Jumat 27 Maret 2015 : Main catur, makan indomie, ngopi dan menulis diari

Minggu, Maret 29, 2015 0 Comments A+ a-

27 Maret 2015

Kiriman dari Uni

Aku menerima kiriman, dalam pengertian sebenarnya kakakku mentransfer uang 300ribu ke rekeningku. Segera kukirim nominal yang sudah disebutkan oleh Dea. Kukirimkan ke rekening Ayu yang sebelumnya sudah di sms kan Dea nomornya.
Setelah selesai, eits maaf lupa sebelum aku ke atm, aku bertemu dengan Farhan, teman sekosanku dulu saat tingkat satu, TPB. Sekarang dia sudah pindah dan kami pun mengobrol singkat, saling bertanya kabar dan kemudian dia pulang dan aku ke atm.


Bersantai menikmati sore di Sekre Tiben

Bakda ATM, aku ke tiben, bertemu dengan Yudki, mahasiswa S2 jurusan Aeronautika 2013.  Dia S1 angkatan 2009, Yudki alias Pater Yudki, Choirul, dan Bang Tarjo. Choirul yang waktu itu sedang asik dengan laptop Dell miliknya dan headset putih yang dicolok kedalam telinganya. Kuintip Choirul sedang mendengarkan video dari situs youtube, sebuah grup band metal progressive dari Jepang. Ketik kutanya sedang mengapa? “Ibadah” katanya. Beberapa menit kemudian, aku mengajaknya untuk melanjutkan permainan catur kemarin malam saat sebelum diskusi kajian kafe tiben dimulai. Tadi malam itu, aku di bantai Choirul 6.5 – 0.5. Dari 7 game yang kami mainkan, aku hanya bisa seri sekali, dan sisanya dia memenangkannya. Aku jadi penasaran dengan permainan catur Choirul, sekaligus menimba ilmu dari orang hebat, pikirku. Game pertama sore itu berakhir  draw dengan aku memegang buah hitam. Ending gajah pion dan raja.


Sementara itu sekitar lima atau enam game sisanya aku kalah. Setelah kami bercakap-cakap ternyata Choirul ini pernah juara I tingkat nasional kategori SMP. Waw, jawara.

Kupesan mie rebus Odin dan kopi untuk kami berdua. Hitung-hitung sebagai pengganti waktu yang dia habiskan bermain denganku.

Ternyata main catur bisa menyebabkan lapar.

Tak lama kemudian, entah karena kehendak siapa, aku bercerita kepada Bang Tarjo, tentang aku yang suka kepada perempuan yang sudah mempunyai pacar. Bang Tarjo bilang, aku harus mengikuti kehendak ini bila memang diriku ingin serius dengannya. Dalam artian jika aku hanya ingin pacaran saja, maka lebih baik cari yang lain. Tetapi kalau punya niat baik, ingin menikahinya, tempel saja terus, kejar, usaha agar selalu dekat.

Aku pun sebenarnya tidak terlalu mengerti kehendak diriku sendiri. Yang jelas kemudian aku akan selalu terbayang wajah anggunnya, indah pikirannya, cerdas kata-katanya. Saat dia pernah berbicara disampingku itu. Aku meneguk kopi susu Odin yang sudah terhidang. Agar nikmatnya tidak segera lepas.


Menulis diary di LS

Ketika Suhu Kukuh bertanya sedang menulis puisikah aku? Tidak ini semacam diary, kataku. Aku bermimpi sedih beberapa hari terakhir ini, mulai dari jatuh dari pesawat kemudian meninggal dunia, mimpi mati tanpa sebab yang jelas, mimpi dioperasi karena mengidap penyakit usus buntu.

Lalu aku mengambil kesimpulan, ini mungkin mengingatkanku, supaya selalu menjalani kehidupan dengan asik dan syukur serta menuliskan kenangan-kenangannya siapa tahu umurku tidak panjang

Tidak ada cinta yang mudah, kata bang Tarjo, justru disitulah keindahannya.