Aku dan Abang : Sepeda Sore

Selasa, Juni 24, 2014 2 Comments A+ a-

Bang penemuan terbaru dari ilmuan Jepang. Air kelapa bisa digunakan sebagai bahan pengganti bensin pada sepeda motor. Masih belum banyak publikasinya karena ilmuan tersebut diancam oleh pengusaha minyak untuk dibunuh karena bisa membuat bangkrut perusahaannya.
Kemudian mengapa kau tau? Bagaimana caranya?
Aku dapat dari situs rahasia di internet. Begini Bang kalau bensin habis. Air kelapa itu kita minum saja kemudian kita akan mendapat cukup energi untuk mendorong motornya. Motor akan berjalan

Waktu itu aku masih kelas 2 SD. Abangku kelas 2 SMP. Aku selalu rindu kisah-kisahku dengannya. Dia yang dulu, aku yang dulu. Sehabis subuh maraton. Istilah kami atau jogging kalau istilahku sekarang. Kami selalu berlari berdua dari jembatan gantung ke jembatan air bayang. Sesekali abang akan menyuruhku dulun dan dia akan berlari kencang menyusulku  sambil mengucapan Semangat ! semangat anak muda !.  Kadang-kadang dia juga mendahuluiku agar dia terlihat sebagai abang yang kuat, menurutku. Dia memang abang yang kuat. Tapi sekuat-kuatnya dia aku pernah juga melihat dia menangis. Waktu itu aku tidak berani menanyakan halnya sampai sekarang.

Dulu pada bulan puasa sehabis sahur, kami berdua hampir bertengkar karena berebut giliran main sudoku di hp abang. Mungkin waktu itu dia kesal karena aku memang selalu ingin menang sendiri. Tapi karena kerendahan hatinya dia berani mengalah sambil tertawa kecil.

“Bang, Nanti sore sepedaan lagi yuk !”

“Boleh tapi kamu yang bonceng abang ya ! Puasa hari ini agaknya melawan ya. Haus. Nggak biasanya.”

“Ye. Kalau mau kuat,kayak aku saja Bang. Setengah hari. Adzan Dzhuhur langsung allahumma laka sumtu. Abang kan tahu kalau kakiku belum sampai”. Aku selalu punya alasan untuknya.

“No problem. Nanti tetap abang yang dayung tapi kamu yang tekan paha abang ya. Biar gerak.”

“Trus nanti kalau mesinnya rusak kamu yang dorong ya” Abang memberi syarat lagi.

“Aman” jawabku mengajungkan jempol mungilku ke arahnya.

Hari itu hari sabtu. Besok hari libur karena minggu. Senin juga libur karena waktu aku masih kelas 2 SD, pemerintah meliburkan sekolah saat bulan Ramadhan. Barangkali alasannya adalah supaya yang beribadah bisa lebih khusyuk. Atau bisa jadi juga supaya tidak banyak yang tidur di kelas.

Adzan asar berkumandang. Abang mengajakku ke musholla untuk menunaikan shalat berjamaah. Sementara itu aku yang sedang asik main kelereng dengan kawan-kawan komplek. Waktu itu aku hanya bilang Lagi asik Bang tanpa menoleh padanya. Namun karena kulihat dia masih berdiri didepanku memandangi dengan wajah serius. Aku jadi risih dan akhirnya mengajak kawan-kawanku yang lain sholat ke musholla.

Itulah hebatnya abang. Dia punya aura setidaknya yang bisa kurasakan sendiri sementara kawan-kawanku tidak. Aku juga adik yang hebat karena bisa melihat itu.

“Bang. Habis solat kita main sepeda ya. Kan abang sudah janji tadi subuh.”

“Gimana kalo habis solat aja” abangku menjawab dengan tanya.

“Iya. Bang. Iya. Habis solat asar kita sepedaan ke jembatan air balam.”

“Menurut abang kita sepedaan habis solat asar aja ya Win, ke jembatan air balam tapi.”

“HUUUH’ aku menatapnya geram.

Kemudian abang mencubit pipiku dan kami tertawa lepas.

“Ayo ! Buruan nanti kita jadi masbuq”. Abang mempercepat langkahnya. Meninggalkan aku yang melangkah pelan-pelan sambil menendang-nendang kerikil. “Bang, Dukung dakak. Aku memelas manja. “Sini”. Abangku tanpa penolakan membungkuk. Kemudian aku memanjat punggungnya. “Kayak adik monyet aja minta digendong” sahut abangku

“Ia adiknya monyet” balasku sambil cekikikan.

Setelah selesai solat asar. Kami bergegas ke rumah untuk mengambil sepeda. Asal kalian tahu saja. Sepeda ini adalah sepeda yang biasanya perempuan pakai di iklan-iklan sepeda. Merk nya United warnanya merah.Maksudku ini adalah sepeda untuk perempuan. Setangnya berbentuk huruf U dan rangkanya berbentuk setengah parabola terbalik. Di bagian depan ada keranjangnya, dibagian belakang ada kursi untuk goncengan. Biasanya abangku akan duduk di belakang dan mendayung sepeda. 

Sementara aku duduk di depan dan memegang setang sebagai pegangan hanya sebagai pegangan. Kalau yang menyetir tetap abang. Sesekali bila abang letih, dia akan menyuruhku menekan pahanya ke bawah supaya kakinya bisa bergerak mendayung. Padahal aku tahu dia tidak lelah hanya iseng saja. Aku  pun akan semangat supaya sepeda melaju kencang lagi. Pernah juga suatu ketika dia memintaku mendorong sepeda. Katanya bensinnya habis. Maksudnya tenaganya habis. Kemudian tanpa demo aku akan segera turun dari sadel dan mendorong. Sepeda pun akan mulai melaju dan segera disuruhnya aku berlari supaya bisa naik. Karena kalau tidak, kata Abang aku bisa ketinggalan. Nah begitulah ceritaku dengan abangku. Naik sepeda.

Akhir-akhir ini aku dapat kata bijak kata orang bijak itu hidup itu seperti naik sepeda. Kita harus tetap mengayuh agar seimbang dan tidak jatuh. Yang kuperoleh dari abangku : Kalau kita tidak sanggup mengayuh minta tolong saja ke adik untuk mendorong sepedanya.

Abangku selalu tahu cara membuatku selalu rindu padanya. Bila suatu saat nanti kami harus berpisah. Aku akan menangis karena aku tahu mungkin tangisanku akan membuatku lega dan selalu ingat padanya.


Bandung 24 Juni 2014. Menunggu laga Uruguay VS Italia

2 comments

Write comments
24 Juni 2014 pukul 22.25 delete

sra, buat cerita panjang, kw cocok jadi penulis

Reply
avatar
asra10
AUTHOR
25 Juni 2014 pukul 10.34 delete

Makasih Bim. Hehe, Cerita Panjang Nopel maksutnya Bim? ada niat aku. tapi ya sekil sama ide belum kaut ini. Hehe

Reply
avatar