.

Kuperiksa lagi stem-an 'Dan'. Apakah masih standar atau sudah sumbang. Ternyata masih. Kucoba beberapa kali memetik sebagai langkah pemanasan, agar nanti ketika kau dengarkan aku sempurna.

Ann kau tahu tidak ? Aku pernah menceritakan kisah gitar ini kepada Hans. Tiga bulan aku menabung bersedikit-sedikit, berhemat-hemat supaya dapat mendapatkan 'Dan'.

Aku mau nanti lagu yang kumainkan untukmu Ann laguku sendiri dari gitar sendiri. Meskipun pada akhirnya pun ternyata aku dan 'Dan' bernyanyi untuk diriku sendiri.

Matahari sebentar lagi akan muncul, namun kau belum juga datang. Kalau aku punya kekuatan untuk menunda kedatangannya tentu aku sudah dari dulu. Menunda pertemuanku dengan kau, supaya kisah ini berbeda ujungnya. Aku mulai khawatir akan diriku yang mulai dihinggapi perasaan takut. Aku dirundung ketakutan akan sepi dan sendiri. Padahal aku sudah ada di atas bukit bersama 'Dan' lilin dan diriku sendiri. Disini seharusnya aku bisa menyaksikan hari dimulai. Dengan pagi yang menyapa separuh makhluk bumi. 

Ya harusnya aku bisa berbahagia dengan hangatnya cahaya matahari. Meskipun belum bisa menembus gelapnya hatiku tapi aku yakin matahari ini adalah pertanda bahwa kau memang tidak akan datang. Tahukah kau Ann aku ingin meneteskan air mata ketika itu. Kepalaku sudah bergetar karena darahku sudah naik kesana. Darahku ini tidak marah apalagi kesal namun ingin menahan air mataku agar tidak mengotori embun pagi di sekitarku. 

Bukankah cinta harusnya setulus dan sebening embun pagi?

Ya itu kata para pujangga.

Dan aku usahakan mengamini mereka. Kunyanyikan satu satu lirikku. Aku yakin meskipun kau tidak mendengar, tetapi perasaanku akan lepas padamu

Pertemuan terakhirku denganmu dua hari yang lalu kau bilang.”.....”

Aku kelihatan bodoh dihadapan diriku sendiri. Ann sepertinya kau tidak banyak sepaham apalagi setuju denganku. Aku menyukai bukit kau tidak. Padahal kataku bukit itu tempat kita bisa menyaksikan keindahan. Aku menyukai matahari terbit kau tidak. Kau bilang disana dingin dan penuh goda kantuk. 

Aku menyukaimu tapi kau sepertinya tidak. Padahal aku tulus sebening embun pagi di atas bukit.

Aku terus bernyanyi sampai sedihku bercampur dengan pagiku yang seharusnya gembira dan hangat.

Kalau kita mencintai setulus embun 
Apa yang harus ditakutkan
Kalau memang sebening embun
Tiada tempat buat ragu dan kembali
Embun tiada ragu dia dingin sejuk  dan  suci
 Menemani daun rumput dan bumi
Sampai pagi mati sampai ke hati

4 comments

Write comments
Unknown
AUTHOR
27 Juni 2014 pukul 07.13 delete

sra... mau tanya nih.. tau tidak cara daftarin blogg ke google adsense? katanya bisa dapat uang? benar nggak?

Reply
avatar
asra10
AUTHOR
28 Juni 2014 pukul 01.43 delete

maaf. gak ngerti. coba tanya gugel aja

Reply
avatar